Dialog Interaktif: Naikkan Cukai Rokok |
"Aduh, Bu, kemarin saya lihat
anak-anak SD, ngerokok di lapangan!" si Bibi bercerita dengan bibir bergetar.
Kejadian itu memang sangat membuatnya syok. Gak nyangka, anak-anak yang
badannya hanya sedikit lebih besar dari Ismail (anak sulung saya yang masih
TK), itu sudah merokok.
Gak lama, saya juga melihat
sendiri, seorang anak berpakaian seragam putih biru (SMP), membeli rokok di
warung dekat rumah. Anak itu mengeluh, "kok harganya jadi mahal?" Si tukang
warung menjawab, "Iya, memang harganya sudah naik, kok." Anak itu tetap membeli
rokoknya. Si tukang warung berkata ke saya, "anak-anak masih SMP sudah
merokok". Laaah kalau dia punya keprihatinan yang sama, kenapa rokok itu
masih dijual ke anak-anak?!
Dua peristiwa itulah yang
memberikan ide kepada saya untuk menulis cerita pendek, dan kemudian saya
ikutkan ke lomba cerita pendek yang diadakan oleh fanspage Zombigaret.
Belakangan saya tahu kalau fanspage ini bikinan kementerian kesehatan dalam
rangka kampanye antirokok. Hebat juga nih terobosan Bu Nafsiah Mboi, Ibu
Menteri Kesehatan. Zombigaret adalah ikon seorang perokok yang menjadi zombie
(hidup segan, mati tak mau), akibat merokok.
Alhamdulillah, ayah dan suami
saya tidak merokok. Jadi, saya selalu satu rumah dengan lelaki yang tidak
merokok. Saya dididik dalam iklim nonperokok. Saya benci banget sama perokok.
Pernah dulu waktu naik kereta api dari Semarang ke Jakarta, ada seorang perokok
yang duduk di belakang saya. Asapnya ngebul terus gak berhenti-berhenti. Karena
saya merasa terganggu, ya saya tegur saya dia. Syukurnya, dia mau mematikan
asap rokoknya. Tapi sepertinya dia gak tahan karena gak merokok, dia lalu pergi
mencari tempat untuk merokok.
Memang, menghentikan kecanduan
merokok itu tidak mudah. Mengapa? Berdasarkan penjelasan ilmiah, rokok
mengandung nikotin yang menyebabkan kecanduan. Sama aja kayak ngisep narkoba,
bahkan lebih buruk dari itu. Rokok membunuh secara perlahan, waktunya bisa
puluhan tahun dari sejak mulai mengisapnya.
Alhamdulillah, ternyata tulisan
yang saya ikutkan dalam lomba cerita pendek Zombigaret, berhasil menjadi
pemenang pertama. Judulnya, Diary Sang Zombigaret: Kanker Paru Merenggut Hidupku. Saya pun berkesempatan diundang mengikuti Dialog Interaktif dengan
tema "Naikkan Cukai Rokok, Lindungi Generasi Bangsa," di kantor Kementerian
Kesehatan RI, Senin, 2 Juni 2014. Di sana, wawasan saya semakin terbuka,
terutama pentingnya melindungi generasi muda dari bahaya merokok. Kalau
mengatasi yang sudah kecanduan itu susah, setidaknya jangan sampai anak-anak
kita mencoba rokok supaya gak kecanduan.
Acara dibuka oleh
sambutan-sambutan dari perwakilan WHO, Komnas Pengendalian Tembakau, dan
Menteri Kesehatan, Ibu Nafsiah Mboi. Acara ini dimaksudkan untuk memperingati
hari tanpa tembakau sedunia, yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2014. Kementerian
Kesehatan telah mengadakan sosialisasi dampak rokok, di antaranya melalui
tulisan dan gambar serta road show mall ke mall melalui ikon Zombigaret. Acara
puncaknya, dihadiri oleh kurang lebih 250 peserta perwakilan dari
komunitas-komunitas anti rokok, sekolah-sekolah, komnas anak, komnas
pengendalian tembakau, dan semua pejuang antirokok. Alhamdulillah, saya
termasuk salah satunya.
Berhubung hari Senin, jadi saya
merasakan asyiknya berdempet-dempetan di kereta. Anak-anak dititipin sebentar
sama si bibi, karena acara hanya sampai jam 1. Ketika sampai, saya disuruh
duduk dulu sama admin sosmed Zombigaret. Berhubung acaranya ngaret sampai
sejam, saya keluar lagi dan nyicipin sarapan yang udah disediain di depan,
hehehe. Lumayan, kan? Dari rumah belom sarapan.
Sarapan dulu, ah.... |
Oke deh, lanjut lagi
reportasenya. Sambutan dari Komnas Pengendalian Tembakau, dr. Priyo S, grafik
menunjukkan bahwa menaikkan pajak tembakau akan menurunkan konsumsi rokok.
Mestinya, semua negara pengutang Bank
Dunia, menaikkan pajak tembakau, termasuk Indonesia dong. Pertumbuhan
intelektual seorang anak, sebanyak 50 persen ada pada 1000 hari pertama. Bila
uang yang ada digunakan untuk membeli rokok (bukan gizi anak), maka anak-anak
akan kekurangan gizi. Sebagian besar perokok mengisap rokok di rumah.
Pak Fuad Baraja, salah satu
pejuang antirokok juga, pernah mewawancarai seorang nelayan perokok berat,
sehari bisa empat bungkus. Nelayan itu punya empat anak dan penghasilannya
sehari hanya Rp 50 ribu. Akibat kebiasaannya merokok, anak-anaknya harus putus
sekolah karena gak ada biaya. Nelayan itu gak mau berhenti merokok. Lebih baik anaknya yang
berhenti sekolah daripada dia yang berhenti merokok. Luar biasa pengaruh rokok
dalam memiskinkan rakyat Indonesia. Ironisnya, sebagian besar perokok adalah
nelayan, buruh, dan petani yang berpenghasilan rendah.
