Saturday, 11 April 2015

Teknologi Pintar Honda untuk Ibu Rumah Tangga


“Hon, kamu jadi mau dibeliin motor Honda?”
“Serius, Hon, kamu mau beliin aku motor Honda?”
“Iya dong, Hon… yuk kita ke dealer motor Honda! Aku udah nemu yang cocok buat kamu.”
“Aaahhhg…. Makasih ya, Honeeeey…. Kamu udah beliin aku motor Honda. Sebagai balasannya, ini aku buatin tulisan tentang Honda, kebetulan ada lomba blog Honda Smart Technology dari Blogdetik. Siapa tau aku menang, uangnya bisa gantiin uang kamu yang kepake buat beliin aku motor Honda ituuu….”
“Ehm… kamu bacain aja ya, aku lagi males baca, Hon….”
“Huuuuh!”


Semua kisah ini bermula dari….
“Aduuh.. gawat! Tukang ojek nggak jemput lagi? Kenapa, ya?” saya mondar-mandir gelisah di ruang tengah. Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi dan si sulung harus cepat berangkat ke sekolah. Saya memang berlangganan antar jemput ojek. Biasanya tidak ada masalah, tapi ini kok tidak datang-datang. Saya telepon, tidak diangkat. Terpaksa saya memanggil tukang ojek lain. Besok dan besoknya lagi, tukang ojek langganan masih belum datang. Wah, jadi bayar dua kali lipat. Bayar ojek langganan  dan ojek pengganti. Setelah seminggu berlalu, baru saya tahu kalau tukang ojek langganan sedang sakit.

Hiks, repotnya kalau tidak bisa naik motor dan tidak punya motor. Padahal, sehari-hari saya hanya di rumah. Seharusnya saya bisa mengantarjemput anak-anak. Kalau saya yang mengantarjemput mereka, tidak akan begini jadinya. Selain bisa hemat biaya ojek, juga memastikan anak-anak sampai ke sekolah. Tidak bingung jika sewaktu-waktu tukang ojek tidak ada kabarnya . Sejak hari itu, saya merajuk ke suami agar membelikan motor. Iya, MOTOR. Ih, jadi istri kok matre banget ya? Lho, matrenya itu kan untuk hal positif, yaitu mengantarjemput anak-anak hehehe….

Memang, tidak mudah untuk memuluskan keinginan. Suami, tentu saja menolak. Alasannya, belum ada dana.  Sambil terus merayu suami, saya juga merayu Pemilik Segalanya, Allah Swt. Semoga mimpi saya untuk punya motor bisa kesampaian.

Suami sudah punya motor, tapi dipakainya sendiri ke kantor. Motornya adalah HONDA KARISMA abu-abu yang sudah dibeli dan dipakai sejak 8 tahun lalu. Awet dan tidak pernah rusak, kecuali bocor ban karena sering menginjak paku yang disebar orang-orang tak bertanggungjawab.

Berita bahagia itu pun tiba….
“Mah, Mama mau motor ya,” bisik suami, suatu hari.
“Iya maulah….”
“Ya, sudah itu hadiah hapenya dijual saja untuk dibelikan motor. Nanti sisanya, pakai uangku dulu.”
“Hah? Yang bener? Dari mana uangnya?”
“Aku baru dapat bonus dari kantor.”
“Alhamdulillaaaaah!”

Tak terkira betapa senangnya hati saya saat suami mengabarkan hal itu. Sebelumnya, saya memang baru saja mendapatkan hadiah smartphone dari kuis, yang harga pasarannya Rp 3,5 jutaan. Ditambah dengan bonus dari kantor suami, insya Allah cukup beli motor. Setelah si hape terjual, suami mengajak saya ke dealer motor. Suami sudah mampir duluan ke sana dan sudah mengincar motor HONDA BEAT warna oranye,
“Kalau HONDA kan sudah terbukti awet. Bensinnya juga irit.”

HONDA memang sudah terbukti awet, karena motor suami pun belum mati-mati dari sejak dibeli. Akhirnya, saya menuruti keinginan suami.  HONDA BEAT warna oranye itu pun sukses menghuni garasi rumah kami.  

