"Mba Ela, Ayah sakit. Kakinya kena baret, udah 5 hari kok nggak sembuh-sembuh."
Pesan teks yang masuk ke whatsapp saya itu dikirim oleh adik saya. Yang dimaksud dengan "kena baret" adalah tak sengaja tersenggol pinggiran benda tajam sewaktu sedang membereskan rumah.
Adik saya pun menjelaskan kondisi kaki ayah kami, yang dibalut perban dan diberi obat tapi tidak juga sembuh. Lukanya masih basah dan bernanah. Sayangnya, Ayah tak mau dibawa ke dokter. Kami pun mencari alternatif lain. Alhamdulillah, kami mendapatkan obat luka khusus pasien diabetes dan cukup manjur.
Adik saya pun menjelaskan kondisi kaki ayah kami, yang dibalut perban dan diberi obat tapi tidak juga sembuh. Lukanya masih basah dan bernanah. Sayangnya, Ayah tak mau dibawa ke dokter. Kami pun mencari alternatif lain. Alhamdulillah, kami mendapatkan obat luka khusus pasien diabetes dan cukup manjur.
Sejak itu, ayah saya harus semakin berhati-hati dalam beraktivitas karena jika terluka sedikit saja, akan lama sembuhnya. Belum lagi ancaman amputasi jika luka membusuk dan tak tertangani dengan baik. Kini, ayah saya lebih banyak berada di tempat tidur karena kakinya sudah sering sakit kalau diajak berjalan jauh. Untuk bepergian pun sulit, karena sering buang air kecil.
Penyakit diabates ini memang sudah menjangkiti tubuh ayah saya yang berusia 60 tahun sejak beberapa tahun lalu. Bukan hanya ayah saya. Sepertinya penyakit diabetes ini kutukan untuk keluarga besar kami. Almarhumah nenek saya juga meninggal karena penyakit "kencing manis", nama lain dari penyakit diabetes.
Kakak dan adik dari ibu saya juga sudah bertarung dengan diabetes. Bagi orang Jawa Tengah, penyebabnya bisa jadi karena kebiasaan minum teh manis yang sangat manis, sehari tiga kali. Sedangkan ayah saya memang kurang menjaga pola hidup sehat karena suka makan dan jarang berolahraga. Saat masih sehat dulu, ayah saya memiliki obesitas dengan perut yang membuncit. Bahkan, saat ini meskipun sudah sakit dan berat badan berkurang, tetap saja orang melihatnya masih gemuk.
Nah, bagaimana dengan saya? Saya sendiri sejak melahirkan anak ketiga, 7 tahun lalu, mengalami pertambahan berat badan yang pesat. Lingkar pinggang sudah mengkhawatirkan dan menjadi pertanda ancaman penyakit. Kesehatan tubuh saya juga sering terganggu. Tubuh sering kram dan kesemutan, pegal-pegal, dan imunitas rendah karena mudah terkena flu. Saya khawatir akan menjadi penderita diabetes yang kesekian di dalam keluarga besar saya.
Penyebabnya sebagai berikut:
Suka Makanan dan Minuman Manis
Saya suka sekali Makanan dan Minuman manis. Saat sarapan dan setelah makan, saya memilih kudapan dan minuman manis seperti kue basah dan kering, kopi, teh, sirup, minuman cokelat dengan gula yang sangat manis. Meskipun saya tidak banyak makan makanan berat, tapi camilan yang saya konsumsi itu sudah banyak mengandung kalori.
Kurang Gerak
Sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah, saya jadi kurang gerak. Memang pekerjaan rumah tangga itu saya kerjakan sendiri tapi masih tidak cukup. Apalagi tak semuanya Saya kerjakan secara rutin. Aktivitas saya sebagai blogger dan penulis juga membuat saya lebih banyak duduk. Saya jarang berolahraga karena merasa tak ada waktu. Belum lagi rasa malas berkeringat dan kecapaian.
Kurang Serat
Sebagian besar makanan yang saya makan itu lebih banyak mengandung karbohidrat dengan kalori tinggi. Sebaliknya, saya jarang makan makanan yang mengandung serat, terutama buah-buahan. Kebiasaan dalam keluarga saya juga sepertinya yang jarang menghidangkan buah di meja makan. Padahal, serat bagus untuk pencernaan dan diet.
