Saturday, 21 May 2022

Harga Abuba Steak Tenderloin

Sudah lama suami ngajakin sama makan di Abuba Steak, tapi selalu saya tolak karena harganya yang nggak murah menurut kantong saya. Suami sih udah pernah dittaktir makan di sana bersama teman-teman kantornya. Setelah kondisi ekonomi membaik, akhirnya kesampaian juga kami makan di Abuba Steak tapi hanya berdua.

Abuba steak


Yup, anak-anak dibelikan Hokben aja dulu xixixi. Soalnya kebayang kan kalau bawa semua anak, berarti kemungkinan rogoh kocek sejuta untuk makan Abuba Steak. Saya masih perhitungan urusan makan. Mending buat makan seminggu. Kalau makan di luar biasanya per orang hanya Rp 50.000 seperti saat makan di kafe Kong Djie

Sepertinya pengalaman makan Abuba Steak ini hanya sekali saja buat saya, karena sampai sekarang belum balik lagi. Suami pun divonis diabetes, jadi nggak boleh makan daging merah lagi. Duh, kasihan deh. Padahal suami suka banget daging merah. Ya sudah, memang harus hidup prihatin wkwkwk. 

Kami meluncur ke Abuba Steak Ciputat yang terdekat dari rumah, walaupun nggak dekat-dekat amat. Butuh waktu sejam juga untuk sampai di sana. Kalau ke Margonda Depok lebih lama lagi deh mengingat kemacetannya yang parah. Kali ini suami yang bayarin makanannya, karena dia yang mau makan steak. 

Saya sih nggak paham harus pilih daging yang mana. Suami yang tahu karena sering makan, mungkin. Memang benar kata orang Korea di drakor, steak itu makanan orang kaya dan dimakan untuk merayakan keberhasilan. Sebab, harganya mahal. 

Biasanya uang Rp 250 ribu udah bisa buat makan sekeluarga, nah kali ini hanya untuk makan saya dan suami. Pilihan suami jatuh pada Steak Tenderloin New Zealand dengan harga Rp 118 ribu per porsi. Banyak makanan yang lebih mahal dari ini, tapi memang biasanya kami membeli makanan yang lebih murah dari ini.

Sebenarnya ada steak tenderloin lokal juga dengan harga Rp 78 ribu, tapi suami memilih New Zealand dengan alasan dagingnya lebih besar dan empuk. 

Akhirnya datanglah steak Tenderloin ini ke meja kami. Ukuran dagingnya ya besar, plus ditambah pula dengan sayuran dan kentang supaya makin kenyang. Ternyata memang sesuai harga. Dagingnya empuk dan bumbunya enak. Benar-benar kemewahan untuk lidah yang tiada tara. Lebay dikit boleh dong ya. 


Makan di Abuba


Tak disangka hanya seporsi steak ini saja sudah bikin kenyang lho, karena porsinya besar. Bumbunya ada beberapa pilihan. Kalau nggak salah ingat, yang kami pilih ini lada hitam. Dagingnya itu juga bisa memilih tingkat kematangannya. Suami memilih yang medium, karena kalau terlalu matang dagingnya akan keras.

Saya sih ikutin suami saja, karena ini pengalaman pertama makan steak. Dari mulai memilih menu, saus, sampai tingkat kematangan daging, ikutin suami. Beres. Nyatanya memang nggak kecewa. Duh, jadi pengen balik lagi nih tapi siapin isi dompet dulu.

Abuba Steak di Ciputat


Untuk pembayarannya split bill, tapi suami bayar 200 ribu, saya bayar 50 ribu pakai saldo point OVO hehehe. Sayang kan saldo point OVO ada banyak tapi nggak kepake. Waktu itu saya nggak tahu kalau point OVO bisa buat beli pulsa.

Itulah pengalaman makan Abuba Steak yang tak terlupakan. Memang wajar kalau dimakan untuk merayakan keberhasilan, karena memang seenak itu. Alhamdulillah, sudah halal MUI ya. Jadi aman juga memakannya. Uang 100 ribu yang kalau makan di Sop Ayam Pak Min sudah bisa dapat 5 porsi, di Abuba Steak hanya dapat 1 porsi itupun masih kurang duitnya. 

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^