“Mah, jangan lupa ya dibayar sisanya. Mamah kan baru bayar 3,5 juta,” bisik suami saya.

Saya terkejut, “Lah?! Gimana sih Ayah ini? Ayah kan beliin aku motor, masa aku harus bayar? Lagian, ini juga untuk antar jemput anak-anak!” kata saya, sewot.

Suami garuk-garuk kepala, “Yaah… gimana sih? Masa malah jadi aku yang banyakan ngasih uang buat beli motornya? Padahal, itu kan motor Mamah….”

Saya tertawa, “lagian aku mau bayar pakai apa? Aku kan nggak kerja. Tunggu aja nanti kalau aku menang kuis lagi…..”

“Ya sudah, anggap saja itu hadiah ulangtahun dariku. Bentar lagi kan Mamah ulangtahun.”

“Aaaah.. iya benaar! Makasih ya, suamiku….” Baru kali itu dapat hadiah dari suami dengan nominal besar. Hadiah terakhir yang saya terima berupa voucher makan Rp 200.000 di restoran Pizza yang didapatkan suami dari hasil menukar poin kartu kredit bwahahaha….

Udah dibeliin, dicuciin pula :D
Akhirnya…..
Sudah beberapa bulan ini saya mengantarjemput anak kedua dengan HONDA Beat kesayangan. Tak butuh waktu lama untuk belajar naik motor. Hanya dalam waktu seminggu, saya sudah bisa mengantarjemput anak-anak. Motor matic lebih mudah dipelajari, karena tidak perlu pindah-pindah gigi tinggal nge-gas, langsung jalan. Uang untuk bayar ojek pun bisa diirit. Memang benar kata suami, bensinnya irit.

Selain bisa mengantarjemput anak-anak, saya juga jadi bisa jalan-jalan. Selama ini terkendala dengan ongkos ojek dan angkot yang lumayan kalau dihitung-hitung. Namanya juga ibu rumah tangga, harus cermat mengelola uang suami. Naik motor sendiri, tinggal beli bensin yang jauh lebih murah daripada ongkos ojek dan angkot.

Siap mengantar anak ke sekolah

Honda Aman Dipakai Ibu-ibu yang Baru Belajar Naik Motor
Saya ada pengalaman tak mengenakkan dengan motor Honda. Lah, kok? Ya iya, waktu itu saya sudah buru-buru mau mengantar anak ke sekolah. Eh, kok motor Honda yang baru dibeli itu tidak mau nyala meskipun sudah distarter. Dalam hati saya ngedumel, “Masa baru beli udah mati? Yang bener aje dong!”

Terpaksa, saya telepon suami sambil marah-marah. Doi sedang menunggu kereta di stasiun. Dipikir-pikir, kasihan juga dibombardir istri saat mau berangkat kerja.

“Yah, gimana ini masa motor Hondanya udah mati?!” omel saya.
“Mati gimana? Masa mati?”
“Ya, iya! Masa mati?!”
“Emang Mamah gimana makenya sih?”
“Ya, begitu aja…. Susah banget distarter nggak hidup-hidup. Mana udah telat nih nganterin ke sekolah….” Saya hampir saja mau menangis.
“Standarnya udah dinaikin belum?”

Saya mengingat-ingat. Oh iya ya, standarnya udah dinaikin belum yah? Kemudian, saya tepuk jidat. Kayaknya sih belum. Saya matikan telepon dan langsung mencoba. Ternyata benar, kalau standarnya dinaikin, mesinnya langsung hidup. Begitu standarnya diturunin, mesinnya langsung mati walaupun standarnya belum turun sampai menyentuh tanah.

Ya, ampun! Dasar katrok!

Lah, ternyata memang beda antara motor matik dengan motor biasa. Pengalaman suami saya dulu bawa motor yang bukan matik, standarnya sampai kelupaan dinaikin tapi motornya sudah melaju. Bahaya kan? Kalau standarnya nyangkut di tanjakan, motor bisa terjungkal. Nah, itulah hebatnya motor matik untuk keamanan pengendara, apalagi ibu-ibu yang baru naik motor seperti saya dan sering lupa naikin standar.