Stres
Stres ini juga bisa memicu obesitas dan penyakit kalau dilampiaskan ke makanan. Jeleknya, kalau sedang stres dan banyak pikiran, saya akan merasa terhibur dengan makanan. Saya tidak menghitung-hitung lagi berapa kalorinya. Yang penting makan sepuas-puasnya sampai stresnya hilang.
Diabetes adalah salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Meskipun penyakit ini tidak menular, ternyata justru menjadi penyebab kematian terbanyak. Mengerikan, bukan? Apa sih sebenarnya penyakit diabetes itu? Dikutip dari situssehatnegeriku.kemkes.go.id, diabetes adalah kondisi di mana kadar gula dalam darah sangat tinggi. Ada dua tipe diabetes:
Diabetes Tipe 1, yaitu kondisi di mana tubuh berhenti memproduksi insulin dan sangat bergantung pada terapi insulin. Kasusnya terjadi saat masa kanak-kanak dan tidak diketahui penyebabnya.
Diabetes Tipe 2, yaitu kondisi di mana kadar gula dalam darah sangat tinggi karena pola hidup tidak sehat. Kasusnya dialami oleh sebagian besar penderita diabetes, hampir 90%-nya.
Diabetes tipe 2 inilah yang dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Penderita diabetes tipe 2 dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar, tahun 2013 penderita diabetes tipe 2 sebesar 6,5% yang meningkat menjadi 8,5% di tahun 2018. Diperkirakan ada 16 juta orang Indonesia yang menderita diabetes tipe 2. Celakanya, penyakit ini juga memicu munculnya penyakit lain seperti stroke, kebutaan, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan kematian.
Almarhumah nenek saya adalah salah satu penderita diabetes yang meninggal dunia karena penyakit itu. Saat itu, kami masih awam mengenai penyakit diabetes ini. Kami belum tahu bahwa penyakit diabetes tipe 2 ini bisa dicegah dengan gaya hidup sehat. Penyakit ini juga memakan biaya pengobatan yang besar. Di Indonesia, berdasarkan Data Jaminan Kesehatan Nasional, di tahun 2017 sudah mengeluarkan biaya sebesar 1,877 Triliun untuk pengobatan diabetes tipe 2 ini. Wow.
Bayangkan ya jika kita bisa terhindar penyakit ini, negara akan menghemat biaya pengobatan diabetes dan dialokasikan untuk kepentingan lain seperti pendidikan, sosial budaya, dan sebagainya. Sebab, pencegahan penyakit diabetes ini sebenarnya tidak sulit. Selain diabetes, masih banyak Penyakit Tidak Menular lainnya yang juga menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Biaya pengobatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk menangani Penyakit Tidak Menular ini pada tahun 2018 telah mencapai 20,4 triliun.
Sehingga Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia dengan rekomendasi global WHO 2013-2020, yang difokuskan pada 4 penyakit tidak menular penyebab 60% kematian yaitu:
Upaya untuk mencegah Penyakit Tidak Menular dengan 3 perilaku GERMAS, harus kita lakukan setiap hari. Bagi saya sendiri, agar saya dapat mencegah kutukan diabetes. Nah, ini dia 3 perilaku GERMAS yang alhamdulillah sudah saya praktekkan sehari-hari.
Melakukan Aktivitas Fisik
Saya berusaha untuk rutin berolahraga minimal 2 kali seminggu, tapi kalau bisa sih setiap hari ya. Olahraga ini dilakukan minimal 30 menit sehari. Alhamdulillah, saya bisa berolahraga di sekitar rumah saja karena rumah saya jauh dari klub senam atau klub fitnes. Olahraga itu mudah dan murah kok. Tak perlu mengeluarkan biaya jutaan. Berolahraga dengan lari atau jalan kaki keliling komplek juga bisa.
Olahraga senam juga bisa dilakukan dengan melihat tayangan instruktur senam di youtube. Sebenarnya, yang penting itu niat dan kemauan. Kalau tidak ada keduanya itu, alhasil kita hanya duduk santai di rumah. Selain olahraga, saya juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri. Saya tak menggunakan asisten rumah tangga atau bantuan orang ketiga. Itu lumayan ya membakar kalori, apalagi pekerjaan menyetrika pakaian. Mantap banget deh keringat yang dihasilkan.
