Saya baru saja selesai menonton drama Korea Black Knight yang dibintangi oleh Kim Woo Bin. Ada yang sudah nonton juga? Biasanya drama Korea itu menampilkan latar tempat yang indah ya. Ada pantai, pepohonan rimbun, dan bunga-bunga yang cantik. Sebaliknya di drakor ini kita hanya akan melihat tempat penuh debu seperti di gurun pasir yang menyesakkan dada.
Drama fantasi ini mengambil sebuah fenomena kerusakan lingkungan di mana manusia harus saling membunuh untuk mendapatkan oksigen. Ya iyalah persediaan oksigen sangat terbatas, karena tidak ada pohon sama sekali. Kalau mau beraktivitas di luar rumah, harus mengenakan masker. Duh, betapa tersiksanya. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia akan menyengsarakan manusia juga.
Terbayangkah seandainya kita mengalami kejadian seperti di drakor itu? Kondisi lingkungan yang rusak membuat bumi yang kita tempati ini tidak nyaman lagi. Udara yang panas, oksigen terbatas, sumber daya alam menyusut, sumber pangan juga terbatas, dan tentu saja menyebabkan terjadinya pembunuhan-pembunuhan akibat harus berebut oksigen dan sumber daya alam.
Fakta dan Kondisi Terkini Lingkungan di Indonesia
Mungkin nggak sih dunia yang kita tempati sekarang ini juga akan mengalami hal seperti yang ditampilkan dalam drama Korea Black Knight itu? Bisa jadi! Sekarang saja di kota-kota besar sudah terlihat buktinya. Sebagai contoh, Indeks Kualitas Udara di Jakarta itu seringkali menjadi yang terburuk di dunia karena skornya sangat tinggi berdasarkan penilaian situs IQAir. Jadi kalau beraktivitas di luar disarankan memakai masker untuk melindungi pernapasan kita dari polusi udara.
Belakangan ini kita juga merasakan suhu udara yang sangat panas, tak hanya di Jakarta tapi juga di tempat-tempat lain di Indonesia. Saya saja merasakan suhu udara yang panas itu padahal saya keluar rumah jam 15.30 WIB atau sore hari untuk menjemput anak pulang sekolah. Kulit tangan dan kaki langsung belang dan terasa panas meskipun sudah tertutup pakaian.
Bukan hanya suhu udara yang panas, di beberapa daerah malah mengalami sebaliknya. Hujan turun deras dan menyebabkan banjir di mana-mana. Musibah bencana alam seperti longsor pun datang silih berganti. Bahkan di pedesaan yang masih ditumbuhi banyak pepohonan. Pertanda bahwa kondisi lingkungan di Indonesia tidak sedang baik-baik saja. Ada banyak kerusakan lingkungan di berbagai tempat dan itu disebabkan oleh tangan-tangan kita sendiri.
Masalah sampah juga menjadi beban. Kemarin ada berita soal bau sampah di Bandung yang sangat menyengat, sehingga Pemkot Bandung menyemprotnya dengan minyak sereh sebagai solusi sementara. Sudah tentu itu hanya solusi untuk menyamarkan baunya tapi tidak menghilangkan sampahnya.
Dampak Emisi Karbon pada Perubahan Iklim terhadap Lingkungan
Hal itu disebabkan oleh dampak emisi karbon, yaitu proses pelepasan gas yang dihasilkan dari proses pembakaran senyawa yang mengandung karbon, diantaranya karbon dioksida, bensin, solar, dan sebagainya. Tidak heran kalau udara di kota-kota besar itu sangat buruk karena ada banyak emisi karbon dari asap kendaraan bermotor, sampah rumah tangga, limbah industri, dan banyak lagi.
Emisi karbon itu bisa menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global atau disebut juga efek rumah kaca. Jadi tidak heran kalau sekarang kita merasakan suhu udara yang panas. Perlahan, suhu bumi yang panas itu mencairkan es-es di kutub utara dan selatan sehingga terjadilah banjir besar yang bisa menyebabkan musnahnya umat manusia.
