“Moko! Kamu tadi minum pakai
gelas dari sini, ya?” pertanyaan Mbak Nining yang dilontarkan dengan nada
tinggi membuatku tak urung menolehkan kepala dan mencari penyebab keributan.
“Iya, Mbak,” Moko menjawab dengan
raut wajah seperti maling yang baru tertangkap basah.
“Lain kali jangan pakai gelas
dari sini lagi, ya. Juga piring dan alat-alat makan lainnya. Kamu harus bawa
peralatan sendiri dari rumah. Kamu gak mau semua orang di sini ketularan penyakitmu
kan? Kasihan mereka kalau ikut ketularan.”
Nasihat panjang Mbak Nining
membuatku semakin penasaran. Ada apa sebenarnya? Aku baru mendapatkan
penjelasannya setelah kutanyakan ke Mbak Nining, berdua saja di dalam ruang
kerja kami.
“Moko itu punya penyakit TBC,”
jawab Mbak Nining.
Aku yang waktu itu belum mengerti
tentang penyakit TBC yang sekarang disebut TB, kecuali bahwa pasiennya suka batuk darah seperti yang
kulihat di sinetron-sinetron dan film Indonesia, memasang wajah ingin tahu
sehingga Mbak Nining pun menjelaskan tanpa diminta.
“Penyakit itu berbahaya dan
menular. Kita tidak boleh pakai barang-barang yang dipakai oleh penderita TBC,
karena bisa ketularan. Apalagi itu gelas, piring, sendok….”
Gejala Penderita Tuberkulosis |
“Mas Moko itu Mr. Clean, deh!”
kata seorang temanku. Suatu ketika, para pegiat perpustakaan mengadakan acara
naik gunung. Aku tidak ikut, karena tidak suka naik gunung. Bisa dikatakan bahwa aku ini anak
yang manja. Aku membayangkan di gunung tidak ada toilet, sulit mandi, tidak ada
sinyal hape, belum lagi capenya memanjat gunung.
“Semua peralatan makan punya dia
harus dipisah dan harus bersih. Tangan pun gak boleh kotor. Dia selalu sedia
gel pembersih tangan.” Temanku melanjutkan ceritanya. Aku rasa kebiasaan
bersih-bersih itu ada kaitannya dengan penyakit TB yang diderita Moko. Kuman TB
ada di mana-mana, apalagi dia penderita TB. Jadi, dia ingin memastikan semua
barang yang disentuhnya itu bersih agar kumannya tidak tersebar.
Akhirnya, aku pun berkesempatan
untuk menanyakan soal penyakit Tuberkulosis itu kepada Moko. Saat itu, dia baru
selesai makan dan hendak meminum obat.
“Kamu sakit ya, Ko?” tanyaku.
“Iya, penyakitku lagi kambuh,”
jawabnya.
“TB?”
“Iya.”
“Apa sih penyebabnya?”
Moko diam sejenak sebelum meneruskan
obrolannya. Mbak Nining memang kelihatannya antipati sekali dengan Moko, tapi
aku tidak. Mungkin karena aku belum terlalu paham bahayanya. Sikapku terhadap
Moko biasa saja. Aku tidak mengucilkannya seperti perlakuan orang yang takut
ketularan penyakit berbahaya. Mungkin Moko malas bercerita karena dia tidak
ingin bertambah lagi orang yang menjauhinya. Setelah kudesak, akhirnya dia mau
cerita juga.
Tahapan Penularan dan Pencegahan |
“Kalau kata ibuku sih karena aku
dulu tidak disuntik BCG,” jawabnya. “Banyak yang kena TB di tempat tinggalku.”
Dari penjelasan Moko pula kuketahui
bahwa vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dapat mencegah terjangkitnya
penyakit Tuberkulosis. Vaksin itu biasanya diberikan pada bayi baru lahir. Tak
banyak yang dijelaskan oleh Moko, kecuali bahwa dia bergantung pada
obat-obatan, terutama kalau penyakit TB-nya kumat yang ditandai oleh batuk
rejan (tidak berhenti-berhenti). Biasanya kalau dia sedang kecapaian atau
stress. Dia juga harus selalu menjaga kebersihan barang-barang yang
digunakannya, itulah mengapa dia mendapat julukan Mr. Clean. Sejak mendapat
teguran dari Mbak Nining, dia selalu membawa peralatan makan sendiri (piring,
gelas, sendok). Dia harus selalu menjaga kesehatan dengan tidak boleh terlalu capek dan stres agar penyakitnya tidak kumat.
Gejala penyakit TB diantaranya
adalah batuk kronis dengan bercak darah atau dahak, demam, berkeringat di malam
hari, dan berat badan turun. Penyakit TB pernah disebut sebagai penyakit
konsumsi, karena orang-orang yang terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis (kuman pembawa penyakit TB), mengalami
kemerosotan berat badan. Itu agaknya menjelaskan mengapa tubuh Moko terlihat
kurus kering. Setelah aku tahu bahwa penyakit TB disebarkan melalui udara bila
pasien TB sedang batuk, bersin, dan menyebarkan butiran ludah mereka, aku jadi
berhati-hati juga saat berdekatan dengan Moko. Alhamdulillah, sewaktu bayi, aku
sudah mendapatkan vaksinasi BCG, setidaknya dapat mengurangi ketertularan dari
penyakit Tuberkulosis. Penyakit ini memang benar-benar membutuhkan perhatian
yang lebih, karena berbahaya dan menular. Jika tidak diobati, penderita akan
meninggal dunia.
