Sapi kurban Ismail dan 6 orang lainnya :-) |
Bulan Oktober lalu, umat muslim
merayakan hari raya Idul Adha atau Qurban. Alhamdulillah, keluarga kami
bisa ikut berkurban untuk yang kedua
kalinya di lingkungan komplek perumahan. Insya Allah, kami berniat untuk rutin
berkurban walaupun tidak setahun sekali. Bisa jadi dua tahun sekali atau tiga
tahun sekali. Sebenarnya tahun ini pun kami tidak merencanakan berkurban,
karena si bungsu baru keluar dari rumah sakit. Tak disangka, Allah menggerakkan
kami untuk tetap berkurban di tengah banyaknya kebutuhan. Seorang panitia
kurban menghubungi kami dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan satu orang lagi
yang mau berkurban karena biaya untuk membeli satu ekor sapi masih kurang.
Sama seperti dua tahun lalu, kami
berkurban secara patungan dengan enam orang lain, membeli seekor sapi. Perhitungannya
kan satu ekor kambing untuk satu orang pengkurban, satu ekor sapi bisa unuk
tujuh orang pengkurban. Tahun ini, kurban kami mengatasnamakan Ismail, si
sulung, berhubung ayah dan ibunya sudah
pernah berkurban di tahun sebelumnya. Jika masih diberi kesempatan, di
tahun-tahun berikutnya akan bergantian mengatasnamakan anak-anak yang lain,
lalu kembali lagi ke ayah dan ibunya. Begitu terus sampai anak-anak dewasa dan
bisa berkurban sendiri. Aamiin….
Ismail menatap sapi kurbannya |
Kami ingin mengikuti jejak bapak
mertua yang setiap tahun berkurban. Ada ataupun tidak ada dana, harus
diusahakan. Mungkin cara ini bisa diikuti. Tahun pertama berkurban, suami ikut
arisan kurban di komplek, satu bulan Rp 100.000. Jadi, pada saatnya kurban,
jumlah yang terkumpul Rp 1.200.000. Tergantung harga sapinya pada saat itu. Kalau harganya naik, kami
tinggal menambahi sisanya. Kalau ikut arisan biasa saja kita bisa, mengapa ikut
arisan kurban tidak bisa? Kami ingin menanamkan semangat berkurban kepada
anak-anak. Setelah salat Idul Adha, suami mengajak anak-anak melihat sapi
mereka yang akan dipotong. Suami mengatakan kepada Ismail, kalau sapi itu atas
nama dia. Dagingnya akan dibagi-bagikan kepada warga yang membutuhkan. Ibadah
Qurban sendiri bermula dari mimpi Nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih
anaknya, Ismail (yang namanya saya pakai untuk nama si sulung), tetapi Allah
mengganti Ismail dengan seekor domba sebagai pertanda bahwa umat Islam
disunahkan berkurban dengan menggunakan binatang ternak (domba, sapi, kerbau).
Ritual ini mengajarkan beberapa
hal kepada anak-anak:
Pentingnya berkurban dengan harta
yang dicintai untuk memperoleh cinta Allah Swt.
Ketika kita mencintai seseorang,
ada kecenderungan untuk berkurban. Begitu juga kalau kita mengaku mencintai
Allah. Harta yang kita miliki sesungguhnya milik Allah, lalu mengapa kita tidak
mau mengurbankan sebagian kecil milik-Nya, di jalan-Nya? Berkurban dengan harta
yang dicintai adalah wujud cinta kepada Allah Swt. Jika dilandasi oleh cinta, maka
kelak anak-anak akan mudah menaati perintah dan menjauhi larangan Allah dengan
mudah.
Mengajarkan semangat berbagi
kepada orang lain.
Walaupun ibadah kurban itu
diniatkan untuk Allah, dagingnya tetap akan kembali kepada kita dan orang-orang
di sekitar kita. Sebagian dari daging kurban, diberikan lagi kepada si
pengkurban untuk dinikmati bersama keluarga. Sebagian lainnya dibagikan kepada
orang-orang yang membutuhkan. Anak-anak belajar berbagi tanpa merasa harus
berat hati. Menghilangkan sifat pelit di dalam diri masing-masing. Memberikan pengertian
bahwasanya di dalam harta kita ada sebagian milik orang lain.
Sidiq dan Salim ikut nonton |
Memberikan pendidikan agama
tentang asal usul ibadah kurban.
Suami saya menjelaskan kepada
Ismail sejarah kurban, sebagaimana yang sudah disebutkan di atas. Dari situ,
Ismail menyerap pelajaran mengenai agamanya. Kelak dia akan memahami asal usul
ritual agama yang dilakukannya, tak sekadar ikut-ikutan. Orang tua seharusnya
memang menjadi guru pertama bagi anak-anak dalam mengajarkan pendidikan agama
(dan apa pun). Tak perlu susah-susah, cukup dalam praktek keseharian.
Semoga semangat berkurban ini
dapat tertanam di dalam jiwa anak-anak saya. Aamiin….
Ide bagus Mak. Bisa juga ya arisan kurban. -̶̶•-̶̶•̸Ϟ•̸Thank You•̸Ϟ•̸-̶̶•-̶ ™ tulisannya mencerahkan :)
ReplyDeleteArisan kurban bisa jadi solusi bagi yang ingin berkurban (y) ...
ReplyDeleteWah enak bgt kl ada arisan qurban yq mbak, ga berasa tau2 udh siap aja dananya. Mo ngusulin ide ini ahh ke emak2 kompleks... Thanks for sharing :-)
ReplyDeleteAlhamdulillah ya masih bisa berkurban, Mak ^^
ReplyDeleteIdenya oke punya itu, Mak. Jadinya, pas waktu berkurban udah tinggal menghitung kekurangannya saja :)
Skrg semakin banyaknya ya, org2 yg ingin berkurban dgn cara arisan qurban. Cara yg mudah jika ingin berqurban :D
ReplyDeleteArisan qurban itu juga sudah banyak yg ikut di tempatku mbak :)
ReplyDelete