"Tambah lagi anaknya Bu. Anak perempuan yang bisa bantuin ibunya nanti."
Pertanyaan itu sering dilontarkan kepada orangtua yang hanya memiliki anak laki-laki. Memangnya anak laki-laki tak bisa membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga?
Pikiran patriarki itu yang masih mengendap di kepala masyarakat Indonesia, bahkan kepala para wanita. Seharusnya kita mulai berpikir bagaimana agar pekerjaan rumah tak hanya dikerjakan oleh ibu dan anak perempuan, tapi juga oleh suami dan anak laki-laki.
Mengapa? Pada dasarnya, pekerjaan rumah itu pekerjaan dasar yang seharusnya bisa dikerjakan oleh semua orang tak terbatas gender. Laki-laki dan perempuan harus bisa mengerjakannya. Tidak seperti sekarang di mana semua pekerjaan rumah hanya dikerjakan ibu, sehingga ibu pun kecapaian.
Pekerjaan rumah itu ada banyak sekali. Kalau dikerjakan semua sendirian, waktu 24 jam tak akan cukup. Alih-alih punya anak perempuan, saya memilih untuk mendidik anak laki-laki saya agar bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Apa saja yang sudah bisa dikerjakan oleh anak-anak laki-laki saya? Saat ini anak-anak saya duduk di bangku SMP.
Memasak
Anak-anak sudah bisa memasak nasi, mie instan, goreng nugget dan frozen food lainnya, dan mengiris sayuran. Untuk sekarang ya cukuplah, yang penting kalau sedang ditinggal pergi, mereka bisa memasak makanan sendiri dan tak hanya bergantung pada ojol food. Kalau mau makan daging sapi teriyaki, ya harus tunggu ibunya pulang dulu.
Menjemur Pakaian
Pekerjaan yang mudah sekali karena hanya tinggal mencantolkan pakaian di jemuran. Awalnya memang asal cantol, karena diajari ayahnya begitu. Tapi saya ajari lagi yang benar, pakaiannya harus dilebarkan baru digantung.
Membuang Sampah
Ini pekerjan gampang sekali kan, tapi kalau tidak diajari ya pasti tak akan mengerjakan. Hanya membuang sampah dari dapur ke luar saja, tapi lumayan lho sudah meringankan kerjaan ibu.
Mencuci Piring
Justru ini pekerjaan yang pertama kali saya ajarkan karena mereka senang main air. Awalnya hanya mencuci piring dan gelas plastik supaya tidak pecah. Sekarang setelah jadi anak SMP, mereka sudah bisa mencuci gelas dan piring kaca.
Menyapu Lantai Kamar
Walaupun belum menyapu seluruh rumah, paling tidak mereka sudah bisa menyapu lantai kamar sendiri.
Masih ada lagi pekerjaan rumah sederhana yang bisa dilakukan anak laki-laki. Bagaimana mendidik anak laki-laki agar mengerjakan pekerjaan rumah tangga?
1. Kerjasama dengan Ayah
Anak lelaki itu paling mudah menurut oleh perintah ayahnya. Jadi, ayahnya pun harus sama punya pemikiran bahwa anak lelaki juga harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. So, ayahnya juga ikut menyuruh anak lelakinya untuk membantu ibunya.
2. Buat pembagian tugas yang adil
Berhubung ada tiga anak laki-laki di rumah saya, jadi semuanya harus kebagian tugas. Jangan hanya anak sulung yang dibebani tugas. Pembagian tugas berdasarkan usianya. Semakin muda usianya, ya semakin ringan tugasnya.
3. Berikan perintah tegas
Perintah harus tegas. Tentunya kita berikan tugas sesuai usia dan kemampuan ya. Biasanya nih ibu sering nggak tega menyuruh, karena kasihan anaknya capek. Asalkan pekerjaannya ringan, ya nggak apa-apa menyuruh anaknya.
4. Boleh berikan reward.
Kadang-kadang boleh berikan reward kalau mereka sudah mengerjakan. Walaupun tidak selalu ya. Kalau saya biasanya memberikan reward sekaligus makan siang atau malam. Misalnya, "masak dulu nasinya ya, nanti lauknya Mama beliin ayam geprek." Nah, anak saya cepat-cepat deh masak nasi karena mereka suka ayam geprek.
Pastinya ada banyak cara lain lagi untuk mendidik anak laki-laki mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Kita bisa mulai membiasakannya sejak mereka masuk sekolah dasar. Keterampilan itu nantinya akan berguna untuk diri mereka sendiri.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^