Assalamu’alaikum, Bunda-bunda
tentu sudah membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya mengenai Morinaga Multiple Intelligence PlayPlan
yang sangat membantu saya memberikan permainan-permainan edukatif untuk si
kecil. Untuk bisa mengakses website www.morinagamiplayplan.com caranya mudah saja. Kita tinggal mendaftar dan mengikuti petunjuknya. Setelah
mendaftar, saya diminta menjawab 64 pertanyaan untuk menganalisis kecerdasan
yang paling dominan dari delapan jenis kecerdasan yang ada pada Salim. Setelah
selesai menjawabnya, ada empat kercerdasan yang paling dominan: Musikal, Kinestetik,
Naturalis, dan Visual Spasial. Selanjutnya nanti saya bisa mengembangkan
kecerdasan itu dengan menggunakan stimulasi-stimulasi yang diberikan.
Dari Newsletter Morinaga, Helly Octaviana, Business Unit Head
Nutrition for Kids, Kalbe Nutritionals, mengungkapkan, “Morinaga percaya,
setiap anak lahir dengan potensinya masing-masing yang menjadikannya unik.
Sejalan dengan pendidikan akademis yang harus ditempuh, pendidikan non akademis
juga penting agar potensi si kecil berkembang maksimal.” Agar si kecil menjadi
Generasi Platinum, yaitu anak-anak yang siap menerima masa depan dengan bekal
fisik yang sehat dan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual, Morinaga
mempersembahkan MoriCare+ Prodiges yang merupakan sinergi antara nutrisi dan
stimulasi.
Dengan menggunakan filosofi
sepuluh jari tangan yang berbeda-beda, setiap anak memiliki potensi yang
berbeda-berbeda. Orangtua harus mengetahui dan memahami potensi si kecil
sebagai langkah awal membesarkan dan membantunya berkembang sesuai dengan kepribadian uniknya. Hal itu juga dapat
membantu pengembangan karakter dan rasa percaya diri si kecil dalam menghadapi
tantangan global. Inovasi MoriCare+ Prodiges
lebih dari sekadar nutrisi atau beyond
nutrition, karena menghadirkan sebuah modul digital: Multiple Intelligence
PlayPlan atau MI PlayPlan.
Saya sudah mencoba aplikasi
tersebut dan sudah mendapatkan empat kecerdasan yang dominan ada pada Salim, 3,3
tahun. Saya sangat terbantu dengan games-games yang disediakan dan dapat
dipraktekkan di rumah sehingga saya menjadi lebih kreatif dalam menstimulasi
Salim. Aplikasi ini ditujukan untuk anak usia 1-6 tahun. Salim sangat senang
sekali mempraktekkan ide-ide permainannya. Dia jadi memiliki kesibukan yang
bermanfaat.
Berdasarkan empat kecerdasan
dominan yang ada pada Salim, saya mau menceritakan stimulasi yang sudah saya
berikan, satu per satu.
Pertama, Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal adalah
kecerdasan yang menekankan kemampuan memahami musik sebagai media untuk
mengapresiasikan diri. Sekarang saya paham, mengapa Salim sangat tertarik
dengan suara musik atau orang bernyanyi. Rupanya kecerdasan yang paling dominan
adalah musikal! Salim itu kalau ada suara musik atau orang bernyanyi, dia akan
tertawa-tawa lalu ikut bergoyang. Dia akan senang sekali kalau disuruh naik ke
atas meja untuk bernyanyi. Dia juga suka bermain tebak suara, yaitu menirukan
suara-suara hewan yang diketahuinya. Sayang, saya belum banyak menstimulasi
kecerdasan yang satu ini karena saya sendiri kurang suka bernyanyi. Ini PR buat
saya agar lebih semangat dalam memberikan stimulasi, diantaranya dengan
bernyanyi saat melakukan kegiatan sehari-hari maupun membuat alat musik dari
benda-benda yang mudah ditemukan.
Tahu sendiri kan, kalau kita
membeli alat musik seperti gitar, piano, biola, itu berapa harganya?
Stimulasinya bisa dimulai dari yang sederhana dulu. Yang penting anak berani
maju ke depan dan menunjukkan bakatnya. Kecerdasan musikal ini bukan berarti ke
depannya nanti anak saya akan menjadi pemusik atau penyanyi. Howard Gardner
yang menggagas Kecerdasan Majemuk dan banyak ilmuwan lainnya meyakini bahwa
kecerdasan musikal adalah pusat pengalaman manusia dan merupakan awal dari
munculnya kecerdasan individu.
