Friday, 3 June 2016

Perlukah Anak Belajar Membaca Sejak Bayi?

Belajar membaca bersama Miss Nadia
Assalamu'alaikum, Halo Bu-Ibu.... Sebagai penulis buku, saya miris sekali mengetahui kenyataan bahwa minat baca penduduk Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya sangat kecil. Survei dari Unesco, tak sampai satu judul buku yang dibaca oleh per orangnya per tahun, di luar buku pelajaran. WOW! Sedangkan di Malaysia, setiap orang bisa menghabiskan tiga judul buku bacaan per tahunnya. Apalagi bila dibandingkan dengan negara maju seperti Jepang, yang per orangnya membaca lima sampai sepuluh buku per tahun. Tidak heran, sih. Nyatanya, buku-buku yang ada di toko buku sekarang ini hanya bertahan beberapa bulan dipajang, bukan karena laku, tapi karena dikembalikan ke gudang penerbit untuk kemudian dimusnahkan atau kalau nasibnya baik sih diobral. 


Padahal kita tahu ya Bu, buku adalah gudangnya ilmu. Memang sih, ilmu sekarang ini  bukan hanya diperoleh dari buku. Namun, dengan membaca buku, kita jadi lebih pandai merangkai kata, mengembangkan daya imajinasi, dan memperbanyak kosa kata. Bagi anak-anak, bisa kelihatan deh anak yang suka membaca buku itu pengetahuannya lebih luas. Pengetahuan itu tidak hanya didapatkan di sekolah. Kalau hanya di sekolah, masih kurang sekali. Anak-anak harus rajin membaca buku di luar disiplin ilmu yang dipelajarinya di sekolah. Saya sendiri sudah suka membaca buku sejak kelas 3 SD. 

Koleksi Buku Read!

Eh, tapi kapan saya mulai belajar membaca? Ya, standarlah, saya mulai belajar membaca buku saat kelas 1 SD. Makanya saya kaget betul sewaktu menghadiri acara Early Language Learning Workshop di Reading is Fun, Jalan Kerinci III No. 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ibu Lily, mengungkapkan bahwa anak-anaknya sudah bisa membaca dari umur 9 bulan! Kebayang nggak sih Bu, gimana coba mengajarkan anak membaca dari bayi? Pasti kita mikirnya susah, kan. Terus, kita juga mikir emangnya perlu anak-anak belajar membaca sejak bayi? Bukannya itu memaksa anak untuk dewasa sebelum waktunya? Yah, sebagaimana yang kita ketahui, dunia parenting ini kompleks sekali. Di satu sisi, ada ahli parenting yang menyarankan orangtua agar memberikan anak pengetahuan dan keterampilan sejak batita. Di sisi lain, ada yang justru melarang orangtua memaksa anak belajar sebelum waktunya dan mengabaikan hak bermainnya. Tidak ada yang salah dengan pilihan tersebut, yang penting kita tetap memikirkan hak anak untuk menjalani masa kecilnya secara bahagia.


Maksudnya begini, orangtua yang mengajari anaknya membaca sejak bayi itu bukan berarti "menyiksa" anak. Kalau metode pembelajaran itu menyenangkan dan dilakukan sambil bermain, anak-anak pasti senang, Itulah yang saya dapati ketika berkunjung ke Perpustakaan Reading is Fun ini. Ternyata, kegiatan membaca itu bisa jadi sangat menyenangkan! Tempatnya homy sekali, dengan dekorasi yang didominasi oleh warna putih. Dari ruang depan sampai belakang, terdapat buku-buku yang menarik anak-anak. Di sini anak-anak bisa belajar membaca dengan mentor-mentor yang ramah dan mumpuni. Salim pun ikut merasakan kegembiraan belajar membaca bersama Miss Nadia yang sabar dan ramah. Sambil duduk berselonjor di ruang belakang yang dipenuhi mainan dan buku-buku. Miss Nadia membacakan satu per satu kata dari buku Your Baby Can READ, yang diciptakan oleh Robert Titzer, Ph.D. 
Bu Lily menceritakan tentang anak-anaknya

Dr. Titzer, seorang Profesor dan peneliti bayi dari Amerika Serikat, menciptakan satu-satunya program komprehensif di Indonesia yang menggabungkan mekanisme melek huruf kecil berdasarkan metodologi multisensoris untuk pengembangan anak usia dini. Buku Your Baby Can READ digunakan untuk pembelajaran anak usia 3 bulan sampai 7 tahun. APAA?! Usia 3 bulan sudah bisa diajari membaca?! Bisa, dong.... Cara belajarnya juga menyenangkan dan tidak akan membuat anak bosan. 