Bukan hanya itu lho. Suhu bumi yang panas juga bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. Pepohonan yang terbakar itu membutuhkan waktu yang lama untuk proses reboisasi. Jadi, sebelum pepohonan itu terbakar, kita harus cepat mencegahnya.
Bersama Bergerak Berdaya Lindungi Bumi
Mumpung kita masih bisa menyelamatkan bumi, yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga lingkungan dengan segala cara yang kita bisa. Pastinya kita sudah tahu dong apa saja yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi. Diantaranya dengan menanam pohon, mengolah sampah, meminimalisir sampah dengan mengurangi pemakaian kemasan sekali pakai, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan menggunakan angkutan umum, dan banyak lagi lho caranya.
Saya sendiri berusaha menjaga lingkungan dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Kalau jarak dekat, lebih baik jalan kaki saja karena tidak hanya bisa menyehatkan bumi tapi juga bisa menyehatkan diri sendiri. Saya juga berusaha menggunakan transportasi umum. Untungnya di Jakarta ini fasilitas transportasi umumnya sudah cukup memadai. Kita bisa naik semua moda transportasi. Ada kereta, angkot (angkutan kota), busway, dan MRT.
Menaiki kendaraan umum juga lebih hemat biaya transportasi, dibandingkan untuk beli bensin, bayar tol, dan parkir. Sedangkan kalau di rumah, saya ikut menanam pohon. Alhamdulillah, di halaman depan dan belakang rumah saya itu masih ada lahan kosong untuk menanam pohon. Dengan adanya pepohonan itu, lingkungan rumah pun jadi lebih adem. Apalagi kalau tanamannya itu berupa tanaman buah-buahan dan kebutuhan dapur seperti di rumah kakeknya anak-anak saya.
Kakek menanam pohon jeruk, cabai, tomat, terung, dan lain-lain di kebun belakang rumah. Kebun itu pun jadi terlihat rimbun dan hijau. Sudah begitu, buahnya bisa dipanen pula. Selain menjaga lingkungan, kita juga bisa membentuk ketahanan pangan dari rumah. Tidak semuanya harus kita beli. Bisa kita tanam sendiri.
Andai Aku Punya Kebijakan
Seandainya saya berada di posisi pengambil kebijakan di pemerintahan, tentunya masalah lingkungan ini harus menjadi salah satu prioritas untuk dipikirkan karena menyangkut masa depan kita bersama. Kebijakan yang akan saya ambil adalah membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan mempermudah penggunaan kendaraan umum. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di kota-kota lain harus dipermudah akses kendaraan umum. Sehingga masyarakat tidak malas untuk naik transportasi umum.
Kemudian saya juga akan menggalakkan penanaman pohon di rumah-rumah warga. Jika lahannya terbatas, maka bisa disebarkan edukasi menanam pohon hidroponik atau membuat kebun di atas atap rumah seperti yang ada di drama-drama Korea. Kemudian saya akan memperbanyak tempat-tempat pengolahan sampah yang bukan sekadar tempat pembuangan sampah. Sampah-sampah itu harus diolah menjadi pupuk dan barang daur ulang.
Kalau sekarang ya mulai dari diri sendiri dan keluarga saja dulu. Jika kita semua kompak bersama Team Up for Impact bergerak berdaya menjaga lingkungan #UntukmuBumiku, insya Allah anak-anak kita kelak masih dapat menikmati alam yang hijau permai.
Nah, kalau #BersamaBergerakBerdaya versi teman-teman apa nih? Yuk, sebutkan di kolom komentar. Siapa tahu akan dibaca oleh pengampu kebijakan.