Mengonsumsi Sayur dan Buah
Kedua jenis makanan ini yang semula tidak begitu saya sukai, kini mulai sering saya konsumsi. Saya jadi rajin belanja buah-buahan, terutama jeruk, pepaya, pisang, belimbing, nanas, dan kiwi. Soalnya, memang itu sih buah yang kebanyakan ada di tukang buah. Ya tak masalah, yang penting makan buah. Buah-buahan itu ada yang saya makan langsung, dibuat Infuse Water, maupun dijus atau diblender.
Oya, semuanya itu tanpa tambahan gula lho karena buahnya saja sudah manis. Saya jadi terbiasa minum jus buah tanpa gula dengan rasa manis alami dari buah. Rasanya setelah rutin mengganti sarapan dengan buah, perut saya jadi lebih lapang. Tidak kekenyangan. Tubuh juga lebih segar dan pegal-pegal berkurang.
Memeriksakan Kesehatan secara Rutin
Kita juga sebaiknya memeriksakan kesehatan secara rutin setiap 6 bulan sekali sebagai upaya untuk mendeteksi keberadaan penyakit sejak dini. Terakhir kali memeriksakan kesehatan, saya mendapatkan informasi bahwa kolesterol saya cukup tinggi. Setelah itu, saya mengurangi makan makanan gorengan. Alhamdulillah, untuk gula darah masih normal.
Nah, itulah 3 perilaku Germas untuk mencegah Penyakit Tidak Menular, khususnya diabetes yang sudah banyak menyerang anggota keluarga saya. Bagaimana dengan teman-teman pembaca? Yuk, semangat hidup sehat!
Sumber Penulisan:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20160410/0814700/menkes-sebagian-kasus-diabetes-sebenarnya-bisa-dicegah/
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181210/5628797/cegah-cegah-dan-cegah-suara-dunia-perangi-diabetes/
https://tirto.id/kemenkes-biaya-penyakit-tidak-menular-capai-rp20-triliun-pada-2018-dK5x
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latar-belakang/strategi-pencegahan-dan-pengendalian-ptm-di-indonesia
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20161115/2518869/pemerintah-canangkan-gerakan-masyarakat-hidup-sehat-germas/
Penyebabnya sebagai berikut:
Suka Makanan dan Minuman Manis
Saya suka sekali Makanan dan Minuman manis. Saat sarapan dan setelah makan, saya memilih kudapan dan minuman manis seperti kue basah dan kering, kopi, teh, sirup, minuman cokelat dengan gula yang sangat manis. Meskipun saya tidak banyak makan makanan berat, tapi camilan yang saya konsumsi itu sudah banyak mengandung kalori.
Kurang Gerak
Sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah, saya jadi kurang gerak. Memang pekerjaan rumah tangga itu saya kerjakan sendiri tapi masih tidak cukup. Apalagi tak semuanya Saya kerjakan secara rutin. Aktivitas saya sebagai blogger dan penulis juga membuat saya lebih banyak duduk. Saya jarang berolahraga karena merasa tak ada waktu. Belum lagi rasa malas berkeringat dan kecapaian.
Kurang Serat
Sebagian besar makanan yang saya makan itu lebih banyak mengandung karbohidrat dengan kalori tinggi. Sebaliknya, saya jarang makan makanan yang mengandung serat, terutama buah-buahan. Kebiasaan dalam keluarga saya juga sepertinya yang jarang menghidangkan buah di meja makan. Padahal, serat bagus untuk pencernaan dan diet.
Stres
Stres ini juga bisa memicu obesitas dan penyakit kalau dilampiaskan ke makanan. Jeleknya, kalau sedang stres dan banyak pikiran, saya akan merasa terhibur dengan makanan. Saya tidak menghitung-hitung lagi berapa kalorinya. Yang penting makan sepuas-puasnya sampai stresnya hilang.
Diabetes adalah salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Meskipun penyakit ini tidak menular, ternyata justru menjadi penyebab kematian terbanyak. Mengerikan, bukan? Apa sih sebenarnya penyakit diabetes itu? Dikutip dari situssehatnegeriku.kemkes.go.id, diabetes adalah kondisi di mana kadar gula dalam darah sangat tinggi. Ada dua tipe diabetes:
Diabetes Tipe 1, yaitu kondisi di mana tubuh berhenti memproduksi insulin dan sangat bergantung pada terapi insulin. Kasusnya terjadi saat masa kanak-kanak dan tidak diketahui penyebabnya.