Kecerdasan musikal memiliki
keterkaitan erat dengan jenis kecerdasan lainnya. Kita sering merasakan musik
dengan tubuh kita melalui gerakan-gerakan seperti menghentakkan kaki,
menggeleng-gelengkan kepala, menari, dan sebagainya, yang berhubungan dengan
kecerdasan kinestetis. Kita juga merasakan musik dengan emosi, seperti menangis
(saat lagunya sedih), tertawa (saat lagunya gembira), dan sebagainya, yang
berhubungan dengan kecerdasan emosional (Interpersonal).
Manfaat memiliki kecerdasan
musikal itu diantaranya: memiliki pengetahuan untuk mengurangi stress yang
dialami, meningkatkan kreativitas diri, menggali berbagai kemampuan terpendam
untuk kepentingan belajarnya dan mengingat berbagai informasi mengenai sesuatu,
mengasah suasana hati (mood) untuk
lebih mengoptimalkan keberadaan dirinya, dan memiliki pengetahuan untuk
memperdalam hubungan personalnya dengan orang lain. (sumber referensi: di sini)
Jadi, makin paham deh saya sekarang
kalau kecerdasan musikal ini perlu distimulasi dengan baik. Wah, saya harus
sering-sering bernyanyi nih untuk Salim. Tak heran kegiatan bernyanyi itu
sering diadakan di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-Kanak).
Nah, aplikasi MI PlayPlan memberikan ide untuk membuat alat-alat musik yang mudah
dibuat, salah satunya Gitar Kardus. Bahan-bahan yang diperlukan dan tahapan
pembuatannya bisa lihat di gambar.
Berhubung lemnya kurang kuat,
maka saya menambahnya dengan lem selotip, lalu menjahitnya sedikit di
tengah-tengah. Didiamkan dulu semalaman agar lemnya mengeras. Besok paginya,
Salim bergaya dengan gitar kardusnya bak seorang Ksatria Bergitar!
Cara membuat Gitar Kardus |
Kedua, Kecerdasan Kinestetis
Kecerdasan kinestetis adalah
kecerdasan yang menekankan pada penggunaan tubuh dalam berkomunikasi dan
mengekspresikan diri. Kalau yang ini jelas sekali, karena Salim itu sangat
aktif, tidak mau diam, selalu bergerak ke sana kemari, dan senang membongkar
benda-benda. Makanya mainan-mainannya rusak semua karena dipreteli. Kalau belum
copot semua onderdilnya, belum puas. Cara menstimulasinya dengan mengajak
melakukan kegiatan-kegiatan fisik, seperti berlarian, melompat, naik sepeda,
bermain di luar rumah, atau bermain pasir.
Setidaknya sekarang saya mengerti
mengapa saya seharusnya santai saja kalau anak-anak mengacak-acak rumah,
tidak bisa diam, berlarian, dan
melompat-lompat di tempat tidur, karena itu salah satu cara menstimulasi kecerdasan
kinestetis. Orangtua justru harus senang kalau anaknya aktif dan tidak ada
gangguan pada salah satu anggota tubuhnya.
Ketiga, Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis merupakan
kecerdasan dalam berpikir dan belajar yang berkaitan dengan pemahaman terhadap
lingkungan sekitar kita, seperti tanaman, binatang, atau benda mati seperti
air, batuan, atau gejala alam seperti hujan atau panas, atau tentang ruang
angkasa. Yang namanya anak-anak, Salim memang suka dengan cerita-cerita
binatang atau karakter-karakter hewan. Saya sering membacakan cerita
hewan-hewan dan dia senang mendengarkannya. Nanti dia akan mengikuti suara
hewan-hewan tersebut.
Untuk stimulasinya, saya mencetak
gambar-gambar siklus hujan, elang dan makanannya, serta gambar-gambar lain dari
website MI PlayPlan. Saya ajak Salim untuk mewarnai gambar, sekaligus
menjelaskan maksud gambar tersebut. Misalnya, gambar siklus hujan. Saya
jelaskan bagaimana proses terjadinya hujan. Memang, anak seusia Salim belum
mengerti benar, tapi insya Allah kalau sering diceritakan lama-lama dia
mengerti.
Keempat, Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan Visual Spasial
merupakan kecerdasan dalam berpikir dan belajar dengan gambar-gambar, memahami
bentuk, pola, bentuk, posisi, dan ruang suatu obyek, termasuk untuk berpikir
kreatif. Di antara cirinya adalah senang menggambar atau melukis, melihat
lukisan-foto-film, membuat berbagai permainan kreatif, dan sebagainya. Salim
memang suka sekali menonton film, termasuk video-video yang ada di You Tube.
