“Hon, kamu jadi mau dibeliin motor Honda?”
“Serius, Hon, kamu mau beliin aku motor Honda?”
“Iya dong, Hon… yuk kita ke dealer motor Honda! Aku udah nemu yang
cocok buat kamu.”
“Aaahhhg…. Makasih ya, Honeeeey…. Kamu udah beliin aku motor Honda.
Sebagai balasannya, ini aku buatin tulisan tentang Honda, kebetulan ada lomba
blog Honda Smart Technology dari Blogdetik. Siapa tau aku menang, uangnya bisa
gantiin uang kamu yang kepake buat beliin aku motor Honda ituuu….”
“Ehm… kamu bacain aja ya, aku lagi males baca, Hon….”
Semua kisah ini bermula dari….
“Aduuh.. gawat! Tukang ojek nggak
jemput lagi? Kenapa, ya?” saya mondar-mandir gelisah di ruang tengah. Waktu
sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi dan si sulung harus cepat berangkat ke
sekolah. Saya memang berlangganan antar jemput ojek. Biasanya tidak ada
masalah, tapi ini kok tidak datang-datang. Saya telepon, tidak diangkat.
Terpaksa saya memanggil tukang ojek lain. Besok dan besoknya lagi, tukang ojek
langganan masih belum datang. Wah, jadi bayar dua kali lipat. Bayar ojek
langganan dan ojek pengganti. Setelah
seminggu berlalu, baru saya tahu kalau tukang ojek langganan sedang sakit.
Hiks, repotnya kalau tidak bisa
naik motor dan tidak punya motor. Padahal, sehari-hari saya hanya di rumah.
Seharusnya saya bisa mengantarjemput anak-anak. Kalau saya yang mengantarjemput
mereka, tidak akan begini jadinya. Selain bisa hemat biaya ojek, juga
memastikan anak-anak sampai ke sekolah. Tidak bingung jika sewaktu-waktu tukang
ojek tidak ada kabarnya . Sejak hari itu, saya merajuk ke suami agar membelikan
motor. Iya, MOTOR. Ih, jadi istri kok matre banget ya? Lho, matrenya itu kan
untuk hal positif, yaitu mengantarjemput anak-anak hehehe….
Memang, tidak mudah untuk
memuluskan keinginan. Suami, tentu saja menolak. Alasannya, belum ada
dana. Sambil terus merayu suami, saya
juga merayu Pemilik Segalanya, Allah Swt. Semoga mimpi saya untuk punya motor
bisa kesampaian.
Suami sudah punya motor, tapi
dipakainya sendiri ke kantor. Motornya adalah HONDA KARISMA abu-abu yang sudah
dibeli dan dipakai sejak 8 tahun lalu. Awet dan tidak pernah rusak, kecuali
bocor ban karena sering menginjak paku yang disebar orang-orang tak
bertanggungjawab.
Berita bahagia itu pun tiba….
“Mah, Mama mau motor ya,” bisik
suami, suatu hari.
“Iya maulah….”
“Ya, sudah itu hadiah hapenya
dijual saja untuk dibelikan motor. Nanti sisanya, pakai uangku dulu.”
“Hah? Yang bener? Dari mana
uangnya?”
“Aku baru dapat bonus dari kantor.”
“Alhamdulillaaaaah!”
Tak terkira betapa senangnya hati
saya saat suami mengabarkan hal itu. Sebelumnya, saya memang baru saja
mendapatkan hadiah smartphone dari kuis, yang harga pasarannya Rp 3,5 jutaan.
Ditambah dengan bonus dari kantor suami, insya Allah cukup beli motor. Setelah
si hape terjual, suami mengajak saya ke dealer motor. Suami sudah mampir duluan
ke sana dan sudah mengincar motor HONDA BEAT warna oranye,
“Kalau HONDA kan sudah terbukti
awet. Bensinnya juga irit.”
HONDA memang sudah terbukti awet,
karena motor suami pun belum mati-mati dari sejak dibeli. Akhirnya, saya
menuruti keinginan suami. HONDA BEAT
warna oranye itu pun sukses menghuni garasi rumah kami.
