Friday, 19 February 2016

Bandung Love Story: Bandung Lautan Cinta

Sarapan dengan si Cinta di Hotel deJava, Bandung
Assalamu'alaikum. Bandung, siapa yang tak kenal kota itu? Apalagi sekarang bapak walikotanya ngehits banget yah.. selain ganteng, berwawasan, lucu pula. Saya bukan orang Bandung, tetapi Bandung memiliki kenangan yang akan terus melekat seumur hidup. Tentu saja, bagaimana tidak, saya bertemu suami dan ayah dari ketiga anak saya, ya di Bandung. Cuit.. cuit... memang betul deh, Kota Kembang itu telah membuat hati saya dipenuhi  banyak kembang. Padahal, saya baru dua kali ke Bandung. Bandingkan dengan Semarang, tempat di mana saya kuliah dan ngekos selama empat tahun. Boro-boro ketemu jodoh, patah hati iya hehehe....


Itulah, kita memang tidak tahu di mana dan kapan akan bertemu dengan jodoh kita. Di tempat yang kita diami bertahun-tahun atau malah di tempat yang baru kita datangi? Jauh sebelumnya, saat masih ngekos di Semarang, seorang teman satu kos pernah berharap berjodoh dengan ikhwan Bandung, lulusan ITB. Wuiih.. ketinggian nggak tuh? Ya, berharap sih boleh saja, walaupun jelas-jelas kami kuliah di Semarang, masa minta jodohnya orang Bandung? Entah bagaimana cara bertemunya. Saya sendiri tidak punya gambaran dari mana jodoh saya, yang penting laki-laki, muslim, dan mapan (wueitss... dasar matre!). 

Setelah lulus kuliah, saya bekerja di Depok. Lah, terus bagaimana bisa dapat jodoh orang  Bandung? Cerita masih berlanjut. Barangkali ada yang sudah bosan baca cerita saya ini, karena sudah beberapa kali saya ceritakan juga, tapi ini saya tulis ulang hehe... Saya juga menjalani proses perjodohan dengan orang Jakarta dan sekitarnya, tapi gagal semua. Kemudian, dalam suatu kesempatan, saya pergi ke Bandung untuk acara kepenulisan. Apakah di sana saya ketemu jodoh? Ya, enggak juga. Sabar... tenang dulu. Kali kedua ke Bandung, saya sekadar jalan-jalan saja akhir pekan bersama dua orang sahabat: Kania Ningsih dan Mbak Tary. Mereka ini adalah teman sewaktu saya kerja di majalah. Kania Ningsih bekerja di majalah yang sama dengan tempat saya kerja. Mbak Tary seorang penulis lepas, sekarang dia sudah menjadi penulis skenario televisi yang sukses.
Ayah dan tiga anaknya di Mall Paris Van Java, Bandung

Yah, bisa dibilang dulu kami sedang galau-galaunya dalam urusan jodoh dan pekerjaan. Gaji minimalis. Calon jodoh, nggak masuk list. Kami beberapa kali gagal dalam urusan jodoh. Sampai kemudian Kania yang pindah ke Bandung karena mau meneruskan kuliah, mengabarkan kalau dia sudah dapat jodoh! Apaaaa? Kami keduluan Kaniaa? Kania sudah dilamar dan dua bulan lagi akan menikah. Mbak Tary pun mengajak saya mengunjungi Kania di Bandung, sebelum Kania menikah dan menjalani dunia yang berbeda dengan kami, hiks.... 

Kami menginap di kos Kania, ngobrol-ngobrol cantik sebelum salah satu melepas masa lajang. Saya jadi tambah galau kalau ada teman yang mau menikah, sementara saya belum ada calon sama sekali. Hasil dari ngobrol-ngobrol itu, Kania memberikan formulir kontak jodoh yang tadinya mau dia pakai tapi nggak jadi. Dia menyuruh saya mengisinya, nanti dikirim lagi ke dia pakai Pos dan dia yang akan meneruskannya ke Ustaz yang mencarikan jodoh itu. Coba kalau teman-teman jadi saya, apakah teman-teman akan melakukan saran itu? Kalau saya sih, yes. Dua minggu setelah memikirkannya, apa salahnya saya isi formulir jodoh itu dan kirimkan ke Kania? Sebulan setelah formulir itu diserahkan Kania ke Ustaz yang dimaksud, saya mendapat telepon dari Ustaz tersebut dan disuruh ke Bandung karena calon lelaki yang mau menjadi suami saya sudah menunggu. 