Sambutan dari Ibu Nafsiah Mboi
sangat berapi-api. Beliau sangat peduli terhadap bahaya rokok. Kenaikan cukai
rokok akan mengurangi konsumsi rokok, karena harga rokok jadi naik dong.
Penerimaan negara dari rokok masih jauh dari maksimum, hanya 46 persen dari
harga rokok. Sedangkan batas maksimum cukai rokok adalah 57 persen. Di tingkat
global bahkan mencapai 65 persen. Produksi rokok mencapai 260 miliar batang/
tahun. Bayangkan berapa orang yang bakal sakit dengan rokok sejumlah itu?
Sambutan dari Bu Nafsiah |
Gak percaya kalau rokok bisa
bikin sakit? Di acara itu juga hadir beberapa korban rokok, sebagian besar mengalami
gangguan pada pita suara (kanker tenggorokan). Aduuuh.. jangan sampai deh kita
kena juga. Ups, bukan hanya perokok aktif yang sakit, ada juga korban perokok
pasif, akibat suaminya merokok terus-terusan, jadi dia deh yang kena sakitnya.
Jadi, Bu, kita juga mesti jauh-jauh dari perokok karena kita juga bisa kena
sakitnya akibat mengisap asap rokok. Apalagi anak-anak kita yang masih bayi dan
balita. Rokok juga bisa menyebabkan kelahiran prematur.
Pembicara: Ira Koesno-Bu Nafsiah-Staf Menteri Perindustrian-Kak Seto |
Semua orang berhak sehat dari
sejak dalam kandungan. Artinya, kita berhak terhadap udara bersih bebas rokok.
Bu Nafsiah menyemangati kita agar BERANI menegur perokok, supaya gak merokok
dekat kita. Ada tentangan dari industri rokok, katanya kalau pabrik rokok
ditutup, bakal banyak pengangguran. Padahal, hanya sedikit tenaga kerja yang
diserap oleh industri rokok. Masalahnya, perokok pemula ini semakin banyak,
dipicu oleh rasa gengsi bila gak merokok. Perokok pemula itu bisa jadi
anak-anak kita, kalau kita gak peduli terhadap masalah ini. Rokok itu udah jadi
gaya hidup.
Walaupun sudah ada PP 109 No. 12
yang mengatur pengendalian rokok, tapi pelaksanaannya mandul. Memang sudah
banyak kawasan bebas rokok, tetep aja tuh perokok asik merokok di tempat itu.
Di angkutan umum, mall, sarana-sarana publik, para perokok masih santai saja
merokok. Malah kita yang takut menegur, ya kan? Masalahnya ya itu, iklan rokok
sangat gencar, apalagi sasarannya generasi muda. Liat deh, mereka jadi sponsor
acara-acara musik yang digemari oleh remaja.
Jadi, gimana dong? Kita mulai
dari rumah. Apalagi kita kan ibu-ibu, ya dong? Kita harus semakin peduli pada pergaulan
anak-anak,jangan sampai mereka mencoba merokok. Kalau sudah kecanduan, bakal
susah menghentikan. Hati-hati lho Bu, anak-anak bisa curi-curi merokok di
belakang kita. Gak usah jauh-jauh. Tetangga saya ada yang kesulitan
menghentikan kebiasaan merokok anaknya yang baru duduk di bangku SMP. Si anak
udah gak mempan diomelin, diusir, bahkan gak dikasih uang saku, tetep aja masih
merokok. Kenapa? Ya, karena sudah kecanduan. Pokoknya jangan sampai deh
anak-anak mencoba merokok.
Akhirnya, sampai juga di penghujung
acara yang sudah saya tunggu-tunggu. Penyerahan hadiah secara simbolis oleh ibu
Menkes. Senang sekali bisa berjabat tangan dengan Bu Menkes, bahkan beliau
berbicara kepada saya dengan sangat ramah. Benar-benar rendah hati. Oya, saya
mendapatkan hadiah liburan ke Bali untuk dua orang. Alhamdulillah. Tentunya,
bukan hanya hadiahnya saya yang penting. Yang paling penting, saya punya tugas
berat menjaga ketiga anak lelaki saya agar jangan sampai kena pengaruh rokok!
Oya, bagi Anda yang ingin BERHENTI merokok, Zombigaret sudah membuat mobile apps Zombigaret di Android dan iPhone. Aplikasi itu bisa memandu Anda untuk semangat berhenti merokok. Bisa diunduh GRATIS di Playstore.
Saya di tengah, bersama perwakilan dua pemenang lainnya |
Haru dan bangga bisa berdiri dekat Bu Menkes :D |
selamat ya bu jadi pemenang lomba tulis di Zombiegareth....rokok memang sudah keterlaluan...bukan hanya orang dewasa yang kecanduan..bahkan anak kecilpun juga ikut terkontaminasi jadi pecandu rokok....ini sungguh mengerikan.....,ngeri membayangkan masa depan negeri ini...kalau hal ini tidak cepat ditanggulangi....
ReplyDeletekeep happy blogging always..salam dari Makassar :-)
Allhamdulillah di rumah bebas roko nih mbak, paling kalau ada tamu, untungnya jarang sekali
ReplyDeleteselamat mba leyla....Semoga semakin sukses ke depannya...^_^
ReplyDeleteNo rokok, no cigaret... bisa kok.. alhamdulillah para lelaki terdekat saya tidak merokok :)
ReplyDeletehmmm aku sedih bgt kalo liat anak-anak sudah ngrokok... :'(
ReplyDeletekeren! selamat mak :)
ReplyDelete