“Mah, jangan lupa ya dibayar
sisanya. Mamah kan baru bayar 3,5 juta,” bisik suami saya.
Saya terkejut, “Lah?! Gimana sih
Ayah ini? Ayah kan beliin aku motor, masa aku harus bayar? Lagian, ini juga
untuk antar jemput anak-anak!” kata saya, sewot.
Suami garuk-garuk kepala, “Yaah…
gimana sih? Masa malah jadi aku yang banyakan ngasih uang buat beli motornya?
Padahal, itu kan motor Mamah….”
Saya tertawa, “lagian aku mau
bayar pakai apa? Aku kan nggak kerja. Tunggu aja nanti kalau aku menang kuis
lagi…..”
“Ya sudah, anggap saja itu hadiah
ulangtahun dariku. Bentar lagi kan Mamah ulangtahun.”
“Aaaah.. iya benaar! Makasih ya,
suamiku….” Baru kali itu dapat hadiah dari suami dengan nominal besar. Hadiah
terakhir yang saya terima berupa voucher makan Rp 200.000 di restoran Pizza
yang didapatkan suami dari hasil menukar poin kartu kredit bwahahaha….
Udah dibeliin, dicuciin pula :D |
Akhirnya…..
Sudah beberapa bulan ini saya
mengantarjemput anak kedua dengan HONDA Beat kesayangan. Tak butuh waktu lama
untuk belajar naik motor. Hanya dalam waktu seminggu, saya sudah bisa
mengantarjemput anak-anak. Motor matic lebih mudah dipelajari, karena tidak
perlu pindah-pindah gigi tinggal nge-gas, langsung jalan. Uang untuk bayar ojek
pun bisa diirit. Memang benar kata suami, bensinnya irit.
Selain bisa mengantarjemput
anak-anak, saya juga jadi bisa jalan-jalan. Selama ini terkendala dengan ongkos
ojek dan angkot yang lumayan kalau dihitung-hitung. Namanya juga ibu rumah
tangga, harus cermat mengelola uang suami. Naik motor sendiri, tinggal beli
bensin yang jauh lebih murah daripada ongkos ojek dan angkot.
Saya ada pengalaman tak
mengenakkan dengan motor Honda. Lah, kok? Ya iya, waktu itu saya sudah
buru-buru mau mengantar anak ke sekolah. Eh, kok motor Honda yang baru dibeli
itu tidak mau nyala meskipun sudah distarter. Dalam hati saya ngedumel, “Masa
baru beli udah mati? Yang bener aje dong!”
Terpaksa, saya telepon suami
sambil marah-marah. Doi sedang menunggu kereta di stasiun. Dipikir-pikir,
kasihan juga dibombardir istri saat mau berangkat kerja.
“Yah, gimana ini masa motor
Hondanya udah mati?!” omel saya.
“Mati gimana? Masa mati?”
“Ya, iya! Masa mati?!”
“Emang Mamah gimana makenya sih?”
“Ya, begitu aja…. Susah banget
distarter nggak hidup-hidup. Mana udah telat nih nganterin ke sekolah….” Saya
hampir saja mau menangis.
“Standarnya udah dinaikin belum?”
Saya mengingat-ingat. Oh iya ya,
standarnya udah dinaikin belum yah? Kemudian, saya tepuk jidat. Kayaknya sih
belum. Saya matikan telepon dan langsung mencoba. Ternyata benar, kalau
standarnya dinaikin, mesinnya langsung hidup. Begitu standarnya diturunin,
mesinnya langsung mati walaupun standarnya belum turun sampai menyentuh tanah.
Ya, ampun! Dasar katrok!
Lah, ternyata memang beda antara
motor matik dengan motor biasa. Pengalaman suami saya dulu bawa motor yang
bukan matik, standarnya sampai kelupaan dinaikin tapi motornya sudah melaju.
Bahaya kan? Kalau standarnya nyangkut di tanjakan, motor bisa terjungkal. Nah,
itulah hebatnya motor matik untuk keamanan pengendara, apalagi ibu-ibu yang
baru naik motor seperti saya dan sering lupa naikin standar.
Selain itu, motor Honda matik
saya itupun memiliki kunci stang yang menjamin motor tidak bisa diangkut
maling, juga penutup lubang kunci. Jadi, aman deh ninggalin motor di mana saja.
Tapi, akan lebih aman lagi kalau dimasukkan ke dalam rumah, ye kaan…. Namanya
maling, ada saja idenya.
Dan yang tidak boleh dilupakan
adalah, lampu motor Honda yang tidak mau mati sekalipun itu siang hari. Tidak
ada tombol untuk mematikan lampunya. Begitu mesin nyala, otomatis lampunya
menyala. Itu dia positifnya, kita tidak akan kena tilang gara-gara lampu motor
tidak dinyalakan.
HONDA dan Teknologi Pintar
Apa sih rahasianya sehingga Honda
bisa menjadi idola pengendara? Namanya juga ibu-ibu, barangkali penjelasan saya
akan terbaca sotoy. Wong ini juga nyontek dari situs Honda. Ada yang namanya
Enhanced Smart Power (ESP), yang menjamin mesin lebih irit, bertenaga, dan
ramah lingkungan. Sekarang kan zamannya Go Green dan Hemat Energi. Apalagi
harga BBM naik, kita memang mesti pintar-pintar memanfaatkannya. Dengan
teknologi ESP itu, aki dan mesin jadi lebih irit. ESP ini ada tiga komponen:
Pertama, FI-PGM, teknologi yang
mengatur pasokan bahan bakar dan udara untuk hasilkan pembakaran sempurna
sehingga lebih irit.
Kedua, Idling Stop, fitur premium
yang otomatis matikan mesin saat berhenti lebih dari 3 detik sehingga menjaga
aki dan performa mesin tetap optimal dan lebih irit.
Ketiga, ACG Starter, yang
menggabungkan generator dan starter untuk hasilkan suara lebih halus saat menghidupkan
mesin.
Kini juga ada teknologi kunci
motor Honda yang terbaru, yaitu Answer Back System, yang memudahkan mencari
posisi parkir motor dengan respon suara dan lampu sein. Wuiih… keren banget
inih. Asal jangan kelupaan kuncinya saja. Kalau kuncinya kelupaan, ya bagaimana
mau mencari motornya?
Pencahayaan motor Honda juga
lebih terang, karena menggunakan LED Headlight. Ternyata bukan hanya teve saja
yang LED, motor Honda pun bisa LED.
Dan yang tak kalah penting adalah
teknologi pengereman dengan menggunakan Combi Brake, yang memudahkan
keseimbangan pengereman roda belakang dan roda depan, lebih praktis dengan
hasil optimal.
Nah, itu dia cerita pengalaman
saya bersama motor Honda matik hadiah dari suami tercinta.
mba leyla, semoga menang ya.....
ReplyDeletemba leyla, semoga menang ya.....
ReplyDeleteSaya mau ikutan juga ah, ikut2an mb leyla :D
ReplyDeleteBtw, salam kenal ya mb :)
Papaku dari jaman aku kecil kalo beli motor selalu honda
ReplyDeleteJadi ingat kembali dengan motor yang pertama kali di beli. Tepatnya tahun 2003, kalau gak salah waktu itu masih tren Honda Supra.
ReplyDeleteMotorku selalu honda Mak. Sampai sekarang :)
ReplyDeleteAku sih cuma punya yg jadul, Honda Supra punya bapak & paman. Saudaraku juga banyak yg pilih Honda pas beli motor. Good luck ngontesnya Mak :)
ReplyDeletehonda dari jaman dulu sampai sekarang selalu oke ya mbak
ReplyDeleteSy juga pake beat Maak, ramping tapi lincah hihihi
ReplyDeletemantap ulasanya mengenai motor barunya :)
ReplyDeletehonda memang enak banget mak, dari dulu kalo beli motor pasti pilihnya honda
ReplyDeletewah... keren, ulang tahun hadiahnya motor :D
ReplyDeleteini unik banget ada kisahnya segala. hihihihi goodluck mak! :D
ReplyDelete