Taman Kota Sukajadi, Bandung

WHAAAT?! Deg-deg.. saya berangkat lagi ke Bandung bareng Mbak Tary, karena dulu itu saya nggak berani bepergian jauh sendirian. Kami menginap lagi di rumah Kania. Saya datang agak telat karena calon suami saya itu sudah menunggu satu jam sebelumnya. Wajahnya agak bete pas melihat kami datang hahaha.... Wawancara berjalan mulus. Tiga hari kemudian, Ustaz kembali menghubungi, apakah saya yes dengan lelaki itu itu? Saya gengsi dong bilang yes, saya balikkan ke Ustaznya, apakah lelaki itu yes? Dan ternyata... dia yes! Ya sudah, saya yes juga deh (pura-pura pasrah, padahal mau). Delapan bulan kemudian, saya menikah dengan lelaki itu. Lelaki yang saya temui di Bandung. Walaupun bukan orang Bandung, tapi lulusan ITB. Saya mengambil mimpi teman saya. 

Sekarang kami sudah sembilan tahun menikah dan punya tiga anak. Bandung tetap menjadi tempat favorit untuk jalan-jalan, karena selalu kami lewati kalau mau ke rumah orangtua suami di Garut. Beberapa tulisan mengenai tempat-tempat di Bandung yang kami kunjungi sekeluarga, sudah saya terbitkan di blog ini dan blog satunya lagi. Berikut ini daftarnya: 


Tentunya masih banyak lagi tempat-tempat di Bandung yang belum kami jelajahi. Bandung, sepertinya masih akan menjadi tempat tujuan wisata utama, selain Garut, karena murah meriah dan dekat. Semua tempat di Bandung, istimewa bagi saya, selama dijelajahi bersama suami dan anak-anak. Namun, tempat yang akan selalu saya kenang adalah rumah Ustaz di mana kami bertemu. Di mana itu? Rahasia ah. Nanti banyak yang nanya :D



11 comments:

  1. Mba Leyla ternyata dah banyak ya momen keliling2 kota Bandung.. Aku dah lama banget gak ke Bandung..terakhir tahun 2002 yg lali. Jadi kangen Bandung nih..

    ReplyDelete
  2. saya sih yes juga buat kalian berdua hehe...semoga langgeng dan samara terus

    ReplyDelete
  3. Wah, di bandung tempat cinta bersemi ya mba, smg samara terus..amiin

    ReplyDelete
  4. Banduuuung i love bandung. Cicit cuit anak itb ternyataaa

    ReplyDelete
  5. wa,ternyata sahabat sama ak kania ya...akhirnya..selamat ya mak^^

    ReplyDelete
  6. wah sudah sampe ke taman sukajadi, saya aja orang Bandung belum pernah haha

    ReplyDelete
  7. gak cukup sehari kalau ke Bandung ya, banyak tempat yg bisa dijelajahi.

    ReplyDelete
  8. Keingat masa masa galau itu mba.. Oh.. Galaunya, aku Juga mengalami seperti itu. Galau galau ngarepp haha.. Sukses ya mba, semoga menang..

    ReplyDelete
  9. Hehe...ternyata seru juga pencarian cinta sejatinya ya mb Leyla..

    ReplyDelete
  10. rmah ustadz maulana gk mbak, hehe,
    blm pernah ke bandung mah saya mbk, hiks

    ReplyDelete
  11. Eh prikitiwww. Hahahahah... Alhamdulillah ya akhirnya dapet yang terbaik setelah patah hati. Hehehehe...
    Makasih sudah ikutan GA saya. :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^