Ada yang senasib dengan saya? Setiap hari anak-anak saya pasti minta jajan. Dulu saya diprotes suami karena terlalu longgar dalam memberikan makanan ringan atau jajanan. Semua berawal saat anak-anak berusia 3 dan 4 tahun. Saya memberikan mereka jajanan berupa biskuit dan wafer supaya anteng saat bermain. Usia mereka hanya terpaut setahun, jadi sering bertengkar. Ternyata, makanan ringan mampu membuat mereka tenang saat sedang bermain bersama. Mereka bermain sambil mengudap jajanan.
Setelah itu, saya menjadi terbiasa membelikan jajanan untuk anak-anak. Yup, saya sendiri yang membelikan. Mereka baru bisa membeli sendiri pada usia 9 tahun, yaitu baru belakangan ini saja. Itupun masih saya yang lebih banyak membelikannya. Alhasil, sudah tentu saya menyeleksi jenis jajanan yang boleh dimakan. Di sekolah mereka pun, jajanan telah melalui proses seleksi pihak sekolah. Pernah ada penjual jajanan yang dilarang berjualan lagi akibat jajanannya tidak higienis. Anak-anak juga saya larang membeli makanan dan minuman tertentu yang tidak higienis.
Walaupun anak-anak saya suka jajan, mereka tetap makan 3 kali sehari dan minum susu. Bisa dikatakan uang belanja bulanan yang diberikan suami ke saya itu lebih banyak dialokasikan untuk membeli makanan anak-anak seperti jajanan, susu, dan makanan berat. Tak masalah, yang penting mereka tumbuh sehat dan pintar. Memilih jajanan yang sehat adalah tugas seorang ibu, sebab sekarang semakin marak jajanan yang tidak sehat.
Berikut ini tips memilih jajanan yang aman versi saya:
Tidak Memakai Pewarna Berbahaya
Sudah lazim jajanan anak-anak menggunakan pewarna yang mencolok seperti merah, hijau, dan kuning. Saya melarang anak-anak membeli jajanan yang warnanya mencolok karena khawatir bukan menggunakan pewarna untuk makanan. Contohnya sosis dan nugget dengan warna merah menyala. Atau minuman berwarna yang diracik sendiri. Itu mengerikan. Gimana kalau pedagang memakai pewarna kain? Berbahaya untuk kesehatan anak-anak.
Jajanan Harus Bersih, Higienis, dan Halal
Banyak jajanan yang dijual di pinggir jalan sehingga terkontaminasi debu dan kotoran. Akibatnya anak-anak sakit perut. Untungnya di sekolah anak saya disediakan kantin yang bersih untuk para pedagang. Kalaupun jajan di luar, saya pastikan betul kebersihannya. Bisa dilihat dari kondisi gerobak dan tangan penjual. Apakah bersih atau tidak.
Lebih Pilih Jajanan Kemasan Bersertifikat
Saya lebih memilih jajanan yang sudah tersertifikasi halal MUI, BPOM, dan Departemen Kesehatan karena itu berarti sudah mendapat kepastian keamanan dari lembaga terkait. Di kemasan tersebut juga tercantum komposisi makanan, informasi nilai gizi, dan tanggal kadaluarsa sehingga bisa bisa menimbang apakah patut diberikan untuk anak-anak.
Teliti Tanggal Kadaluarsa
Mengapa memilih jajanan yang dikemas dengan baik, karena salah satunya tercantum tanggal kadaluarsa. Ini penting diperhatikan agar anak tidak sakit akibat memakan jajanan yang sudah lewat kadaluarsa. Makanan yang sudah lewat masa kadaluarsa bisa bikin sakit perut.
Makan Permen, Bolehkah?
Saya biasanya membelikan jajanan yang mengenyangkan untuk anak seperti biskuit, wafer, dan susu. Untuk permen, suami pernah melarang anak makan permen karena dia berkaca dari anak bibinya yang giginya tetap bagus. Katanya sih anak bibinya itu dilarang makan permen. Akhirnya saya jarang kasih permen ke anak-anak. Mereka juga tak terbiasa makan permen.
Sampai suatu ketika, Ismail, anak pertama saya, muntah pas diajak ke rumah tante saya di Depok. Padahal jarak perjalanan dari rumah saya ke rumah tante itu hanya sejam. Ismail memang mudah mual dan muntah kalau naik mobil saat bepergian. Dulu cuma kami kasih obat anti muntah dan oleskan balsam ke punggung. Nah, di rumah tante saya kan banyak permen. Beliau memberikan sekantung permen untuk anak-anak.
"Nih, makan permennya supaya nggak muntah lagi. Kalau mual itu kan lidahnya nggak enak dan pahit. Makanya makan permen supaya lidahnya manis dan mualnya hilang," kata tante saya.
