Wednesday, 12 February 2014

Kata Pertamanya: Ayah!

Ismail sekarang cerewet :D
“Jangan-jangan anak kita autis?” sepasang mata suamiku menatapku, dalam. Pandangan kami serentak tertumbuk pada sosok bayi mungil menjelang usia setahun, yang belum juga bisa mengucapkan sepatah kata pun. Autis? Pikiran awam kami mengira-ngira demikian karena Ismail tak hanya belum bisa berbicara, tetapi juga tak mau menatap orang-orang yang mengajaknya bicara. Sebagai orang tua, tentu saja kami cemas. Apalagi orang-orang di sekitar kami, terutama keluarga dekat, mulai ribut menanyakan mengapa Ismail belum bisa berbicara?

Memang benar, orang tua selalu menunggu-nunggu kata pertama dari anaknya. Kata apakah yang akan keluar dari mulut mungil anaknya? Sebagai ibu, tentu saya berharap Ismail akan mengucapkan kata “MAMA” sebagai kata pertama yang keluar dari mulutnya. Akan tetapi, saya harus menyerah pada takdir. Saya hamil lagi saat Ismail baru berusia 3 bulan. Ironisnya, saya tidak percaya diri untuk mengasuh dua bayi dalam waktu bersamaan, apalagi tanpa bantuan asisten rumah tangga. Ketika usia kehamilan anak kedua sudah 7 bulan, saya dan suami menitipkan Ismail ke rumah neneknya di Garut.
Jangan ditanya bagaimana perasaan saya. Saya terus menangis selagi masih di Garut, sampai pulang ke Bogor lagi tanpa membawa Ismail. Saya tahu itu kesalahan saya sendiri. suami memaksa untuk menitipkan Ismail ke neneknya setelah menyaksikan emosi dan psikis saya yang kacau balau akibat hamil besar sambil mengasuh bayi usia 10 bulan sendirian. Rencananya, kami akan menitipkan Ismail sampai saya melahirkan. Kami akan mencari asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan saya. Setelah Ismail pergi, setiap hari saya memandangi fotonya dan sangat merindukannya. Ah, ternyata memang benar, ibulah yang membutuhkan anaknya.
Entah benar atau tidak, ibu mertua bilang, Ismail tidak mencari mamanya. Mungkin juga karena dia belum bisa berbicara. Ismail juga tidak menangis dan dengan cepat melupakan saya. Hiks, saya jadi makin sedih. Namanya juga ibu mertua ya, selama diasuh oleh beliau, Ismail diajarkan berbicara, dan kata yang terus diulang-ulang oleh neneknya adalah “AYAH.” Yap, akhirnya, saya mendengar suara Ismail untuk pertama kalinya melalui gagang telepon. Dia menyebut kata “AYAH.” Saya senang, sekaligus sedih. Saya berharap dia menyebut kata “MAMA,” tapi dia lebih memilih kata “AYAH.” Suami saya tentu saja senang sekali. Yah, wajar saja, yang mengajari kan ibunya. Meskipun itu kurang menyenangkan, saya bahagia Ismail sudah bisa mengucapkan pertama.
Seminggu setelah saya melahirkan, Ismail kembali lagi kepada saya. Memang repot mengasuh dua bayi, yang satu usia setahun, satunya lagi sebulan. Tetapi serepot apa pun, lebih baik mengasuh sendiri daripada menitipkan ke orang lain. Ismail sempat melupakan saya, tidak ingat bahwa saya adalah mamanya. Hanya dua bulan berpisah dengannya, dia sudah tidak ingat mamanya. Bagaimana kalau bertahun-tahun? Saya menciuminya dan memperhatikannya benar-benar sehingga dia kembali ingat bahwa saya mamanya.
Perkembangan bicaranya tidak terlalu cepat. Sampai usia dua tahun, hanya beberapa kata saja yang bisa dia ucapkan. Suami sempat ingin memasukkan Ismail ke tempat terapi bicara. Sampai kemudian memilih untuk menstimulasinya sendiri dengan memberikan pensil dan kertas, karena Ismail tak mau bicara. Setelah adik bayinya bisa mengoceh, Ismail pun ikut-ikutan banyak bicara. Mereka sering menangis dan tertawa bersama-sama. Seiring berjalannya waktu, Ismail kini menjadi anak yang super duper cerewet, sampai saya sering sekali harus bilang, “Kakak, diam dulu yaaaaaa….”
Ya, kata pertama Ismail adalah “Ayah.” Tidak mengapa, yang penting dugaan kami dulu tidak terbukti. Toh, kedua adiknya mengucapkan kata “Mamah” sebagai kata pertama mereka :D







3 comments:

  1. stimulusnya pas adeknya ngoceh ternyata ya mbk,yeayyy....alhamdulillah.

    ReplyDelete
  2. anak pertama saya juga telat ngomong, soalnya saya kurang bawel sih... *sigh.... Setelah rajin diajak ngomong sama baca buku cerita baru deh banyak koleksi kosakatanya. Anehnya kalau gambar paling jago, padahal baru 2 tahun... :)

    ReplyDelete
  3. Saya jadi pengen ikutan nangis mak.... anak dipisah sama ibunya, teriris banget hiks...
    Tapi Alhamdulillah sudah berkumpul kembali ya... Semoga Ismail tambah cerewet lagi ya... :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^