Ismail sekarang cerewet :D |
“Jangan-jangan
anak kita autis?” sepasang mata suamiku menatapku, dalam. Pandangan kami
serentak tertumbuk pada sosok bayi mungil menjelang usia setahun, yang belum
juga bisa mengucapkan sepatah kata pun. Autis? Pikiran awam kami mengira-ngira
demikian karena Ismail tak hanya belum bisa berbicara, tetapi juga tak mau
menatap orang-orang yang mengajaknya bicara. Sebagai orang tua, tentu saja kami
cemas. Apalagi orang-orang di sekitar kami, terutama keluarga dekat, mulai
ribut menanyakan mengapa Ismail belum bisa berbicara?
Memang benar,
orang tua selalu menunggu-nunggu kata pertama dari anaknya. Kata apakah yang
akan keluar dari mulut mungil anaknya? Sebagai ibu, tentu saya berharap Ismail
akan mengucapkan kata “MAMA” sebagai kata pertama yang keluar dari mulutnya. Akan
tetapi, saya harus menyerah pada takdir. Saya hamil lagi saat Ismail baru
berusia 3 bulan. Ironisnya, saya tidak percaya diri untuk mengasuh dua bayi
dalam waktu bersamaan, apalagi tanpa bantuan asisten rumah tangga. Ketika usia
kehamilan anak kedua sudah 7 bulan, saya dan suami menitipkan Ismail ke rumah
neneknya di Garut.
Jangan ditanya
bagaimana perasaan saya. Saya terus menangis selagi masih di Garut, sampai pulang
ke Bogor lagi tanpa membawa Ismail. Saya tahu itu kesalahan saya sendiri. suami
memaksa untuk menitipkan Ismail ke neneknya setelah menyaksikan emosi dan psikis
saya yang kacau balau akibat hamil besar sambil mengasuh bayi usia 10 bulan
sendirian. Rencananya, kami akan menitipkan Ismail sampai saya melahirkan. Kami
akan mencari asisten rumah tangga untuk membantu pekerjaan saya. Setelah Ismail
pergi, setiap hari saya memandangi fotonya dan sangat merindukannya. Ah,
ternyata memang benar, ibulah yang membutuhkan anaknya.
Entah benar
atau tidak, ibu mertua bilang, Ismail tidak mencari mamanya. Mungkin juga
karena dia belum bisa berbicara. Ismail juga tidak menangis dan dengan cepat
melupakan saya. Hiks, saya jadi makin sedih. Namanya juga ibu mertua ya, selama
diasuh oleh beliau, Ismail diajarkan berbicara, dan kata yang terus
diulang-ulang oleh neneknya adalah “AYAH.” Yap, akhirnya, saya mendengar suara
Ismail untuk pertama kalinya melalui gagang telepon. Dia menyebut kata “AYAH.” Saya
senang, sekaligus sedih. Saya berharap dia menyebut kata “MAMA,” tapi dia lebih
memilih kata “AYAH.” Suami saya tentu saja senang sekali. Yah, wajar saja, yang
mengajari kan ibunya. Meskipun itu kurang menyenangkan, saya bahagia Ismail
sudah bisa mengucapkan pertama.
Seminggu
setelah saya melahirkan, Ismail kembali lagi kepada saya. Memang repot mengasuh
dua bayi, yang satu usia setahun, satunya lagi sebulan. Tetapi serepot apa pun,
lebih baik mengasuh sendiri daripada menitipkan ke orang lain. Ismail sempat
melupakan saya, tidak ingat bahwa saya adalah mamanya. Hanya dua bulan berpisah
dengannya, dia sudah tidak ingat mamanya. Bagaimana kalau bertahun-tahun? Saya menciuminya
dan memperhatikannya benar-benar sehingga dia kembali ingat bahwa saya mamanya.
Perkembangan
bicaranya tidak terlalu cepat. Sampai usia dua tahun, hanya beberapa kata saja
yang bisa dia ucapkan. Suami sempat ingin memasukkan Ismail ke tempat terapi
bicara. Sampai kemudian memilih untuk menstimulasinya sendiri dengan memberikan
pensil dan kertas, karena Ismail tak mau bicara. Setelah adik bayinya bisa
mengoceh, Ismail pun ikut-ikutan banyak bicara. Mereka sering menangis dan
tertawa bersama-sama. Seiring berjalannya waktu, Ismail kini menjadi anak yang
super duper cerewet, sampai saya sering sekali harus bilang, “Kakak, diam dulu
yaaaaaa….”
Ya, kata
pertama Ismail adalah “Ayah.” Tidak mengapa, yang penting dugaan kami dulu
tidak terbukti. Toh, kedua adiknya mengucapkan kata “Mamah” sebagai kata
pertama mereka :D
stimulusnya pas adeknya ngoceh ternyata ya mbk,yeayyy....alhamdulillah.
ReplyDeleteanak pertama saya juga telat ngomong, soalnya saya kurang bawel sih... *sigh.... Setelah rajin diajak ngomong sama baca buku cerita baru deh banyak koleksi kosakatanya. Anehnya kalau gambar paling jago, padahal baru 2 tahun... :)
ReplyDeleteSaya jadi pengen ikutan nangis mak.... anak dipisah sama ibunya, teriris banget hiks...
ReplyDeleteTapi Alhamdulillah sudah berkumpul kembali ya... Semoga Ismail tambah cerewet lagi ya... :)