Saya dan suami punya kesepakatan
jika tahun lalu kami berlebaran di rumah orang tua saya, maka tahun ini kami
berlebaran di rumah orang tua suami. Tentu saja setiap tahun kami mengunjungi orang
tua, tapi salat Iednya itu bergantian. Rumah orang tua saya tak jauh dari rumah
kami, hanya 1,5 jam perjalanan, tetapi tetap saja kami tak sering pulang karena
selalu ada kesibukan. Sedangkan rumah
orang tua suami di Garut, dan memakan waktu 7 jam perjalanan dalam
keadaan lancar jaya. Sebenarnya, dalam setahun itu kami beberapa kali pulang
kampung, tapi kalau lebaran ya tetap mudik. Gak seru kan kalau gak mudik. Kami
hapal bahwa mudik di hari libur pastilah macet. Kalau mudiknya ke rumah orang
tua saya sih gak masalah, tapi mudik ke Garut itu lho….
Pas berangkat sih udah ketawa-ketawa gini |
Pusat kemacetan berada di Tol
Cileunyi, lalu Nagrek, dan terakhir di Kadungora. Kalau pas macet-macetnya,
bila perjalanan dari Nagrek ke Bojongsalam (rumah orang tua suami) biasanya hanya dua jam, itu bisa sampai lima
jam. Luar biasa. Kami pernah beberapa kali terjebak dalam kemacetan parah, oleh
karena itu kami berusaha menyiasatinya. Yang namanya terjebak macet pasti kan
gak enak, apalagi kami mudik membawa tiga anak kecil-kecil. Mereka pasti rewel
sekali kalau dikepung kemacetan. Siapa yang betah berada di dalam mobil terlalu
lama?
Alhamdulillah, cuti lebaran
kemarin sudah dimulai sejak tanggal 5 Agustus, hari Senin. Kami bisa mudik tanggal 3, tapi suami pikir
jalanan bakal macet. Jadi, kami putuskan untuk mudik tanggal 5. Kenyataannya,
jalanan belum macet, sepertinya orang-orang baru mulai cuti tanggal 6.
Untunglah di tanggal 5 pun jalanan belum macet. Masalahnya adalah, seminggu
sebelumnya, saya dan anak-anak sakit flu berat, dimulai dari anak yang sulung,
lalu tengah, bungsu, dan saya. Yang parah adalah kondisi si bungsu yang baru
berusia 11 bulan, sehingga kami memutuskan untuk ke dokter anak dulu. Dokter
menyuruh kami kembali lagi hari Senin, tanggal 5, untuk memeriksakan si kecil,
tapi kami malah mudik!
Hari pertama lebaran: ulang tahun Nenek ke 59. Angka 9 dibalik jd 6 |
Perjalanan memang lancar jaya,
dan si kecil sudah menunjukkan tanda-tanda sehat. Kami bisa sampai di Garut
dengan selamat. Malamnya, badan saya menggigil lagi dan si kecil juga! Wah, kok
kambuh ya sakitnya? Padahal, seharian tadi kami sudah enak badan. Sampai hari
lebaran, kondisi si kecil tak kunjung membaik. Saya juga mengalami panas dingin
yang kambuh menjelang malam. Flu dan batuk juga semakin parah. Hari ketiga
lebaran, kami memutuskan untuk membawa si kecil ke klinik. Kondisi si kecil
sudah mengkhawatirkan, tak mau makan, obat pun tak masuk karena muntah terus.
Dokter menyuruh untuk rawat inap, dan kami terpaksa membatalkan rencana pulang
kembali ke Jakarta esok harinya.
Akhirnya Salim dirawat di rumah sakit, hiks |
Dirawat berdua di rumah sakit, Salim jd kuruuus |
Rupanya, kami satu-satunya pasien
di rumah sakit itu! Semua pasien sudah pulang menjelang lebaran, karena mau
merayakan lebaran di rumah. Seram juga ya jadi satu-satunya pasien di rumah
sakit. Enaknya sih, kami bisa memilih kamar mana saja dengan tariff yang sama,
jadi kami pilih kamar yang besar dengan satu tempat tidur. Serasa tidur di
hotel, hehehe…. Si kecil dirawat selama empat hari, Alhamdulillah keadaannya
membaik dengan cepat meskipun dia trauma dengan jarum suntik. Kasihan,
tangannya yang mungil sudah harus ditusuk jarum infuse tiga kali, karena sulit
mencari nadinya.