Sumber penulisan:
https://www.liputan6.com/news/read/4987919/jakarta-peringkat-pertama-kota-paling-berpolusi-di-dunia-pagi-ini-16-juni-2022
https://jabar.inews.id/berita/sampah-menumpuk-di-bandung-pemkot-siram-minyak-sereh-hilangkan-bau
https://lindungihutan.com/blog/emisi-karbon/
Penggunaan kendaraan ini memang perlu dibatasi ya, tetapi juga harus diimbangi dengan transportasi publik yang memadai dengan jumlah armada banyak dan aman
ReplyDeleteWah enaknya ya punya lahan kosong bisa ditanamin apa saja. Kalau saya sih pasti ditanamin pepaya, ubi, singkong, jeruk, tomat, bawang dan bumbu dapur.
ReplyDeleteKalau saya dilarang buang sampah sembarangan dan dilarang membakar sampah sembarangan. Biar nggak ada polusi udara yang bikin sesak warga sekitar.
Jadi inget dulu waktu SMA pernah belajar perhitungan emisi karbon dari setiap alat elektronik yang kita gunakan.. Kalau throwback gini jadi lebih tertegur gitu kalau kita sebaiknya lebih bijak dalam melakukan sesuatu, terutama yang memiliki dampak buruk untuk bumi!
ReplyDeletePerubahan iklim memang sangat kita rasakan saat ini ya, Mbak. Cuaca yang sangat panas. Semua karena semakin meningkatnya emisi karbon yang tidak bisa diserap secara alami oleh bumi.
ReplyDeleteJadi memang perlu langkah bersama untuk berdaya melindungi bumi. Dan kita semua bisa ikut dengan melakukan hal-hal sederhana dari rumah.
Saya rasa, meskipun bukan pemegang kebijakan, kita bisa berbuat DNA harus berbuat bersama untuk menjaga lingkungan dan bumi kita. Membuat gerakan penanaman pohon dengan melibatkan instansi, perusahaan, komunitas, bahkan pribadi untuk terlibat dalam gerakan berhubungan dengan kelestarian lingkungan.
ReplyDeleteIya serem banget kalo sampai kejadian kaya di film black knight oksigen mahal, saling berebut, lebih baik mencegah daripada sampai kejadian
ReplyDeleteAsyik banget nih bercocok tanam pake hidroponik. Aku jg mau coba tapi lahan sekitar rumahku tuh sempit dan kurang cahaya. Aku masih pikirin nih caranya. Smg msh bs menyelamatkan bumi dgn apa yang aku lakukan hari ini.
ReplyDeleteMiris banget ya kalo inget bukan kita yang punya kebijakan dalam mengatasi masalah lingkungan jadi gabisa berbuat banyak. Walaupun gitu, kita mulai aja dari diri sendiri. Yang gampang-gampang aja dulu, contohnya buang sampah pada tempatnya
ReplyDeletePersoalan sampah ini memang cukup berat. Makin banyak penduduk makin banyak sampah yang dihasilkan. Kukira peran pemerintah untuk mengelola sampah masih kurang. Edukasi untuk mengelola sampah ke masyarakat juga masih kurang
ReplyDeleteKalau bukan kita, siapa lagi yang peduli dengan keselamatan lingkungan? Malai saja dengan hal kecil, misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik yang berlebihan.
ReplyDeleteIsu lingkungan ini geraknya harus sama-sama sih. Nggak bisa dari satu pihak saja. Kalau di Bali orangnya masih kurang sadar kebersihan.
ReplyDeleteyak, bener banget mbak. memulai dari diri sendiri emang lebih mudah. semoga ke depannya makin banyak orang yang lebih peduli dengan lingkungan
ReplyDeleteAku sering gemes lihat sampah yang menggunung di pasar, TPS, dan TPA. Sebenarnya cara mengelola dan mengolah sampah kan bisa dilakukan oleh semua orang.
ReplyDeleteItu pembuat kebijakan kok kayak nggak serius ya tentang sampah ini, selalu sibuk nyari TPA baru. Lah selama manusia nambah terus dan perilakunya nggak berubah, TPA baru juga sebentar aja bakal penuh.
