Wednesday, 2 April 2014

Mr. Clean Itu Ternyata Pasien Tuberkulosis


“Moko! Kamu tadi minum pakai gelas dari sini, ya?” pertanyaan Mbak Nining yang dilontarkan dengan nada tinggi membuatku tak urung menolehkan kepala dan mencari penyebab keributan.

“Iya, Mbak,” Moko menjawab dengan raut wajah seperti maling yang baru tertangkap basah.

“Lain kali jangan pakai gelas dari sini lagi, ya. Juga piring dan alat-alat makan lainnya. Kamu harus bawa peralatan sendiri dari rumah. Kamu gak mau semua orang di sini ketularan penyakitmu kan? Kasihan mereka kalau ikut ketularan.”


Nasihat panjang Mbak Nining membuatku semakin penasaran. Ada apa sebenarnya? Aku baru mendapatkan penjelasannya setelah kutanyakan ke Mbak Nining, berdua saja di dalam ruang kerja kami.
“Moko itu punya penyakit TBC,” jawab Mbak Nining.

Aku yang waktu itu belum mengerti tentang penyakit TBC yang sekarang disebut TB, kecuali bahwa pasiennya suka batuk darah seperti yang kulihat di sinetron-sinetron dan film Indonesia, memasang wajah ingin tahu sehingga Mbak Nining pun menjelaskan tanpa diminta.

“Penyakit itu berbahaya dan menular. Kita tidak boleh pakai barang-barang yang dipakai oleh penderita TBC, karena bisa ketularan. Apalagi itu gelas, piring, sendok….”

Gejala Penderita Tuberkulosis
Aku mulai sedikit mengerti, walau masih ada banyak pertanyaan di benakku mengenai penyakit TB atau Tuberkulosis.  Sewaktu masih lajang, aku dan Mbak Nining bekerja di sebuah penerbitan merangkap perpustakaan. Di perpustakaan itu, banyak pengunjung yang datang, terutama aktivis-aktivis komunitas penulis yang memang suka membaca buku. Moko, salah satunya. Hampir setiap hari dia datang ke perpustakaan. Tubuhnya tinggi dan  kurus. Kadang-kadang dia memang batuk-batuk, bahkan pernah batuknya terlihat parah, yaitu tidak berhenti-berhenti dan dia kesulitan mengatasinya. Belakangan aku baru tahu, kalau dia sedang batuk parah berarti penyakit Tuberkulosisnya sedang kambuh. Itulah mengapa Mbak Nining menyuruh Moko membawa peralatan makan dan bersih-bersih sendiri kalau berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan kami memang homy, seperti di rumah sendiri.  Para pengunjung bisa membaca buku atau berdiskusi sambil makan dan minum. Makanan dan minumannya tentu saja dibeli di luar, tapi bisa meminjam sendok, piring, dan gelas dari perpustakaan. Akan tetapi, Mbak Nining juga selektif terhadap pengunjung. Bila mereka terlihat sakit, dia akan menginterogasi dan mencaritahu penyakitnya. Kalau penyakitnya itu menular seperti yang diidap Moko, terpaksa deh Mbak Nining mengeluarkan peringatan.

“Mas Moko itu Mr. Clean, deh!” kata seorang temanku. Suatu ketika, para pegiat perpustakaan mengadakan acara naik gunung. Aku tidak ikut, karena tidak suka naik  gunung. Bisa dikatakan bahwa aku ini anak yang manja. Aku membayangkan di gunung tidak ada toilet, sulit mandi, tidak ada sinyal hape, belum lagi capenya memanjat gunung.

“Semua peralatan makan punya dia harus dipisah dan harus bersih. Tangan pun gak boleh kotor. Dia selalu sedia gel pembersih tangan.” Temanku melanjutkan ceritanya. Aku rasa kebiasaan bersih-bersih itu ada kaitannya dengan penyakit TB yang diderita Moko. Kuman TB ada di mana-mana, apalagi dia penderita TB. Jadi, dia ingin memastikan semua barang yang disentuhnya itu bersih agar kumannya tidak tersebar.