Alhamdulillah, sudah sehat dan bisa ikut ke ultah sepupunya |
Itulah pengalaman mudik yang
berkesan buat kami, yaitu mudik ke rumah sakit. Walaupun cukup mengkhawatirkan,
tetapi saya dan si kecil bisa benar-benar beristirahat ya selama di rumah sakit
itu. Ternyata saya terkena gejala thypus, otomatis harus beristirahat. Walaupun
yang diinfus hanya si kecil, saya juga menikmati istirahat di rumah sakit. Semoga
tidak terulang lagi, siapa juga yang mau dirawat di rumah sakit meskipun
pelayanannya seperti hotel bintang lima. Pengalaman ini memberikan pelajaran
agar di lain waktu, kami benar-benar
sehat dan bugar ketika mudik.
----------------------------------------------------
Setiap peristiwa ada hikmahnya. Alhamdulillah, tulisan ini menang kuis Lomba Forum Republika Online #MudikBerkesan2013 dan dapat voucher makan di Hanamasa. Padahal, tadinya gak niat ikutan. Berhubung ada ceritanya, buru-buru deh ikutan. Apalagi lombanya diperpanjang. Ini kali yang namanya kalau sudah rejeki gak akan ke mana :-)
uwah nggak kebayang juga ya mbk,sakit di ramh sakit,sendirian,,serem hehehe......
ReplyDeleteuwah,selamat ya mbk :D..makan makannn
Krn moment lebaran, mgk pasien yg minta pada pulang semua ya Mbak, krn sakitnya sdh baikan jd mereka pd pengen berlebaran di rumah.
ReplyDeleteaduh ga tega liat Salim diinfus:'( tabah banget...suka ga kebayang da kalo ngalamin...huuu mudah2an ngga akan...aminnn<(_ _)>
ReplyDeleteklo saya Ramadhan di rumah sakit, karena suami dirawat di rumah sakit, Allhamdulillah begitu lebaran udah bisa dirumah lagi
ReplyDeletesaran saya, bila dokter menganjrkan untuk kembali memeriksakan diri, padahal bertepatan dengan waktu mudik, sebaiknya beritahu saja ke dokternya bila hari itu mau mudik, dan minta rujukan dari dokter yg bisa kita gunakan untuk check up pada dokter yang ada di lokasi kita mudik......,
ReplyDeletethypus itu harus istirahat banyak loh, untunglah semuanya bisa teratasi dengan baik ya...alhamdulillah....salam :-)
Mba Hanna, enak-enak aja koq sendirian di rumah sakit, nyaman dan sepi :D
ReplyDeleteMbak Ririe, iya betul, pada pengen lebaran di rumah.
Asri, aaamiin.. mudah2an jangan diinfus yaa
Mba Lisa, alhamdulillah bisa lebaran di rumah ya, Mba
Mas Hari, terima kasih sarannya. Iya harus istirahat.
Duh, macet parah bikin anak-anak tak nyaman dan drop. Saya juga pernah alami hal demikian. Cuma saat itu keluarga sehat jadi paling demam biasa usai bepergian jauh.
ReplyDeleteHikmahnya, semoga anak-anak bisa lebih kuat dan kita sebagai ortu waspada pada kondisi fiksik keluarga kala hendak bepergian jarak jauh.
Nagreg memang biang macet karena ada penjaluran arah dan kontor jalannya jadi harus hati-hati. Lebaran kemarin usai mudik dari Bandung, di sana angkot yang kami tumpangi bersenggolan dengan mobil pribadi yang hendak ke Garut. Sopir angkotnya ceroboh ambil jalan jalur Garut bukannya sabar antre sesuai urutan menuju jalur Tasik.
Selamat menang lomba, semoga blog ini bisa dijauhkan dari para copaser atau yang berniat jahat. Diproteksi agar aman.