Diabetes Tipe 2, yaitu kondisi di mana kadar gula dalam darah sangat tinggi karena pola hidup tidak sehat. Kasusnya dialami oleh sebagian besar penderita diabetes, hampir 90%-nya.
Diabetes tipe 2 inilah yang dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Penderita diabetes tipe 2 dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar, tahun 2013 penderita diabetes tipe 2 sebesar 6,5% yang meningkat menjadi 8,5% di tahun 2018. Diperkirakan ada 16 juta orang Indonesia yang menderita diabetes tipe 2. Celakanya, penyakit ini juga memicu munculnya penyakit lain seperti stroke, kebutaan, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan kematian.
Almarhumah nenek saya adalah salah satu penderita diabetes yang meninggal dunia karena penyakit itu. Saat itu, kami masih awam mengenai penyakit diabetes ini. Kami belum tahu bahwa penyakit diabetes tipe 2 ini bisa dicegah dengan gaya hidup sehat. Penyakit ini juga memakan biaya pengobatan yang besar. Di Indonesia, berdasarkan Data Jaminan Kesehatan Nasional, di tahun 2017 sudah mengeluarkan biaya sebesar 1,877 Triliun untuk pengobatan diabetes tipe 2 ini. Wow.
Bayangkan ya jika kita bisa terhindar penyakit ini, negara akan menghemat biaya pengobatan diabetes dan dialokasikan untuk kepentingan lain seperti pendidikan, sosial budaya, dan sebagainya. Sebab, pencegahan penyakit diabetes ini sebenarnya tidak sulit. Selain diabetes, masih banyak Penyakit Tidak Menular lainnya yang juga menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Biaya pengobatan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk menangani Penyakit Tidak Menular ini pada tahun 2018 telah mencapai 20,4 triliun.
Sehingga Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia dengan rekomendasi global WHO 2013-2020, yang difokuskan pada 4 penyakit tidak menular penyebab 60% kematian yaitu:
- Kardiovaskular
- Diabetes Melitus
- Kanker
- Penyakit Paru Obstruksi Kronis
- Diet tidak sehat
- Kurang aktivitas fisik
- Merokok
- Mengonsumsi Alkohol
Peluncuran GERMAS. Sumber foto: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ |
Upaya untuk mencegah Penyakit Tidak Menular dengan 3 perilaku GERMAS, harus kita lakukan setiap hari. Bagi saya sendiri, agar saya dapat mencegah kutukan diabetes. Nah, ini dia 3 perilaku GERMAS yang alhamdulillah sudah saya praktekkan sehari-hari.
Melakukan Aktivitas Fisik
Saya berusaha untuk rutin berolahraga minimal 2 kali seminggu, tapi kalau bisa sih setiap hari ya. Olahraga ini dilakukan minimal 30 menit sehari. Alhamdulillah, saya bisa berolahraga di sekitar rumah saja karena rumah saya jauh dari klub senam atau klub fitnes. Olahraga itu mudah dan murah kok. Tak perlu mengeluarkan biaya jutaan. Berolahraga dengan lari atau jalan kaki keliling komplek juga bisa.
Olahraga Lari |
Olahraga senam juga bisa dilakukan dengan melihat tayangan instruktur senam di youtube. Sebenarnya, yang penting itu niat dan kemauan. Kalau tidak ada keduanya itu, alhasil kita hanya duduk santai di rumah. Selain olahraga, saya juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri. Saya tak menggunakan asisten rumah tangga atau bantuan orang ketiga. Itu lumayan ya membakar kalori, apalagi pekerjaan menyetrika pakaian. Mantap banget deh keringat yang dihasilkan.
Mengonsumsi Sayur dan Buah
Kedua jenis makanan ini yang semula tidak begitu saya sukai, kini mulai sering saya konsumsi. Saya jadi rajin belanja buah-buahan, terutama jeruk, pepaya, pisang, belimbing, nanas, dan kiwi. Soalnya, memang itu sih buah yang kebanyakan ada di tukang buah. Ya tak masalah, yang penting makan buah. Buah-buahan itu ada yang saya makan langsung, dibuat Infuse Water, maupun dijus atau diblender.
