Friday, 12 June 2020

Jalan-jalan ke Pantai Ancol bersama Nenek

Hai, hai.... sudah lama saya mau menuliskan cerita ini sekaligus mengenang masa sebelum pandemi. Bagaimana kabarnya Pantai Ancol sekarang ya? Sudah hampir 3 bulan ditutup untuk menghindari penyebaran virus corona. Meskipun virus corona belum juga hilang, kabarnya tempat wisata akan dibuka kembali. Kangen sih jalan-jalan lagi, tapi saya sekeluarga pilih menahan diri sampai kasus positif menjadi nol. Jadi, sekarang menulis pengalaman jalan-jalan ke Pantai Ancol bersama Nenek saja ya yang dilakukan di akhir tahun 2019 setelah saya pulang dari Bali.




Sekitar bulan November 2019, saya dapat kesempatan jalan-jalan ke Bali bersama para influencer lain. Anak-anak saya titipkan ke neneknya. Begitu pulang dari Bali, saya langsung ajak neneknya jalan-jalan karena pasti sudah bosan seminggu di rumah kami menjaga anak-anak. Tidak usah jauh-jauh, kami ke Pantai Ancol saja karena anak-anak juga sudah kangen dengan pantai. Pantai yang terdekat dari rumah kami ya Pantai Ancol. 


Kami berangkat dari rumah pagi-pagi supaya tidak terkena macet dan tidak terlalu kepanasan saat bermain di Ancol. Untuk harga tiketnya per orang Rp 25.000, tapi kalau beli di marketplace sepertinya lebih murah. Berhubung kami berangkatnya dadakan, jadi beli tiketnya langsung saja di pintu masuk. Itu tiket masuk ke Ancol ya, bukan ke pantainya. Alhamdulillah, dari rumah di Citayam ke Ancol cuma sekitar 2 jam karena masih pagi dan jalanan lancar.


Sampai di Ancol, kami masuk ke pantainya dan di sana sudah banyak orang berolahraga maupun sekadar jalan-jalan santai. Kalau sekarang masih belum bisa berkerumun seperti itu, meskipun sudah New Normal. Ya iyalah, New Normal tapi kasus positif malah naik di atas 1000. Mendingan di rumah saja dulu ya, jangan ketemu orang banyak. Sedih juga sih, Pantai Ancol pasti masih sepi ya sekarang, karena Jakarta masih menerapkan masa transisi PSBB secara ketat.


Namanya juga jalan-jalan,  jadi kami hanya berjalan-jalan saja di pinggir pantai. Baru jam 10 pagi tapi sudah panas sekali. Anak-anak sih minta nyebur ke air, tapi kami berada di jembatan jadi tidak bisa nyebur. Hanya bisa melihat permukaan pantai yang luas. Setelah foto-foto sebentar, beberapa tukang perahu menghampiri kami dan menawarkan jasa naik perahu untuk mengantar sampai ke sisi pantai Ancol di seberang. Di sana kita bisa nyebur ke air dan bermain pasir pantai. 


Tentu saja kami mau naik perahunya, tapi ya balik lagi ke jembatan karena mobil diparkir di dekat jembatan. Untuk naik perahu, satu perahu itu kami membayar Rp 150.000. Hm, lumayan ya mahal. Tapi ya nggak apa-apa deh, namanya juga menyenangkan nenek dan cucu-cucunya. Kalau hanya berjalan-jalan di jembatan, mereka bosan. Akhirnya, ada juga tukang perahu yang beruntung perahunya dinaiki oleh kami. Uhuuuy....


Meskipun mesin perahunya berisik banget, kami bisa menikmati pemandangan di tengah pantai Ancol yang luas. Anak-anak pun senang sekali naik perahu. Mereka semakin nggak sabar nyebur ke air, eit tapi bukan di tengah pantai ya. Setelah sampai di seberang, kami kembali lagi ke jembatan. Hanya satu putaran saja naik perahunya. It's okaylah ya. Yang penting hati senang. Namanya juga jalan-jalan. 


Dari jembatan, baru deh kami naik ke mobil dan mencari bagian pantai yang ada pasirnya. Jadi bukan sekadar melihat pantai dari atas jembatan. Untuk masuk ke sana, rupanya harus bayar tiket lagi nih. Kami pun masuk dari mall di sebelah pantai saja. Maunya sih nyari makan siang dulu. Anak-anak makan sosis di Indomaret di dalam mall. Rupanya dari belakang mall, bisa masuk ke area pantai tanpa bayar tiket. Wah, bahagia banget kami menemukan jalan itu wkwkwk..... 

Akhirnya, kami masuk ke pantai dari bagian belakang mall. Saat itu sedang ada acara gathering, ada live musicnya juga. Rame banget. Awalnya kami hanya duduk-duduk di gazebo (yang sebenarnya bayar juga). Jadi kami hanya duduk di pinggir gazebo, karena gazebonya dikasih tali gitu supaya kita nggak bisa duduk kalau nggak bayar. Anak-anak juga nggak mau duduk di gazebo, karena mereka langsung main pasir. 




Pasir pantainya putih, halus, dan lumayan bersih. Tapi tidak dengan pantainya ya. Tahu-tahu anak-anak saya sudah nyebur ke pantai, padahal dilarang karena airnya kotor. Soal air yang kotor ini memang sudah terkenal sih. Pantai Ancol itu airnya kotor dan bau. Namanya juga anak-anak, tetap saja nyebur. Untung saya bawa sabun dan baju ganti. Saya juga nyebur sebatas betis. Sandal Salim sempat hilang dibawa anak lain.



Matahari terus beranjak naik, dan ternyata sudah jam 12 siang. Pantesan panas banget. Tapi itu nggak dirasakan oleh anak-anak. Mereka tetap saja bermain. Sampai mereka mulai merasakan gatal-gatal di tubuh. Saya ajak mandi di pancuran dekat pantai yang memang sudah disediakan. Mandi dan ganti baju di situ, meskipun tempatnya terbuka tapi kebetulan sepi pengunjung. Jadi bebas deh anak-anak saya mandi dan ganti baju.

Akhirnya, kami pun selesai jalan-jalan di Pantai Ancol bersama Nenek. Kami memilih untuk makan siang di luar Ancol. Cukuplah ya main-main di Ancolnya. Alhamdulillah, semoga pengalaman jalan-jalan ke Pantai Ancol ini menjadi kenangan manis untuk anak-anak. Video jalan-jalannya bisa dilihat di youtube yaaa..... 



1 comment:

  1. Seumur2 walo pernah ke Ancol, tp aku ga prnh ke pantainya mba :D. Yg aku denger pantai ini ga terlalu bersih sih, dan lagi Krn aku ga kuat panas juga, makanya menghindari banget pantai :D. Jd masuk kesana semuanya serba bayar yaaa,gazebo dll. Tp Krn mba bilang air laut ya agak bau, kok ya aku makin ragu mau kesana hihihihi...

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^