Akhirnya, aku pun berkesempatan untuk menanyakan soal penyakit Tuberkulosis itu kepada Moko. Saat itu, dia baru selesai makan dan hendak meminum obat.

“Kamu sakit ya, Ko?” tanyaku.

“Iya, penyakitku lagi kambuh,” jawabnya.

“TB?”

“Iya.”

“Apa sih penyebabnya?”

Moko diam sejenak sebelum meneruskan obrolannya. Mbak Nining memang kelihatannya antipati sekali dengan Moko, tapi aku tidak. Mungkin karena aku belum terlalu paham bahayanya. Sikapku terhadap Moko biasa saja. Aku tidak mengucilkannya seperti perlakuan orang yang takut ketularan penyakit berbahaya. Mungkin Moko malas bercerita karena dia tidak ingin bertambah lagi orang yang menjauhinya. Setelah kudesak, akhirnya dia mau cerita juga.
Tahapan Penularan dan Pencegahan
“Kalau kata ibuku sih karena aku dulu tidak disuntik BCG,” jawabnya. “Banyak yang kena TB di tempat tinggalku.”

Dari penjelasan Moko pula kuketahui bahwa vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dapat mencegah terjangkitnya penyakit Tuberkulosis. Vaksin itu biasanya diberikan pada bayi baru lahir. Tak banyak yang dijelaskan oleh Moko, kecuali bahwa dia bergantung pada obat-obatan, terutama kalau penyakit TB-nya kumat yang ditandai oleh batuk rejan (tidak berhenti-berhenti). Biasanya kalau dia sedang kecapaian atau stress. Dia juga harus selalu menjaga kebersihan barang-barang yang digunakannya, itulah mengapa dia mendapat julukan Mr. Clean. Sejak mendapat teguran dari Mbak Nining, dia selalu membawa peralatan makan sendiri (piring, gelas, sendok). Dia harus selalu menjaga kesehatan dengan tidak boleh terlalu capek dan stres agar penyakitnya tidak kumat.

Gejala penyakit TB diantaranya adalah batuk kronis dengan bercak darah atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. Penyakit TB pernah disebut sebagai penyakit konsumsi, karena orang-orang yang terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis (kuman pembawa penyakit TB), mengalami kemerosotan berat badan. Itu agaknya menjelaskan mengapa tubuh Moko terlihat kurus kering. Setelah aku tahu bahwa penyakit TB disebarkan melalui udara bila pasien TB sedang batuk, bersin, dan menyebarkan butiran ludah mereka, aku jadi berhati-hati juga saat berdekatan dengan Moko. Alhamdulillah, sewaktu bayi, aku sudah mendapatkan vaksinasi BCG, setidaknya dapat mengurangi ketertularan dari penyakit Tuberkulosis. Penyakit ini memang benar-benar membutuhkan perhatian yang lebih, karena berbahaya dan menular. Jika tidak diobati, penderita akan meninggal dunia.  


Mycobacterium Tuberculosis

Mengetahui betapa cepatnya penyebaran penyakit Tuberkulosis, maka kita perlu mewaspadai apabila menemukan orang-orang yang diduga mengidap penyakit ini. Para ahli percaya bahwa sepertiga populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis dengan kecepatan satu orang per satu detik. Penyebaran Tuberkulosis sangat cepat di negara berkembang, karena terbatasnya fasilitas kesehatan, pengetahuan, pendidikan, kebersihan, dan jumlah penduduk yang banyak.  Indonesia menduduki peringkat kelima tertinggi dunia penderita TB pada tahun 2013. Walaupun telah mengalami penurunan dibandingkan awal tahun 1990 yaitu peringkat ketiga dunia, tetap saja peringkat kelima itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Artinya, kita masih harus mewaspadai dan menanggulangi penyebaran penyakit TB.

