Surat Cinta Kakak |
Suatu siang saat aku sedang
menemani anak-anakku menonton film kartun kesukaan mereka, kubelai kepala
Ismail. Sesuatu yang sering kulakukan kepada anak-anakku, tapi kali ini
menimbulkan reaksi yang berbeda dari Ismail.
“Mama jatuh cinta ya sama Kakak?”
Hah? Aku terkejut.
“Jatuh cinta apa, Kak?” tanyaku,
masih bingung.
“Mama belai lambut Kakak, Mama
jatuh cinta sama Kakak ya?”
Aku tertawa, meski otakku sibuk
berpikir. Ya ampun, Ismail sudah tahu kata “jatuh cinta,” dari mana ya? Kata
Ismail, kalau laki-laki dan perempuan saling sayang-sayangan, itu namanya jatuh
cinta. Oh my God, tepok jidat. Anak lelakiku yang baru berumur 5 tahun, sudah
tahu jatuh cinta???
Belum habis keherananku, suatu
hari dia pulang dari sekolah dan mengucapkan kalimat yang lagi-lagi membuatku
terpana.
“Ma, kata Uci, Kaka boleh pacalan
sama dia. Kalau pacalan, Kakak halus bikin sulat cinta.”
Aku bengong, apa aku gak salah
dengar? Anakku sudah mau pacaran? Mau bikin surat cinta? Uci itu nama salah
satu teman perempuannya di PAUD. Ya Allah! Ismail tahu dari mana, ya? Ngomong “R”
saja belum bisa sudah mau pacaran?? Pingsan dulu, deh.
Akhirnya, aku cuma bilang, “sekarang
Kakak belum boleh pacaran ya, soalnya Kakak masih kecil.” Ismail
mengangguk-angguk. Dan saat tantenya menggoda soal “pacaran,” dia pun menjawab,
“Kakak belum boleh pacalan, soalnya Kakak masih kecil.” Alhamdulillah….
Anak-anak begitu cepat menyerap
informasi, dari mana saja. Mungkin saja ada dari film kartun yang ditontonnya.
Padahal, aku hanya menyetelkan saluran teve khusus anak yang kuperhatikan
sangat selektif dalam menayangkan program-program acara mereka. Soal pacaran dan
surat cinta, mungkin dari pergaulan dengan teman-temannya di PAUD. Wong, pernah
Ismail pulang dari sekolah, lalu menyanyikan lagu Gangnam Style beserta
jogednya yang khas itu. Sungguh, di rumahku tak pernah menyetelkan lagu Gangnam
Style, bahkan amat sulit mendengarkan suara musik di rumah kecilku. Aku tak
mengizinkan lagu-lagu yang belum pantas didengar oleh anak-anakku, bergaung di
rumahku. Yah, itulah dampak dari sosialisasi, tapi kalau anak-anak dikungkung
terus di dalam rumah kok ya protektif sekali. Nanti dia kaget kalau sudah
seharusnya bergaul di luar rumah. Orangtualah yang mesti lebih pintar dari
anak-anak. Benar-benar tantangan berat mendidik anak di zaman sekarang.
Oya, ini surat cinta yang dibuat
oleh Ismail, katanya sih untuk mamanya, heuheu…. Entah dari mana dia belajar
menulis simbol cinta?
Hahahahaha....lucu... Ehem, akhirnya leyla bisa ngerasain deg degan yang sering aku rasain...
ReplyDeleteeh...bang smaily gambarnya bagus.*salah fokus ama curhatan emaknya.hehehe.... ola juga udah banyak nanya beberapa kalimat"cinta,seksi,dll."aku berusaha membijakkan diri aja jawabnya meski bingung beuddddd....sebenernya.xixixi
ReplyDelete