Stigma terhadap penderita kusta masih mengakar di masyarakat. Salah satunya bahwa penyakit kusta adalah penyakit kutukan. Sampai saat ini Indonesia masih menduduki posisi ketiga dengan jumlah penderita kusta tertinggi di dunia. Penyakit kusta bukan penyakit ringan, karena bisa menyebabkan disabilitas. Ternyata memang masih ada masalah dalam penanganan penyakit kusta di Indonesia. Ditambah lagi penyakit kusta ini mudah menular kalau tidak cepat ditangani.
Oleh karena itu sangat penting diadakan sosialisasi dan edukasi kusta sebagaimana yang dilakukan oleh NLR. NRL Indonesia baru saja mengadakan roadshow sosialisasi dan edukasi kusta di Tegal. Apa saja yang dihasilkan dari kegiatan tersebut? Ruang Publik KBR menghadirkan dua narasumber yaitu Kapt Inf Shokib Setiadi, Pasiter Kodim 0712/Tegal dan Elly Novita, S.KM, MM.
Sosialisasi dan Edukasi Kusta
Kapt Shokib menjelaskan kegiatan sosialiasi dan edukasi ini merupakan salah satu kegiatan yang luar biasa, karena dalam pelaksanaannya dikemas dalam metode yang berbeda. Para peserta pun jadi lebih tertarik mengikutinya. Jajaran Babinsa pun menjadi lebih mengerti dan paham bahwa masyarakat harus mendapatkan edukasi mengenai penyakit kusta agar tidak ada lagi stigma terhadap penderita kusta.
Sedangkan narasumber yang kedua adalah Ibu Elly Novita, S.KM, MM, Wakil Ketua Pakja 4, TP PKK Kab Tegal mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangatlah menyenangkan. Acaranya diadakan dengan senam bersama lalu pemberian informasi mengenai penyakit kusta. Ternyata masyarakat bisa berperan untuk mencegah penyakit kusta dan bagaimana membantu menangani penderita kusta.
Pemerintah tidak mungkin melakukan sosialisasi dan edukasi ini sendirian, sehingga dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat. Tingkat kesadaran masyarakat sangat perlu ditingkatkan. Edukasi dan sosialisasi penyakit kusta itu telah membuka mata masyarakat bahwa penyakit kusta bukanlah kutukan. Para penderita perlu didampingi agar semangat sembuh dan tidak menularkan lagi.
Berkat adanya edukasi dan sosialisasi penyakit kusta ini dapat menambah pengetahuan untuk mencegah dan mengobati penyakit kusta. Salah satunya bahwa penyakit kusta itu tidak langsung menular melainkan melalui kontak yang berlangsung lama. Sehingga kita tidak boleh takut kalau bertemu dengan penderita kusta. Selain itu juga ada jaminan kesehatan bagi penderita kusta mengenai pengobatan gratis, sehingga para penderita kusta tidak perlu lagi takut berobat.
Ibu-ibu PKK ini menjadi ujung tombak sosialisasi dan edukasi penyakit kusta karena berhubungan langsung dengan masyarakat. Sedangkan Babinsa selalu berada di tengah masyarakat dan melakukan pendampingan terhadap nakes untuk melakukan edukasi mengenai penyakit, salah satunya penyakit kusta.
Babinsa mengajak dan mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti sosialisasi dan edukasi penyakit kusta. Menurut Bu Elly, keterlibatan pamong desa secara formal sangatlah penting. Dibutuhkan dukungan dari pemerintah desa untuk mendukung kegiatan ini, karena belum semua desa itu peduli terhadap penanganan kusta. Penyakit kusta belum sepenuhnya diperhatikan oleh pemerintah desa.
Masyarakat masih sangat awam terhadap penanganan kusta, sehingga kegiatan ini sangatlah penting. Kegiatan edukasi kusta di Slawi Tegal ini dihadiri oleh banyak orang. Itu berarti kegiatan ini sangat disukai oleh masyarakat. Pada saat sesi tanya jawab pun, baanyak yang antusias bertanya.
Penyakit kusta bukan karena kutukan, keturunan, dan makanan. Kalaupun ada satu keluarga yang kena, itu karena mereka berinteraksi dengan penderita yang belum sembuh. Jika ada bercak seperti panu yang tidak gatal, maka harus diwaspadai bahwa itu kusta. Penyakit kulit lainnya seperti panu akan terasa gatal, sedangkan penyakit kusta tidak gatal (mati rasa).
Bila ada anggota masyarakat yang terkena kusta, harus segera lapor ke puskesmas setempat agar segera ditindaklanjuti. Kita harus saling mengedukasi. Anggota keluarga yang serumah dengan penderita kusta harus diberi obat untuk mencegah penularan.
Komitmen NRL Indonesia, Babinsa, dan PKK Tegal
Perlunya menyatukan persepsi dan pembelajaran kepada para Babinsa agar segera melakukan sosialisasi dan edukasi kusta bekerjasama dengan para nakes. Edukasi itu berisi pengenalan gejala kusta dan cara menanganinya. Dilakukan juga kumpul bersama pejabat terkait dari mulai pemerintah daerah sampai ibu-ibu PKK. Harapannya jumlah pasien kusta semakin berkurang.
Untuk ibu-ibu PKK membutuhkan bimbingan dan arahan dari pihak terkait agar bisa melangsungkan sosialisasi dan edukasi penyakit kusta ini. PKK akan siap mendampingi edukasi dan sosialisasi kusta yang diadakan oleh pihak terkait. Agar stigma mengenai penyakit kusta di masyarakat ini bisa dihilangkan.
Sedangkan NRL Indonesia akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kusta ini, dengan melanjutkan kegiatan road show ke kota-kota lain. Semoga nantinya dapat menurunkan jumlah penderita kusta di Indonesia karena kesadaran masyarakat sudah tinggi.
Nah, bagaimana dengan kita? Semoga kita pun ikut serta menyebarkan pengetahuan tentang penyakit kusta ini ya. Hilangkan stigma terhadap penderita kusta dan bantu mereka untuk menangani penyakitnya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^