Kemarin juga sempat baca bahwa dampak perubahan iklim ini berpengaruh ke sistem ekonomi khususnya stabilitas sistem keuangan negara, jadi sudah sepatutnya kita menjaga lingkungan untuk kehidupan sekarang dan generasi masa depan yg lebih baik
ReplyDeleteKalau tidak sekarang kapan lagi kita bersama-sama bergerak untuk melindungi bumi kita, karena menjaga bumi bukan tanggung jawab segelintir orang saja, tetapi kita semua yang mendiami bumi memang harus bahu membahu, bekerjasama demi bumi yang lebih baik
ReplyDeletePermasalahan lingkungan dan perubahan iklim menjadi topik yang hangat. Karena faktanya, iklim kita mulai berubah. Semoga, para pengampu kebijakan negara mampu mengambil keputusan yang bermanfaat besar bagi lingkungan dan kelangsungan hidup alam.
ReplyDeleteAwal ke Bandung beberapa tahun yang lalu, Bandung masih dingin dan menggigil. Saat ini, Bandung sudah jauuh lebih panas. Walau kalau mau membandingkan dengan Surabaya, kondisi panasnya berbeda ya.. Tapi apa yang bisa kita lakukan untuk bumi ini agar tetap lestari?
ReplyDeleteDengan Bersama Bergerak Berdaya, semoga langkah kecil ini menjadi berarti dan menjadi warisan terbaik untuk keturunan kita kelak.
Bumi milik kita bersama
ReplyDeleteSudah selayaknya dijaga ya mbak
Bergerak bersama lestarikan bumi yang kita cintai ini
Isu lingkungan serta dampak perubahan iklim saat ini makin hari makin ganas. Saya pribadi udah ngerasain banyak dampak negatif seperti cuaca panas, penyakit kulit, angin puting beliung, dll
ReplyDeleteSama perasaannya mba, andai kita punya kebijakan. dan ternyata bikin kebijakan pun juga nggabisa semudah itu yaa, banyak pertimbangan dan mungkin juga banyak kerugian yang dipikirkan sama pemerintah :((
ReplyDeleteBerasa banget Mbak, cuaca sekarang tuh panas banget. Terus tiba-tiba hujan. PR banget buat kita semua untuk menjaga bumi. Ya demi kita semua sih..
ReplyDeleteKalau aku pribadi mulai dari langkah kecil diri sendiri kak. Berjalan kaki saat pergi dan pulang kantor, tak pernah meminta kantong plastik saat belanja di supermarket/minimarket karena bawa tas sendiri atau totebag. Selain itu mengurangi sampah makanan dengan makan secukupnya :)
ReplyDeleteSemenjak pandemi, belum pernah naik transportasi umum lagi. Sebenarnya pengin sih naik transportasi umum lagi, tp asal ga bawa pasukan lengkap. Repot euy bawa 3 bocil.
ReplyDeleteUntuk mengatasi kenaikan emisi karbon saya juga berusaha untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum.
ReplyDeleteSelain itu juga berusaha untuk hemat penggunaan air, listrik dan mengelola sampah dengan baik.
Tinggal menunggu bencana besar terjadi kalau kita manusia ga sadar juga untuk menjaga lingkungan. Naudzubillah
ReplyDeleteSekarang mah orang jarang banget naik kendaraan umum. Angkot ke rumahku saja udah jarang banget terlihat. Kayak susah saja gitu. Padahal kalau banyak angkot mah akan terasa lebih mudah. Bisa jaga bumi juga.
ReplyDeletememang berasa banget ya sekarang suhu bumi panas banget dan terjadi cuaca ekstrim di berbagai daerah. jadi setidaknya kita harus melakukan berbagai hal yang bisa membantu dalam melestarikan bumi kita
ReplyDeleteKlu versi #BersamaBergerakBerdaya aku dilingkungan masih meminimalisir yang buang sampah sembarang. Kalau tmpt lingkungan kita bersih, otomatis nyaman siapapun lewat atau singgah.
ReplyDelete#BersamaBergerakBerdaya versi saya berusaha mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, kalo jarak dekat lebih memilih jalan kaki atau pakai sepeda aja. Dan, menambah area hijau di rumah dengan rajin nanem2.
ReplyDelete