Cara membuat Penguin |
Ahaa! Ternyata Rencana Bermain MI
PlayPlan juga ada di You Tube. Saya membuat boneka Penguin dari kardus yang
cara pembuatannya mengikuti video You Tube Morinaga Platinum, berjudul: Rencana Bermain Multiple Intelligence - Beri
Makan Penguin. Salim ikut menggunting-gunting saat saya membuatkan boneka
Penguinnya. Sekalian saja saya kasih tahu bentuk-bentuk geometri, seperti
lingkaran dan segitiga. Setelah bonekanya jadi, dia pun tahu kalau Penguin itu
makanannya ikan. Dia senang sekali memasukkan ikan-ikan ke mulut Penguin.
Demikian stimulasi yang sudah
saya berikan kepada Salim. Tentunya itu belum cukup. Masih banyak ide-ide
bermain lainnya di website MI PlayPlan yang
bisa saya praktekkan. Selain stimulasi, si kecil juga membutuhkan
nutrisi. Nutrisi adalah perisai pelindung tumbuh kembang anak. Dikutip dari
Newsletter Morinaga, DR. Dr. Ahmad
Suryawan, SpA(K), Ketua DIvisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu
Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo FK Unair Surabaya menjelaskan, “Perisai
pelindung yang dimaksud, tersusun dari tiga sisi yang terbingkai menjadi satu
kesatuan yang saling menguatkan. Sisi pertama, terdiri dari stuktur dan sirkuit otak yang
terbentuk dengan sehat dan kuat. Sisi kedua, terbentuk dari sistem kekebalan
tubuh yang mampu melindungi anak dari paparan negative lingkungan sekitar. Dan,
sisi ketiga terbentuk dari bangunan fisik tubuh yang mampu tumbuh sesuai
dengan tahap manusia. Kekuatan bangunan Perisai ditentukan oleh bahan dasar
penyusunnya, yaitu nutrisi sejak dini yang tepat dan seimbang.”
Salah satu nutrisi penting yang
saya berikan adalah susu Morinaga
Platinum Chil-School 4 MoriCare+ Prodiges Rasa Madu untuk anak usia 3-12
tahun dari Kalbe Nutritionals. Memiliki formula Platinum Moricare+Prodiges, inovasi
unggulan berupa sinergi nutrisi antara faktor kecerdasan multitalenta,
pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal untuk mendukung si kecil
menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta. Alhamdulillah, Salim minum ASI
sampai usia dua tahun lebih. Menjelang dua tahun, saya berikan susu formula
tambahan, langsung menggunakan gelas. Salim suka meminumnya, jadi sekarang saya
tidak perlu menyapihnya untuk kedua kali (menyapih dari dot).
Minum susu Morinaga Chil-School
Moricare+ Prodiges ini tiga kali sehari, insya Allah sudah memenuhi
kebutuhan gizi dan energi si kecil, selain mengonsumsi makanan bergizi. Doa
Mama, semoga Salim kelak bisa menjadi anak Generasi Platinum yang Multitalenta.
Aaamiin….
Seru nih.. bisa ditiru untuk kegiatannya Akmal. Akmal juga dominan kinestesisnya :)
ReplyDeletepermainannya kayanya ga abis2 ya MI Playplan
ReplyDeleteAnak saya malah gak begitu suka musik... Lebih condong ke logika matematik dan naturalis. Tapi kalo nyanyi mah bisa dan asyik2 aja, hehe...
ReplyDeleteMba Leyla, anankku termasuk senang dengan aktifitas prakarya seperti itu karena sellau dilakukan di sekolahnya Jadi bahan nih buat saya sekeluarga. Amin
ReplyDeleteSama, Mbak. Diana juga belom ngerti kalau macam proses hujan gitu diterangin, hihihi. Ngertinya nonton yutup. :)
ReplyDeletebanyak belajar dari permainan ini ya mbak
ReplyDeletePermainan seperti ini merangsang daya kreatifitas anak ya Mba..
ReplyDeletewah seru, permainannya bisa mengasah kreatifitas:)
ReplyDeleteAnak-anak bisa belajar dan bermain di MI Playplan ya mbak. Keren ih, jaman kita kecil dulu belum ada ya yang seperti ini hahaha
ReplyDelete