Menu makanan ada buah dan sayur |
Oya, semuanya itu tanpa tambahan gula lho karena buahnya saja sudah manis. Saya jadi terbiasa minum jus buah tanpa gula dengan rasa manis alami dari buah. Rasanya setelah rutin mengganti sarapan dengan buah, perut saya jadi lebih lapang. Tidak kekenyangan. Tubuh juga lebih segar dan pegal-pegal berkurang.
Infuse Water |
Memeriksakan Kesehatan secara Rutin
Kita juga sebaiknya memeriksakan kesehatan secara rutin setiap 6 bulan sekali sebagai upaya untuk mendeteksi keberadaan penyakit sejak dini. Terakhir kali memeriksakan kesehatan, saya mendapatkan informasi bahwa kolesterol saya cukup tinggi. Setelah itu, saya mengurangi makan makanan gorengan. Alhamdulillah, untuk gula darah masih normal.
Nah, itulah 3 perilaku Germas untuk mencegah Penyakit Tidak Menular, khususnya diabetes yang sudah banyak menyerang anggota keluarga saya. Bagaimana dengan teman-teman pembaca? Yuk, semangat hidup sehat!
Sumber Penulisan:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20160410/0814700/menkes-sebagian-kasus-diabetes-sebenarnya-bisa-dicegah/
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181210/5628797/cegah-cegah-dan-cegah-suara-dunia-perangi-diabetes/
https://tirto.id/kemenkes-biaya-penyakit-tidak-menular-capai-rp20-triliun-pada-2018-dK5x
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latar-belakang/strategi-pencegahan-dan-pengendalian-ptm-di-indonesia
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20161115/2518869/pemerintah-canangkan-gerakan-masyarakat-hidup-sehat-germas/
Sama mba aku juga takut kena diabetes, harus sering sering baca artikel seperti ini supaya ga lengah. Biar ga makan terus...
ReplyDeleteGaya hidup emang pengaruh besar ke kesehatan kita ya Mak.
ReplyDeleteSemoga ALLAH menjaga kita semua, aamiiinn
--bukanbocahbiasa(dot)com--
ibu saya juga penderita diabetes nih mbak... Sedih deh, menjalar kemana2 penyakitnya. Memang kami sekeluarga doyan makan sih dan suka lupa untuk berhenti saat makanannya enak... Jadi saya sekarang rada serem juga makan yg manis2 dan berusaha lebih banyak melakukan aktivitas fisik...
ReplyDeleteKalau ortu diabetes emang musti lebih giat mencegahnya ya Mak supaya ga kena juga. Semoga bapaknya sehat2 Mba, kece ikhtiarnya patut diacungi jempol
ReplyDeletePapah mertua saya juga diabetes. Sudah 3 tahunan ini hanya bisa berbaring. Udah gak bisa berativitas apapun. Makanya, saya sekeluarga semakin peduli untuk menjaga kesehatan. Diabetes itu mengerikan
ReplyDeleteSekarang kakakku juga kena diabetes mba. Penyebabnya, bener juga, karena ga bisa kontrol makanan.
ReplyDeleteAlmh mertua juga DM,,, tp.sudah meningg
Jadi ingat Almarhum ibu mertua juga mengidap Diabetes cukup parah hingga akhirnya berimbas ke mana-mana, harusnya semua anak-anaknya mulai menjaga pola makan yah karena contoh nyata betapa mengerikan dampak penyakit ini sudah di depan mata.
ReplyDeleteNasi putih termasuk makanan manis kan kan ya mba? Karbohidrat itu penting, tapi somehow ga bagus juga kalo kebanyakan ya. Semoga kita menjaga makanan terus
ReplyDeleteTernyata diabetes dapat diturunkan ya, benar-benar harus menjaga pola hidup sehat dan pola makan sehat ya
ReplyDeleteDiabetes itu diam-diam mematikan. Kalau orang Jawa, kebanyakan kalau bikin es teh itu, gulanya ampun deh. Asli bener-bener manis. Enak siiih pas diminum tapi kalau keseringan ya begitu, jadi bahaya.