Selain itu, motor Honda matik saya itupun memiliki kunci stang yang menjamin motor tidak bisa diangkut maling, juga penutup lubang kunci. Jadi, aman deh ninggalin motor di mana saja. Tapi, akan lebih aman lagi kalau dimasukkan ke dalam rumah, ye kaan…. Namanya maling, ada saja idenya.

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah, lampu motor Honda yang tidak mau mati sekalipun itu siang hari. Tidak ada tombol untuk mematikan lampunya. Begitu mesin nyala, otomatis lampunya menyala. Itu dia positifnya, kita tidak akan kena tilang gara-gara lampu motor tidak dinyalakan.

HONDA dan Teknologi Pintar
Apa sih rahasianya sehingga Honda bisa menjadi idola pengendara? Namanya juga ibu-ibu, barangkali penjelasan saya akan terbaca sotoy. Wong ini juga nyontek dari situs Honda. Ada yang namanya Enhanced Smart Power (ESP), yang menjamin mesin lebih irit, bertenaga, dan ramah lingkungan. Sekarang kan zamannya Go Green dan Hemat Energi. Apalagi harga BBM naik, kita memang mesti pintar-pintar memanfaatkannya. Dengan teknologi ESP itu, aki dan mesin jadi lebih irit. ESP ini ada tiga komponen:

http://microsite.detik.com/minisite/hondasmarttechnology/about

Pertama, FI-PGM, teknologi yang mengatur pasokan bahan bakar dan udara untuk hasilkan pembakaran sempurna sehingga lebih irit.
Kedua, Idling Stop, fitur premium yang otomatis matikan mesin saat berhenti lebih dari 3 detik sehingga menjaga aki dan performa mesin tetap optimal dan lebih irit.
Ketiga, ACG Starter, yang menggabungkan generator dan starter untuk hasilkan suara lebih halus saat menghidupkan mesin.

Kini juga ada teknologi kunci motor Honda yang terbaru, yaitu Answer Back System, yang memudahkan mencari posisi parkir motor dengan respon suara dan lampu sein. Wuiih… keren banget inih. Asal jangan kelupaan kuncinya saja. Kalau kuncinya kelupaan, ya bagaimana mau mencari motornya?

Pencahayaan motor Honda juga lebih terang, karena menggunakan LED Headlight. Ternyata bukan hanya teve saja yang LED, motor Honda pun bisa LED.

Dan yang tak kalah penting adalah teknologi pengereman dengan menggunakan Combi Brake, yang memudahkan keseimbangan pengereman roda belakang dan roda depan, lebih praktis dengan hasil optimal.


Nah, itu dia cerita pengalaman saya bersama motor Honda matik hadiah dari suami tercinta.



















13 comments:

  1. Saya mau ikutan juga ah, ikut2an mb leyla :D
    Btw, salam kenal ya mb :)

    ReplyDelete
  2. Papaku dari jaman aku kecil kalo beli motor selalu honda

    ReplyDelete
  3. Jadi ingat kembali dengan motor yang pertama kali di beli. Tepatnya tahun 2003, kalau gak salah waktu itu masih tren Honda Supra.

    ReplyDelete
  4. Motorku selalu honda Mak. Sampai sekarang :)

    ReplyDelete
  5. Aku sih cuma punya yg jadul, Honda Supra punya bapak & paman. Saudaraku juga banyak yg pilih Honda pas beli motor. Good luck ngontesnya Mak :)

    ReplyDelete
  6. honda dari jaman dulu sampai sekarang selalu oke ya mbak

    ReplyDelete
  7. Sy juga pake beat Maak, ramping tapi lincah hihihi

    ReplyDelete
  8. mantap ulasanya mengenai motor barunya :)

    ReplyDelete
  9. honda memang enak banget mak, dari dulu kalo beli motor pasti pilihnya honda

    ReplyDelete
  10. wah... keren, ulang tahun hadiahnya motor :D

    ReplyDelete
  11. ini unik banget ada kisahnya segala. hihihihi goodluck mak! :D

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^