Penyakit TB ini rasanya akan semakin merajalela dengan munculnya komunitas antivaksin, yaitu orang-orang yang tidak mau memvaksin anak-anaknya karena terpengaruh oleh kampanye negative bahwa vaksin itu tidak halal. Mereka lebih memilih pencegahan secara herbal yang belum teruji secara ilmiah. Vaksin BCG, saat ini menjadi satu-satunya vaksin untuk mencegah tertularnya penyakit TB. Vaksin ini masih dikembangkan lebih lanjut.

Apa langkah awal yang harus dilakukan bila bertemu dengan orang yang memiliki gejala penyakit TB?
  • Waspadai orang dengan gejala TB, yaitu: batuk terus-menerus, batuk berdahak lebih dari tiga minggu, nyeri dada, demam, sesak napas, penurunan berat badan secara drastis, berkeringat dingin di malam hari.
  • Segera bawa ke dokter bila itu keluarga dekat kita dan lakukan tes penapisan penyakit, terutama bagi orang-orang yang berdekatan dengan penderita untuk diketahui apakah ikut terinfeksi atau tidak. Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi BCG, harus segera divaksinasi agar tidak tertular.
  • Bila terbukti orang itu terinfeksi TB, harus diberi pengobatan dan diisolasi sekitar dua minggu untuk perawatan efektif, sampai kumannya tidak lagi bisa menginfeksi orang lain.
  • Hindari kontak dengan penderita TB, terlebih bila sedang batuk-batuk, meludah, berdahak, karena kumannya dapat cepat meloncat kepada orang lain. Dengan begitu, jangan gunakan benda-benda pribadi yang sama dengan penderita.
  • Jaga kesehatan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari kuman TB, sehingga mengurangi risiko tertular karena kuman TB dapat cepat menghinggapi orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/ AIDS, penyakit berat lainnya seperti Diabetes Melitus, orang yang kurang makanan bergizi, stress, dan mudah capai.
  • Berhati-hati dalam menggunakan fasilitas umum karena kuman TB ada di mana-mana: toilet, mal, kantor, rumah sakit, rumah makan, dan sebagainya. Perhatikan kebersihan fasilitas umum dan tempat tinggal.

Ayo ikut berkampanye melawan TB agar Indonesia bebas dari TB salah satunya dengan menulis di blog mengenai bahaya penyakit ini, pencegahan, dan pengobatannya. Bergabunglah dengan www.tbindonesia.or.id, Twitter: @TBIndonesia, Fanspage: Stop TB Indonesia.

*Nama-nama yang ada di dalam cerita ini terpaksa disamarkan untuk menghargai privasi mereka. 

Sumber:
www.wikipedia.org
www.tbindonesia.or.id
www.stoptbindonesia.org
www.depkes.go.id

9 comments:

  1. aku juga baru tahu kalau dari vaksin BCG itu merupajkan vaksin untuk TB mbak

    ReplyDelete
  2. iya imuniisasi tuh perlu untu bayi

    ReplyDelete
  3. Mbak Leyla malah harus pake masker kalo dekat2 mas Moko, mbak. Mudah2an dia bisa segera sembuh ya

    ReplyDelete
  4. Aku sedih lho Mak, setelah punya anak ini baru ngeh kalau ternyata banyak antivaks di Indonesia, padahal seperti BCG yang untuk mencegah TB, vaksin2 lain juga untuk meminimalisasi penyakit2 seperti campak, polio dsb.

    ReplyDelete
  5. Ya mbak harus pake masker biar ga ketularan :) semoga sukses ya mak

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah skr mulai banyak orang tua yg sadar pentingnya vaksinasi ya Mbak. Moga2 penderita TB di Indonesia makin berkurang.
    Sukses ngontesnya Mbak :)

    ReplyDelete
  7. Aku dulu gak terlalu paham kalau ternyata BCG itu untuk pencegahan TBC Mak...
    Memang patut disesalkan ya mengapa ada anak2 yang tidak mendapat suntikan BCG

    ReplyDelete
  8. Terelalu berelebihan kli klo gk sampe harus Gk boleh pake fasilitas yg di pake penderita tb ingat tb itu menular karna air liur dara Dan butiran bersin yg di keluarkan penderita tb bukan dari sentuhan

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^