“Bermimpilah, dan Tuhan akan
memeluk mimpimu.”
Quotes dari Andrea Hirata di
dalam salah satu novelnya itu masih selalu membekas di benak saya. Saya
termasuk orang yang yakin bahwa Allah mendengar dan mengetahui mimpi-mimpi kita.
Sebagian dari mimpi itu kelak akan terwujud bila kita mengusahakannya, sebagian
yang lain akan disimpan sebagai tabungan amal. Lho, kok tabungan amal? Iya,
bila kita berdoa kepada Allah untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu, sebagian akan
diwujudkan dalam segera, sebagian akan ditunda atau diganti dengan yang lebih
baik, sebagian lagi tidak terwujud di dunia tetapi akan dimasukkan ke dalam
tabungan amal di akhirat.
Jadi, bermimpi bukanlah hal yang
sia-sia, apalagi jika kita melibatkan Allah dalam proses perwujudan mimpi itu. Demi
memenuhi tantangan www.indonesian-hijabblogger.com
dan www.casaelana-shop.com, berikut adalah
lima mimpi saya untuk lima tahun ke depan:
Melunasi Hutang Orangtua
Saya bukan orang yang suka
berhutang kalau tidak penting sekali, apalagi berhutang untuk menutupi
kebutuhan sehari-hari. Kata Mamah Dedeh, sebaiknya, usahakan sekuat mungkin
agar kita tidak berhutang untuk kebutuhan pokok, seperti makan. Makan seadanya
asal bebas dari hutang. Akan tetapi, saya memiliki hutang puluhan juta rupiah
kepada seorang kerabat. Hutang itu bukan untuk kebutuhan saya, melainkan untuk
biaya pengobatan penyakit kanker yang diderita almarhumah ibu saya. Walaupun
sudah menghabiskan biaya puluhan juta, ibu saya tetap meninggal dunia dengan mewariskan
hutang yang banyak. Orangtua saya hidup pas-pasan, tidak punya asuransi,
apalagi saat itu belum ada BPJS. Dibilang miskin juga tidak, sehingga tidak bisa
minta kartu miskin. Padahal, biaya pengobatan puluhan juta itu sangat berat.
Ibu saya sampai menjual rumah yang sedianya untuk saya bila sudah menikah dan
sebidang tanah warisan. Motor satu-satunya pun sempat digadaikan, tapi kemudian
bisa ditebus kembali. Saya pun rela berhutang untuk kesembuhan ibu saya.
Untungnya, kami berhutang kepada adik kandung ibu saya, sehingga beliau tidak
memberatkan penagihan hutangnya. Walaupun tidak ditagih, tetap saja yang
namanya hutang itu hutang dan saya sudah membayarnya sesuai kemampuan. Saya berharap lima tahun ke depan sudah bisa
melunasi hutang tersebut.
Naik Haji
Sebagai seorang muslimah, saya
ingin menunaikan rukun Islam yang kelima sebagai penyempurna keislaman saya.
Berhaji memang hanya diwajibkan bagi muslim yang mampu, tapi bukan berarti kita
berdalih tidak mampu agar terbebas dari kewajiban itu. Lagipula, dengan
berhaji, kita bisa lebih mendalami agama yang sudah kita peluk dengan kesadaran
dan bukannya paksaan. Antrian haji memang panjang, konon kita harus menunggu
sampai delapan tahun untuk bisa mendapatkan kuota haji bila memakai ONH biasa.
Tapi, siapa yang tahu bila Allah sudah memanggil, saya bisa naik haji dalam
lima tahun ke depan? Aamiin… aamiin…. Beberapa waktu lalu, saya dan suami sudah
bertanya-tanya ke salah satu Bank yang menyediakan tabungan haji, tapi belum
ada kelanjutannya sih karena biaya masih harus dialihkan ke uang masuk sekolah
anak-anak. Mudah-mudahan tahun depan kami sudah bisa mulai menabung.
Novel Difilmkan
Uhuuuuiiii…. Novelis mana yang
tidak mau novelnya difilmkan? Persaingannya memang ketat, apalagi masa tayang
film sekarang ini hanya satu minggu, kalau filmnya tidak laris. Biaya membuat
satu film pun mencapai ratusan juta. Kalau dipikir-pikir, bisa tidak ya? Ah,
tidak ada yang tidak mungkin. Siapa tahu nanti saya dapat sponsor untuk
memfilmkan novel saya. Namanya juga bermimpi, bebas-bebas saja toh? :D Mengapa
saya ingin novel saya difilmkan? Tentunya untuk menjangkau lebih banyak orang
yang—syukur-syukur—terinspirasi oleh cerita di dalam novel saya dan nilai-nilai kebaikan (aamiin) yang saya sampaikan. Saya berharap bisa sefenomenal "Ayat-Ayat Cinta" misalnya, film yang diangkat dari novel islami dan mampu menampilkan wajah Islam yang "berbeda." Nilai-nilai Islam akan semakin memasyarakat bila disampaikan melalui film. Di film tersebut, tokoh-tokoh wanitanya berhijab, sehingga semakin memperkenalkan hijab di masyarakat. Dulu amat jarang artis yang berhijab. Sekarang? Banyaaak.... Dengan semakin banyaknya film islami, diharapkan dunia perfilman akan terlihat santun. Orangtua pun tidak was-was ketika anaknya mau menonton film.
