"Mah, kalau marah puasanya batal kan? Berarti aku udah boleh makan dong?" tanya Salim, setelah berantem dengan kakaknya di di siang hari bulan Ramadan.
"Ya nggak boleh dong. Bukan batal puasa, tapi pahalanya berkurang," jawab saya.
"Tapi aku laper. Pengen makan..." Salim mulai merajuk.
"Ayo kita tidur aja. Nanti bangun menjelang buka puasa." Saya memeluk Salim, mengajaknya tidur. Salim pura-pura tidur, tapi nggak bisa. Malah saya yang tidur. Alhamdulillah, Salim bisa tahan berpuasa karena asyik main sendiri selagi mamanya tidur hehehe.
Usia Salim sekarang 10 tahun dan sudah berpuasa sampai Magrib sejak usia 8 tahun. Sebelumnya ya puasa sekuatnya saja. Sampai Zuhur atau Asar atau Magrib. Tahun lalu Salim lulus puasa sampai Magrib sebulan penuh. Tahun ini sudah bolong satu karena sakit di hari pertama puasa.
Meskipun sudah 2 tahun berpuasa Ramadan sampai Magrib, tahun ini masih ada drama ingin buka puasa. Saya paham. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja banyak kok yang nggak kuat berpuasa.
Sewaktu saya kecil, saya pun merasakan beratnya berpuasa. Bahkan sampai SMA, saya masih merasa puasa itu berat banget. Terutama dalam cuaca panas dan aktivitas masih padat. Padahal zaman saya SD, saya bisa libur sekolah selama bulan Ramadan. Sekarang Salim hanya libur 2 hari di awal Ramadan. Kebayang kan beratnya anak-anak SD berpuasa sambil sekolah?
Itu dia tantangannya menjaga semangat anak untuk berpuasa. Berikut tipsnya agar saya tetap dapat menjaga semangat Salim berpuasa dan sukses puasa sampai Magrib.
Tips Menjaga Semangat Anak Berpuasa
Mengajak Makan Sahur Secukupnya
Jangan sampai anak berpuasa tapi nggak makan sahur. Usahakan bangun sahurnya jangan mepet waktu supaya bisa menyiapkan makanan yang cukup dan anak pun bisa punya waktu yang cukup untuk makan. Alhamdulillah Salim nggak susah bangun sahur. Makanan sahur harus mudah dimakan olehnya yang berarti harus disukainya, supaya dia bisa makan dengam cukup.
Selain karbohidrat dan lemak, jangan lupakan protein supaya anak kuat tahan lapar. Setelah makan, saya berikan susu juga. Anak-anak malas minum susu, karena makan saja sudah kenyang, tapi saya bujuk untuk minum. Nutrisinya harus cukup. Jangan lupa kasih minum air putih juga yang cukup untuk cadangan cairan tubuh.
Menjawab Pertanyaan Anak Mengapa Harus Puasa
Setiap kali ingin berbuka, Salim pasti bertanya kenapa sih harus puasa? Apa pentingnya puasa? Sama seperti dalam lagu Bimbo itu. "Buat apa bersusah-susah puasa...." Wajar sih anak bertanya begitu, karena dia butuh alasan kenapa harus menahan lapar sedangkan di rumah ada makanan?
Usahakan kita memiliki jawaban yang dapat dimengerti anak-anak. Saya menjawab bahwa puasa itu perintah Allah dan untuk mengajak kita ikut merasakan penderitaan orang-orang yang kelaparan sehingga kita mau membantu. Allah sayang dengan anak yang berpuasa. Alhamdulillah, Salim dapat menerima jawaban itu.
Mengalihkan Perhatian Anak dari Berbuka
Siang hari adalah waktu kritis anak minta berbuka karena sudah haus dan lapar. Apalagi kalau baru pulang sekolah dan di jalan panas banget. Berkali-kali Salim minta buka. Saya berusaha mengalihkan perhatiannya.
Saat Salim sudah nggak kuat banget dengan rasa haus, saya suruh dia berwudu. Setidaknya dengan berwudu, bibirnya yang kering terkena air dan kulitnya jadi segar lagi. Nggak ada salahnya berwudu, asal airnya nggak diminum kan.
Kemudian saya ajak dia tidur siang. Kalau dia nggak mau tidur, saya ajak main atau nonton youtube sambil saya hibur terus. Biasanya dia udah lupa mau makan kalau sudah nonton youtube.
Kegiatan ini adalah salah satu dari kegiatan yang saya tulis dalam artikel 5 Kegiatan Bermanfaat saat Bulan Puasa.
Berikan Makanan Berbuka Kesukaannya
Tiap kali Salim minta buka, saya tanya nanti buka mau makan apa. Saya usahakan memberikan makanan yang diinginkannya. Jadi dia semangat melanjutkan puasanya. Kalau dia mau makanan beli, saya ajak naik motor ke tempat belinya. Jadi seperti ngabuburit gitu. Untungnya nggak mahal-mahal, karena biasanya dia cuma mau lontong dan minuman manis. Terkadang juga ingin burger dan kentang goreng.
Berikan Hadiah
Nggak ada salahnya memberikan hadiah setelah anak berhasil berpuasa sampai Magrib. Hadiah itupun dibeli dengan uang jajannya sendiri yang nggak dipakai karena berpuasa. Kekurangannya ditambah dari uang kita. Jadi pemberian hadiah ini nggak memberatkan, karena tetap pakai uang jajan anak yang ditabung. Saya kasih Salim sehari Rp 10 ribu, jadi 10 hari sudah dapat Rp 100 ribu. Pada akhir pekan, Salim minta diajak ke mal untuk membeli mainan kesukaannya.
Hadiah puasa seminggu |
Salim beli mainan brick yang memakan waktu untuk dirangkai. Mainan ini bisa jadi teman ngabuburit juga. Tentunya nggak setiap hari dikasih hadiah, karena hadiahnya dari uang jajan yang ditabung jadi dia harus sabar menunggu. Walaupun begitu, dia sudah cukup terhibur dengan harapan akan dapat hadiahnya setelah tabungannya mendekati harga mainannya.
Nah, itu dia cara saya menjaga semangat puasa anak. Pastinya mama-mama lain juga punya cara sendiri. Anak-anak memang belum wajib berpuasa, tetapi kita harus membiasakannya beribadah puasa Ramadan supaya nanti tidak merasa berat lagi menjalankannya.
Tidak perlu takut anak akan kelaparan, karena nyatanya anak-anak bisa kuat berpuasa sampai Magrib. Tentunya ini disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak ya. Jangan dipaksakan berpuasa kalau anak sakit. Salim sendiri baru mulai berpuasa sampai Magrib saat usia 8 tahun. Bagi saya itu tidak terlambat kok, karena dia pun belum baligh dan wajib berpuasa.
PR saya sekarang tinggal si Bungsu mbak umur 6 tahun, sekarang masih belajar puasa setengah hari tapi kadang nggak tahan juga dia, untung kakak-kakaknya nggak ada yang protes kalau adiknya lagi makan. Semoga anak-anak kita diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan ibadahnya
ReplyDelete