Ternyata benar. Setelah mengunyah permen, Ismail jadi nggak muntah sepanjang perjalanan. Sekarang kalau mau bepergian, Ismail pasti bawa bekal permen. Alhasil, anak-anak mulai suka makan permen tapi tetap dibatasi setiap harinya dan tidak lupa menggosok gigi setelah makan permen.
Memilih permen juga harus hati-hati karena banyak beredar narkoba dalam bentuk permen. Jadi kami memilih permen yang sudah memiliki sertifikasi halal MUI dan BPOM RI. Contohnya Pindy permen Susu. Permen ini bentuknya lunak, jadi mudah dikunyah oleh anak-anak saya.
Ada 3 rasa permen Pindy Susu: cokelat, strawberry, dan vanila. Rasa yang disukai oleh anak-anak saya adalah yang cokelat. Rasa susunya kental sekali jadi seperti sedang mengunyah susu. Walaupun rasa susu tapi tidak eneg. Buktinya anak-anak suka, terutama Ismail. Saat kami mau pergi pergi, Ismail langsung mengunyah permen Pindy Susu supaya tidak mual dan muntah.
Pindy permen susu aman dikonsumsi anak-anak. Buktinya, anak saya tidak kenapa-kenapa setelah memakannya. Insya Allah kami akan berlibur ke rumah neneknya anak-anak di Garut. Sudah pasti Pindy permen susu harus menemani perjalanan kami supaya anak-anak tetap happy selama di perjalanan.
Informasi lebih lanjut:
Instagram: @PermenPindy_ID
Facebook: Permen Pindy
Websita: www.iu.co.id
Memilih permen juga harus hati-hati karena banyak beredar narkoba dalam bentuk permen. Jadi kami memilih permen yang sudah memiliki sertifikasi halal MUI dan BPOM RI. Contohnya Pindy permen Susu. Permen ini bentuknya lunak, jadi mudah dikunyah oleh anak-anak saya.
Label Halal MUI & Nomor BPOM |
Komposisi Produk |
Ada 3 rasa permen Pindy Susu: cokelat, strawberry, dan vanila. Rasa yang disukai oleh anak-anak saya adalah yang cokelat. Rasa susunya kental sekali jadi seperti sedang mengunyah susu. Walaupun rasa susu tapi tidak eneg. Buktinya anak-anak suka, terutama Ismail. Saat kami mau pergi pergi, Ismail langsung mengunyah permen Pindy Susu supaya tidak mual dan muntah.
Pindy Permen Susu Cokelat, Strawberry, Vanilla |
Pindy permen susu aman dikonsumsi anak-anak. Buktinya, anak saya tidak kenapa-kenapa setelah memakannya. Insya Allah kami akan berlibur ke rumah neneknya anak-anak di Garut. Sudah pasti Pindy permen susu harus menemani perjalanan kami supaya anak-anak tetap happy selama di perjalanan.
Siap-siap ke Garut bawa Pindy Permen Susu |
Informasi lebih lanjut:
Instagram: @PermenPindy_ID
Facebook: Permen Pindy
Websita: www.iu.co.id
para bunda memang suka melarang makan permen karena bikin gigi rusak. tapi khan ada solusinya gosok gigi setelah makan permen
ReplyDeleteIya Mpo. Rajin gosok gigi aja yaa
Deletepermen pindy ini teksturnya empuk ya, jadi aman buat anak2, nggak bikin khawatir tertelan tiba2. aku tuh agak trauma krn sulungku pernah tersedak dikasih permen yg teksturnya keras dan licin sm bapaknya >,< untung cepat2 aku tepuk punggungnya dan bs keluar permen itu dr kerongkongannya
ReplyDeleteIya ini permen lunak. Gampang dicerna.
DeletePemberian permen aman asalkan sesuai usia dan terbuat dari bahan yg aman :)
ReplyDeleteAnakku Haidar juga suka banget sama permen susu
ReplyDeleteJangankan anak2 mba, aku juga suka permen susu. Mau coba ah beli pindy susu.
ReplyDeleteIya yaa.. apalagi kalo sedang kerja enaknya sambil ngemut permen
DeleteGampang mabuk darat ya ismail. Bawa permen sama kresek kali yaa supaya nyaman selama perjalanan. Jangan lupa gosok gigi dan minum air putih.
ReplyDeleteIya nih gampang mual muntah di mobil, jadi harus kunyah permen dulu
DeleteAnakku juga suka ngemil biscuit, wafer, termasuk permen. Biasanya kalau permen aku kasih yang ada kandungan susunya. Sofar, giginya aman siy dan syukurnya anaknya rajin sikat gigi.
ReplyDeleteAlhamdulullah aman ya asal rajin sikat gigi
Delete