Nak, sebagai seorang muslim, kita harus mengimani
Nabi Muhammad SAW. Iman artinya percaya. Percaya kepada semua yang dikatakan
Nabi Muhammad Saw dan menyakini bahwa apa yang disampaikannya adalah benar. Memiliki
rasa percaya itu tidaklah mudah, apalagi kita hidup di masa yang jauh sekali
dari masa kenabian. Jangankan kita yang belum pernah melihat Nabi Muhammad Saw
secara langsung. Orang-orang di masa Nabi hidup pun pernah tidak mempercayai
semua perkataan Nabi. Mereka menyebut Nabi sebagai tukang sihir, pembual,
bahkan orang gila.. Kita hanya mengenal Nabi dari Al Quran yang dibawanya,
serta sirah Nabawiyah (catatan sejarah tentang Nabi) yang ditulis berdasarkan
rangkaian cerita hadist dan terjemahan Al Quran.
Jika kita tidak mengimani Nabi, maka kita akan
menganggap Al Quran adalah karangan Nabi. Sama seperti orang-orang terdahulu
yang mendustai Nabi. Mereka menganggap Al Quran adalah kata-kata Nabi sendiri.
Lalu, bagaimana kita bisa mempercayai Nabi selain karena hidayah atau petunjuk
yang sudah diembuskan Allah kepada kita? Bagaimana kita yakin bahwa Nabi
Muhammad Saw adalah utusan Allah dan Al Quran adalah sebenar-benarnya firman
Allah? Begini ceritanya….
Pada usia 40 tahun, Nabi menyendiri di dalam gua
Hira. Nabi sering melakukan hal itu. Orang sekarang menyebutnya, kontemplasi.
Dalam kesendiriannya itu, Malaikat Jibril mendatangi Nabi dan membuat lelaki
itu gemetar. Bagaimana tidak? Malaikat dideskripsikan sebagai makhluk yang
tubuhnya berada di bumi dan di langit. Cahayanya bersinar terang. Malaikat berkata,
“IQRA. Bismirabbikalladzi kholaq.”
Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
menciptakan.
Nabi tidak bisa langsung melakukannya. Dia menggigil dan ketakutan. Dia tak tahu
bahwa itulah firman pertama dari Allah yang diembuskan kepadanya. Dia disuruh
membaca, tetapi dia tidak bisa membaca. Di usia 40 tahun, Nabi sama sekali
tidak bisa membaca. Nak, Nabi kita adalah seorang yang buta huruf. Dia tidak
bisa membaca. Jadi, bagaimana dia bisa mengarang Al Quran? Kitab suci yang di
dalamnya mengandung kata-kata sastrawi, dirangkai dengan kalimat tingkat tinggi
yang memiliki kiasan-kiasan yang tidak mungkin dikarang oleh orang yang tidak
bisa membaca.
Jangankan seorang yang buta huruf, orang-orang
pandai yang belajar sampai perguruan tinggi pun belum tentu bisa membuat satu
kalimat pun yang serupa dengan satu ayat di dalam Al Quran. Hal itu sudah
pernah dilakukan oleh orang-orang kafir yang tidak percaya dengan Al Quran.
Mereka berusaha membuat kalimat yang mirip dengan Al Quran, tetapi mereka
gagal. Sebab, Al Quran bukan kata-kata Nabi. Al Quran adalah firman Allah. Al
Quran diturunkan kepada seorang buta huruf sebagai mukjizat agar kita percaya
bahwa Al Quran sungguh-sungguh dari Allah. Tidak mungkin seorang yang buta
huruf bisa mengarang Al Quran.
Bacalah
dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
menciptakan.
Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.
Yang
mengajar (manusia) dengan pena.
Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Quran Surat Al ‘Alaq ayat
1-5).
Inilah salah satu Kisah Hebat Nabi Muhammad Saw,
seorang yang buta huruf tetapi disuruh membaca agar bisa mengajarkan manusia
mengenai firman-firman Allah Swt. Kini, Al Quran sudah ada di tanganmu, Nak.
Apakah kau sudah membacanya? Apakah kau sudah menyelami ayat-ayat-Nya dan
mengambil pelajaran? Jangan kaubiarkan Al Quran hanya terpajang di lemari
bukumu, karena di dalamnya ada lautan ilmu mengenai Tuhanmu, Nabimu, dan
agamamu. Al Quran adalah penuntun menuju cahaya-Nya.
Allah menyuruh kita membaca, karena buku-buku
bacaan itu adalah media untuk mengajarkan manusia dengan pena. Berapa pun
usianya, membaca itu perlu. Contohlah Nabi Muhammad Saw yang disuruh membaca
oleh Allah Swt, meskipun usianya sudah 40 tahun. Itu kenapa Mama menyediakan
banyak buku bacaan untukmu, agar kau pun senang membaca. Tak hanya Al Quran,
melainkan juga buku-buku lain yang memberikan ilmu bermanfaat bagi kehidupanmu.
Saat kau belum bisa membaca, Mama yang membacakan. Sama seperti Malaikat Jibril
yang menuntun Nabi Muhammad Saw untuk membaca. Kini kau sudah bisa mengeja kata
dan kaupun membaca buku-buku itu.
Tetaplah membaca, Nak, bahkan hingga kau menua nanti. Membaca akan menjaga otakmu dari kepikunan. Membaca adalah gerbang menuju cahaya. Temukan kisah-kisah hebat mengenai Nabi Muhammad Saw dan nabi-nabi sebelumnya di dalam Al Quran dan buku-buku sehingga kau meyakini agama yang kau peluk hingga kini. Bukan sekadar mengikuti keyakinan kedua orangtuamu. Jadilah muslim yang tangguh dan kuat seperti Nabi Muhammad Saw.
Good luck mbak ela. Semoga menang. Aamiin
ReplyDeleteNabi Muhammad dan Al Quran sudah menjadi satu paket yg tak bisa terpisahkan. Di dalamnya banyak firman Allah yg disampaikan kepadanya. Good luck mbak Leyla
ReplyDeletehai mba :)
ReplyDeleteini buku yang masuk wishlist aku! penasaran banget sama bukunya gegara banyak review dari teman2 blogger.
aku juga pengennya mengenalkan Rasul ke ahza sejak dini, tapi belum kesampean nih mba, dia masih asyik dengan dongeng2 binatangnya hhehe