ReplyDeletePaman saya juga kena diabetes, ada beberapa titik yang sudah dioperasi karena luka dan membusuk. :( dokter juga menyarankan untuk olahraga rutin, jaga pola makan, pola pikir serta kurangi makanan manis.
Jadi inget waktu survei seminggu di jogja. Setiap datang ke dinas pasti disuguhin teh manis, sehari bisa 3-4 dinas... Ditambah makan 3x sehari dikasih teh manis juga... Seneng sih, tapi serem diabetes kalau lebih dari seminggu gitu terus ya, heuheu...
ReplyDeleteKeluarga dari ibuku juga punya riwayat. Diabetes, 7 bersaudara hampir semua di hari tuanya mengidap diabetes bahkan hingga tutup usia karena diabetes. Makanya aku juga dah mulai nahan diri, mengurangi asupan gula dan karbo, ngurangi kebiasaan minum teh manis dari yang berkali-kali dalam sehari hanya jadi sekali di pagi hari
ReplyDeleteDiabetes emang mengerikan ya mbak, harus menjaga pola makan dan rutin aktivitas fisik agar tidak menderita sakit ini. Kakak iparku dulu juga kena diabetes, udah almarhum. istrinya yang juga kakakku juga diabet, tapi udah mulai mengatur makannya karena ingin hidup lebih lama dengan diet terkontrol
ReplyDeleteDiabetes jd penyakit momok ya mba terlihat tidak bahaya tp sebenarnya klo tdk disiplin bisa bahaya
ReplyDeleteAku nih suka minum yang manis2, stress dan kurang olahraga. Kudu ubah pola hidup sehat.
ReplyDeleteDiabetes ini memang mengerikan, kudu kontrol pola makan juga nih...
Tfs yaa Mbak :)
Semoga keluarga mba Leyla semua diberikan nikmat sehat ya mba. Bokapku terkena diabetes juga tapi tipe 1, alhamdulillah berangsur-angsur pulih karena menjaga pola makan
ReplyDeleteDiabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular yang acapkali tdk disadari oleh penderitanya. Dan jumlah penderita diabetes ini tdk sdkt yg masih usia produktif.
ReplyDeleteSemoga dgn Germas ini, menjadi sarana edukasi yg efektif utk perduli dengan pola hidup sehat.
Kakak saya juga ada yg kena diabetes, pdhl dr rekam sejarah keluarga tdk ada yg mengalami diabetes ini. Alhamdulillah, saat ini status kadar gula lebih baik, salah satunya dgn asupan sayuran dan konsumsi air putih,
Papa mertuaku gula darahnya juga tinggi nih. Makanya kami selalu was-was karena dia termasuk orang yang ga mau mengontrol pola makannya. Kalau diingatin dia pasti marah. Semoga Germas ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakt akan pentingnya kesehatan.
ReplyDeleteMakasih tulisannya mba. Aku masih bandel nih, kadang beli minuman manis itu. Padahal gulanya banyak ya. Harus mulai dikurangi nih keviasaan jelek.
ReplyDeleteBapakku juga punya diabetes, rajin olahraga tapi pola makannya emang sembarangan. Nah aku jarang olahraga, ga begitu suka yang manis karena takut kena diabetes juga. PR terbesarku buat mengubah pola hidup terutama rajin olahraga
ReplyDeleteDuh diabetes
ReplyDeleteIngat orang orang di sekitar rumahku di Makassar yang sejak aku kuliah ada yang kena diabetes
Pun sepupuku harus janda muda karena ditinggal suami dengan diabetes
Meski gak ada keturunan diabetes, aku punya kebiasan ngeteh sehari 2x pagi sore. Untungnya ga suka softdrink, tapi lagi mager buat olga nihm serem ya penyakit tidak menukar tuh, Ya Allah semoga selalu sehat
ReplyDeleteBeraktivitas fisik emang PR banget buat aku, padahal gampang banget dilakukan selagi ada niat ya. Tapi ya begitu deh suka malas. Boleh lah blogger Depok adain olahraga bareng yuk biar lebih sehat
ReplyDeleteBapakku almarhum juga penderita diabetes. Jadi kadang worry juga ikutan kena diabetes seperti yg mak leyla bilang. Gaya hidup lebih sehat memang urgent banget ya buat counter si diabetes ini.
ReplyDelete