Aktif di Luar Rumah
Sejak menjadi blogger, cukup
banyak undangan untuk menghadiri blogger gathering dan sebagainya. Sayang,
tidak semuanya bisa saya hadiri. Kendala utamanya: anak-anak. Saya punya tiga
anak usia 7, 6, dan 2 tahun yang masih harus ditunggui karena saya tidak punya
asisten pengasuh anak. Pembantu rumah tangga saja sering tidak masuk dengan
berbagai alasan. Saya juga tidak punya keluarga yang tinggal di dekat rumah,
jadi tidak bisa dititipi anak-anak. Makanya, saya sering mupeng (mau pengen)
melihat blogger dan penulis lain yang bisa wawa-wiri ikut kegiatan ini itu
tanpa bawa anak, meskipun sudah punya anak. Mungkin anaknya sudah gede,
jadi bisa ditinggal. Atau ada pengasuh
yang membantu menunggui anak. Lima tahun ke depan, insya Allah, anak-anak saya
sudah cukup gede. Sudah kelas 6 dan 5 SD, yang bungsu masuk TK. Kakak-kakaknya
sekolah sampai sore, jadi saya punya waktu berkegiatan sebelum mereka pulang.
Si bungsu bisa deh dibawa ke mana-mana karena sudah agak gedean.
Beberapa orang juga menghendaki
saya mengikuti kegiatan ini-itu, entah di lingkungan komplek (saya pernah
ditawari jadi bendahara RW ahahaha….), memberikan pengajian ke ibu-ibu
(padahal, apa sih saya ini malah masih harus dibimbing), memberikan pelatihan
menulis, dan sebagainya. Mudah-mudahan saja impian saya ini bisa terwujud,
karena sekaligus bisa memenuhi harapan orang-orang (apa sih? Sok penting banget
:D). Saya bisa pakai baju-baju bagus dari Casa Elana Shop, mupeng sama
baju-bajunya. Desainnya cantik, sangat feminim,
tetap sesuai syariah, dan kelihatannya melangsingkan *langsung merayu suami.
Bulan Madu Kedua
Ahaaaai… siapa yang tidak mau
bulan madu lagi? Saya mau bulan madu kedua sama suami, ke tempat-tempat yang
romantis dan eksotis. Bisa di Indonesia, bisa di luar negeri. Tepatnya di mana?
Nanti saya survey lagi kalau sudah ada biayanya, hehe… Intinya sih, saya
mengidamkan sebuah momen spesial di tempat spesial di mana hanya ada saya dan
suami. Anak-anak bisa dititipkan ke tantenya. Selama delapan tahun menikah,
kami langsung diserbu dengan anak-anak yang lahir berurutan. Kalau jalan-jalan
ke tempat yang dekat saja karena repot bawa anak dan biayanya juga lumayan. Bayar
tiket masuk BonBin (Kebon Binatang) saja harus lima, kan?
Yah, itulah mimpi-mimpi saya
untuk lima tahun ke depan. Saya berharap semuanya dikabulkan Allah, tapi saya
menyerahkan yang terbaik kepada Allah karena memang hanya Allah-lah yang tahu. Boleh
jadi saya mengharapkan sesuatu terwujud padahal itu tidak baik bagi saya. Tugas
saya sekarang hanya mengusahakan agar mimpi-mimpi itu terwujud. Kalaupun tidak,
saya yakin itulah yang terbaik dari Allah.
Wah menarik sekali Mba tentang novel difilmkan, smg segera terwujud ya :)
ReplyDeleteesemoga mimpinya tercapai
ReplyDeleteSemoga impiannya terwujud mbak... Salam kenal. :)
ReplyDeletenaik haji?? bisa ya mbak lima tahun lagi? di aceh jadwal tunggunya sampai 20 tahun :(
ReplyDeleteSemangat mbak. Tak ada yg tak mungkin.
ReplyDeleteYeayyy semangaattt..smoga mimpi2 nya terwujud ya mak amiinn
ReplyDeletesemoga impiannya terwujud ya mbak....^^
ReplyDeletenaik haji......mau juga
ReplyDeletesemoga impiannya terwujud,Aamiin...
aamiin semoga segera terwujud yaa ela :*
ReplyDeleteSemoga semua impian Mak Leyla dapat terwujud dan membawa berkah bagi keluarga, aamiin.
ReplyDeleteAku tunggu novelnya jadi film ya mbak
ReplyDeletesemoga tercapai impiannya mbak, wah aku penasaran novel mbak Leyla yang manakah yang pertama difilmkan???
ReplyDeleteHUaaa ikut lomba lagi, Mbak? :)
ReplyDeleteMoga menang ya dan kelima-limanya terkabul aamiin
Ikut mengamini, semoga terwujud, amin
ReplyDeleteAamiin...Insyaallah terwujud
ReplyDeletesemoga mimpi-mimpinya dikabulkan. Aamiin
ReplyDelete