Ikan, udang, dan makanan laut lainnya
kaya akan vitamin, mineral, protein, asam lemak omega 3, dan nutrisi lain yang
penting untuk kesehatan tubuh dan otak. Orang zaman dulu sering mengatakan,
“Kalau mau pintar, makan ikan yang banyak.” Itu memang benar, karena asam lemak
omega 3 di dalam kandungan ikan dan udang bermanfaat untuk perkembangan otak
anak. Pada orang dewasa, suplemen minyak ikan dapat meningkatkan memori dan
konsentrasi agar tidak mudah lupa dan pikun. Para bidan dan dokter sering menganjurkan
ibu-ibu hamil agar mengonsumsi suplemen minyak ikan dan rajin makan ikan untuk
perkembangan otak janin yang dikandungnya.
Dulu, saya pernah menonton
wawancara seorang pengacara ternama di televisi. Ia mengaku sudah berprestasi sejak kecil. Ibunya
rajin “memaksanya” makan ikan. Untung saja, keluarga mereka tinggal di pesisir
pantai, sehingga ikan mudah didapatkan. Ikan itu diolah sedemikian rupa
sehingga minyak ikannya keluar dan harus diminum oleh anak-anaknya sampai
habis. Rajin makan ikan dan pendidikan
yang baik telah mengantar sang pengacara menjadi orang sukses. Ikan juga
memiliki kalori yang rendah, sehingga mendukung program diet. Anak-anak zaman
sekarang banyak yang terkena diabetes akibat konsumsi daging merah dan gula
yang berlebihan. Sebaliknya, mereka justru tidak suka makan ikan.
Indonesia, mestinya memiliki
potensi besar untuk mengembangkan perikanan budidaya di laut karena memiliki luas
laut tiga kali lebih luas daripada daratan, yaitu 3.257.483 km2.
Akan tetapi, budidaya di laut masih di bawah 1% dari luas laut tersebut dan
Indonesia akan mengalami kekurangan pasokan ikan jika dibandingkan dengan
konsumsi nasional. Itu mengapa budidaya air tawar juga perlu digalakkan. Usaha
budidaya air tawar ini dapat memberdayakan ekonomi masyarakat, membuka lapangan
pekerjaan, dan meningkatkan ekspor
produk perikanan yang akan meningkatkan devisa.
Ada dua hal paling penting
dalam budidaya air tawar ini yang harus diperhatikan, yaitu:
- Upaya penyediaan bahan baku pakan lokal untuk mendapatkan bahan baku yang terjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitasnya.
- Penerapan teknologi yang aplikatif, inovatif, efisien, dan berwawasan lingkungan. Jangan sampai limbah dari perusahaan perikananan budidaya ini justru menjadi masalah baru bagi lingkungan.
Kedua hal penting itu telah ada
pada salah satu perusahaan perikanan budidaya yang sukses memajukan perikanan
budidaya Indonesia: PT. Central Proteinaprima Tbk atau yang dikenal dengan CP Prima, produsen dan pengolah udang
terintegrasi terbesar di dunia yang bertempat di Jakarta dan sudah beroperasi selama 35 tahun. CP Prima memproduksi
benur, pakan udang, dan pakan ikan yang hasil produksi budidayanya telah
diekspor ke Amerika, Jepang, dan Eropa dengan jaminan mutu, keamanan produk,
dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Ada lebih dari 70.000 hektar
lahan tambak udang yang dibudidayakan di tiga lokasi: PT Central Pertiwi
Bahari, PT Aruna Wijaya Sakti, dan PT Wachyuni Mandira, serta mempekerjakan
lebih dari 10.000 orang karyawan.
CP Prima juga telah mendapatkan
banyak penghargaan dalam upayanya memajukan perikanan budidaya Indonesia, yaitu
British Retailers Consortium dari Inggris Raya berupa sertifikasi keamanan dan
kualitas produk, Best Aquaculture Practices dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Aquaculture Certification Council untuk standar US, dan Global GAP
untuk standar Eropa berupa sertifikasi bahwa CP Prima telah melakukan budidaya
ikan yang baik dan benar.
Tiga pilar utama untuk memajukan
perikanan budidaya Indonesia:
- Pemerintah, melalui regulasi, perbaikan infrastruktur, inovasi teknologi, kampanye makan ikan agar masyarakat makin gemar makan ikan melalui media massa, televisi, atau datang langsung ke sekolah-sekolah, serta mendukung iklim investasi perikanan budidaya Indonesia.
- Pengusaha, melalui inovasi produk, pemasaran yang luas, jaminan keamanan dan kualitas produk, dan tentunya harus melakukan budidaya ikan yang baik dan benar serta tidak merusak lingkungan.
- Masyarakat, menyadari pentingnya makan ikan, orangtua rajin memberikan ikan dan udang untuk anak-anaknya, dan lebih kreatif mengolah masakan dengan bahan baku ikan.
Kita lihat saja orang Jepang yang
terkenal dengan kecerdasannya, mereka sangat suka makan ikan. Ikan menjadi
bahan pokok utama dalam menu makanan sehari-hari dan diolah secara kreatif. Sushi, Shabu-shabu, tempura, yakiniku, dan
lain-lain. Kita juga bisa melakukan hal yang sama. Akan tetapi, faktor harga
menjadi alasan utama mengapa makan ikan dan udang belum menjadi prioritas.
Masih banyak penduduk Indonesia yang makan ikan dan udang hanya sesekali.
Terutama penduduk yang jauh dari pesisir pantai dan golongan ekonomi menengah
ke bawah, masih sulit menerapkan kebiasaan makan ikan setiap hari dikarenakan
harga ikan dan udang yang relatif mahal. Misalnya, udang dengan berat 250 gram di
tukang sayur seharga Rp 15.000, pada saat laporan ini ditulis.
Bagi masyarakat golongan menengah
ke bawah, harga itu masih relatif mahal. Itu baru udangnya, belum beli beras,
gas, minyak goreng, dan sebagainya. Tak heran bila mereka masih menjadwalkan
makan ikan dan udang, tidak setiap hari. Diharapkan dengan semakin majunya
budidaya perikanan Indonesia, dapat menekan harga ikan dan udang sehingga
terjangkau oleh masyarakat.
Referensi:
http://cpp.co.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Central_Proteinaprima
http://www.neraca.co.id/article/41743/Perikanan-Air-Tawar-Jadi-Andalan-Ketahanan-Pangan-Nasional
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/09/22/295067/indonesia-mesti-dorong-pengembangan-perikanan-budiday
wahh baru tau saya mba, CP Prima adalah perusahaan pengolah udang yg lumayan diperhitungkan, ga hanya di Indonesia, tetapi juga dunia...membanggakan ya..semoga orang Indonesia makin terdorong untuk makan ikan dan udang,,yg notabene sumber protein yg bagus..
ReplyDeletekampung saya di Sibolga sana mba.. dan itu daerah pesisir.. Tiap kali mudik lebaran ke sana, kita sekeluarga selalu puas makan seafood stiap hari, krn murah dan segar2 banget... sizenya juga gede2 ^o^.. pokoknya tiada hari tnpa seafood tiap pulang kampung :D.. Di jakarta, hasil laut sesegar dan segede itu mah, hrgnya udah ratusan ribu ;p
ReplyDeleteayuk ke Siak mbk,banyak ikan dan udang hehehe....aya paling suka tempura
ReplyDelete