Jadi, kenapa sih anak sebaiknya belajar membaca sejak dini? Supaya bisa lulus seleksi masuk SD favorit? Bukaaan... masuk SD juga bisa kok walaupun belum bisa membaca. Yang paling utama, dengan anak sudah bisa membaca dan terbiasa membaca, ke depannya mereka akan suka membaca. Dengan begitu, minat baca pun akan mengalami kenaikan. Tentunya kita berpikir, pasti susah deh mengajari anak membaca sejak dini? Oh, tidaaak.... Bayi, balita, dan anak-anak usia prasekolah yang telah memprakttekkan program Reading is Fun ini telah membuktikan kefektifannya. Mereka bukan hanya sudah bisa membaca sejak usia 9 bulan, tapi juga jadi kecanduan membaca! Bahkan, anak Bu Lily saja yang masih usia SD, sudah bisa membaca buku Harry Potter yang tebal-tebal dalam waktu cepat. Wuiih! Saya saja belum tamat-tamat membaca Harry Potter. 

Anak-anak antusias belajar membaca

Program Interaktif dari Your Baby Can Read (YBCR) dan Your Child Can Discover (YCCD) yang diciptakan oleh Dr. Titzer ini membantu menstimulasi otak anak secara visual, auditory, dan kinestetis. Para mama blogger diperlihatkan video rekaman anak-anak Bu Lily yang sedang belajar membaca dan mereka bisa membaca kata-kata yang ditunjukkan oleh mentor dengan cepat. Usia anak-anak itu antara 1,5-3 tahun! Luar biasa, ya?! Andai Perpustakaan Reading is Fun ini dekat dengan rumah saya, saya pasti bakal sering berkunjung membawa Salim. Untuk masuk dan membaca bukunya biaya per hari Rp 20.000. Itu sudah sekalian menyewa kostum karakter lho, ada Princess, Spiderman, Thorr, dan sebagainya. Nah, kalau mau ikut kelasnya, bisa daftar dan membayar biaya langganan Rp 1,9 juta, sudah mendapatkan buku Your Baby Can Read dan Your Child Can Discover yang harganya antara 1,5 juta sampai 1,8 juta.

Salim pakai baju Thor
Bagi ibu-ibu yang ingin lebih tahu tentang Program Reading is Fun ini, datang saja ke acaranya BESOK, Sabtu, 4 Juni 2016 jam 10.30-12.30 di Atrium XXI Gandaria City Level 2, Kids Carnival. Akan ada Early Language Learning Workshop, Testimonials from Indonesian Mums, "Your Baby Can" Interactive Demo Class, Lucky Draw & Special Discount, dan Goodiebag.  Yuk, mulai biasakan membaca sejak dini!




6 comments:

  1. Bayi belajar membaca? Baru dengar nih Mba.. Mungkin ada metodanya ya untuk merangsang saraf motorik si bayi sejak dini..

    ReplyDelete
  2. tapi tentunya harus ada metode yang kelak membuat anak gak malas, takutnya karena sejak kecil disuruh baca , anaknya gak nyaman jadi malas baca. Aku dulu dengan sering memberikan buku cerita bergambar dengan tulisan yang besar

    ReplyDelete
  3. Mengenai budaya baca, orang tua juga harus memberi contoh ya mbak

    ReplyDelete
  4. Duh, 9 Bulan sudah bisa membaca?

    ReplyDelete
  5. Pengetahuan semakin berkembang. Sepertinya menarik metodenya. Yg penting anak2 tdk merasa terbebani, ya Mbak.

    ReplyDelete
  6. Aku suka banget perpustakaannya, nyaman banget ya maaaak. Hihi. Eh itu Salim pasti happy banget juga ya pake baju Thor. Heheheee

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^