Mycobacterium Tuberculosis |
Mengetahui betapa cepatnya
penyebaran penyakit Tuberkulosis, maka kita perlu mewaspadai apabila menemukan
orang-orang yang diduga mengidap penyakit ini. Para ahli percaya bahwa
sepertiga populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis dengan
kecepatan satu orang per satu detik. Penyebaran Tuberkulosis sangat cepat di negara
berkembang, karena terbatasnya fasilitas kesehatan, pengetahuan, pendidikan,
kebersihan, dan jumlah penduduk yang banyak. Indonesia menduduki peringkat kelima tertinggi
dunia penderita TB pada tahun 2013. Walaupun telah mengalami penurunan
dibandingkan awal tahun 1990 yaitu peringkat ketiga dunia, tetap saja peringkat
kelima itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Artinya, kita masih harus
mewaspadai dan menanggulangi penyebaran penyakit TB.
Penyakit TB ini rasanya akan
semakin merajalela dengan munculnya komunitas antivaksin, yaitu orang-orang
yang tidak mau memvaksin anak-anaknya karena terpengaruh oleh kampanye negative
bahwa vaksin itu tidak halal. Mereka lebih memilih pencegahan secara herbal
yang belum teruji secara ilmiah. Vaksin BCG, saat ini menjadi satu-satunya
vaksin untuk mencegah tertularnya penyakit TB. Vaksin ini masih dikembangkan
lebih lanjut.
Apa langkah awal yang harus
dilakukan bila bertemu dengan orang yang memiliki gejala penyakit TB?
- Waspadai orang dengan gejala TB, yaitu: batuk terus-menerus, batuk berdahak lebih dari tiga minggu, nyeri dada, demam, sesak napas, penurunan berat badan secara drastis, berkeringat dingin di malam hari.
- Segera bawa ke dokter bila itu keluarga dekat kita dan lakukan tes penapisan penyakit, terutama bagi orang-orang yang berdekatan dengan penderita untuk diketahui apakah ikut terinfeksi atau tidak. Bagi yang belum mendapatkan vaksinasi BCG, harus segera divaksinasi agar tidak tertular.
- Bila terbukti orang itu terinfeksi TB, harus diberi pengobatan dan diisolasi sekitar dua minggu untuk perawatan efektif, sampai kumannya tidak lagi bisa menginfeksi orang lain.
- Hindari kontak dengan penderita TB, terlebih bila sedang batuk-batuk, meludah, berdahak, karena kumannya dapat cepat meloncat kepada orang lain. Dengan begitu, jangan gunakan benda-benda pribadi yang sama dengan penderita.
- Jaga kesehatan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari kuman TB, sehingga mengurangi risiko tertular karena kuman TB dapat cepat menghinggapi orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/ AIDS, penyakit berat lainnya seperti Diabetes Melitus, orang yang kurang makanan bergizi, stress, dan mudah capai.
- Berhati-hati dalam menggunakan fasilitas umum karena kuman TB ada di mana-mana: toilet, mal, kantor, rumah sakit, rumah makan, dan sebagainya. Perhatikan kebersihan fasilitas umum dan tempat tinggal.
Ayo ikut berkampanye melawan TB
agar Indonesia bebas dari TB salah satunya dengan menulis di blog mengenai
bahaya penyakit ini, pencegahan, dan pengobatannya. Bergabunglah dengan www.tbindonesia.or.id, Twitter: @TBIndonesia, Fanspage: Stop TB Indonesia.
*Nama-nama yang ada di dalam
cerita ini terpaksa disamarkan untuk menghargai privasi mereka.
Sumber:
www.wikipedia.org
www.tbindonesia.or.id
www.stoptbindonesia.org
www.depkes.go.id
aku juga baru tahu kalau dari vaksin BCG itu merupajkan vaksin untuk TB mbak
ReplyDeleteiya imuniisasi tuh perlu untu bayi
ReplyDeleteMbak Leyla malah harus pake masker kalo dekat2 mas Moko, mbak. Mudah2an dia bisa segera sembuh ya
ReplyDeleteAku sedih lho Mak, setelah punya anak ini baru ngeh kalau ternyata banyak antivaks di Indonesia, padahal seperti BCG yang untuk mencegah TB, vaksin2 lain juga untuk meminimalisasi penyakit2 seperti campak, polio dsb.
ReplyDeleteYa mbak harus pake masker biar ga ketularan :) semoga sukses ya mak
ReplyDeleteAlhamdulillah skr mulai banyak orang tua yg sadar pentingnya vaksinasi ya Mbak. Moga2 penderita TB di Indonesia makin berkurang.
ReplyDeleteSukses ngontesnya Mbak :)
Aku dulu gak terlalu paham kalau ternyata BCG itu untuk pencegahan TBC Mak...
ReplyDeleteMemang patut disesalkan ya mengapa ada anak2 yang tidak mendapat suntikan BCG
Terelalu berelebihan kli klo gk sampe harus Gk boleh pake fasilitas yg di pake penderita tb ingat tb itu menular karna air liur dara Dan butiran bersin yg di keluarkan penderita tb bukan dari sentuhan
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete