Monday, 1 April 2013

Ma, Kakak Jatuh Cinta

Surat Cinta Kakak

Suatu siang saat aku sedang menemani anak-anakku menonton film kartun kesukaan mereka, kubelai kepala Ismail. Sesuatu yang sering kulakukan kepada anak-anakku, tapi kali ini menimbulkan reaksi yang berbeda dari Ismail.


“Mama jatuh cinta ya sama Kakak?”

Hah? Aku terkejut.

“Jatuh cinta apa, Kak?” tanyaku, masih bingung.

“Mama belai lambut Kakak, Mama jatuh cinta sama Kakak ya?”

Aku tertawa, meski otakku sibuk berpikir. Ya ampun, Ismail sudah tahu kata “jatuh cinta,” dari mana ya? Kata Ismail, kalau laki-laki dan perempuan saling sayang-sayangan, itu namanya jatuh cinta. Oh my God, tepok jidat. Anak lelakiku yang baru berumur 5 tahun, sudah tahu jatuh cinta???

Belum habis keherananku, suatu hari dia pulang dari sekolah dan mengucapkan kalimat yang lagi-lagi membuatku terpana.

“Ma, kata Uci, Kaka boleh pacalan sama dia. Kalau pacalan, Kakak halus bikin sulat cinta.”

Aku bengong, apa aku gak salah dengar? Anakku sudah mau pacaran? Mau bikin surat cinta? Uci itu nama salah satu teman perempuannya di PAUD. Ya Allah! Ismail tahu dari mana, ya? Ngomong “R” saja belum bisa sudah mau pacaran?? Pingsan dulu, deh.

Akhirnya, aku cuma bilang, “sekarang Kakak belum boleh pacaran ya, soalnya Kakak masih kecil.” Ismail mengangguk-angguk. Dan saat tantenya menggoda soal “pacaran,” dia pun menjawab, “Kakak belum boleh pacalan, soalnya Kakak masih kecil.” Alhamdulillah….

Anak-anak begitu cepat menyerap informasi, dari mana saja. Mungkin saja ada dari film kartun yang ditontonnya. Padahal, aku hanya menyetelkan saluran teve khusus anak yang kuperhatikan sangat selektif dalam menayangkan program-program acara mereka. Soal pacaran dan surat cinta, mungkin dari pergaulan dengan teman-temannya di PAUD. Wong, pernah Ismail pulang dari sekolah, lalu menyanyikan lagu Gangnam Style beserta jogednya yang khas itu. Sungguh, di rumahku tak pernah menyetelkan lagu Gangnam Style, bahkan amat sulit mendengarkan suara musik di rumah kecilku. Aku tak mengizinkan lagu-lagu yang belum pantas didengar oleh anak-anakku, bergaung di rumahku. Yah, itulah dampak dari sosialisasi, tapi kalau anak-anak dikungkung terus di dalam rumah kok ya protektif sekali. Nanti dia kaget kalau sudah seharusnya bergaul di luar rumah. Orangtualah yang mesti lebih pintar dari anak-anak. Benar-benar tantangan berat mendidik anak di zaman sekarang.

Oya, ini surat cinta yang dibuat oleh Ismail, katanya sih untuk mamanya, heuheu…. Entah dari mana dia belajar menulis simbol cinta?

2 comments:

  1. Hahahahaha....lucu... Ehem, akhirnya leyla bisa ngerasain deg degan yang sering aku rasain...

    ReplyDelete
  2. eh...bang smaily gambarnya bagus.*salah fokus ama curhatan emaknya.hehehe.... ola juga udah banyak nanya beberapa kalimat"cinta,seksi,dll."aku berusaha membijakkan diri aja jawabnya meski bingung beuddddd....sebenernya.xixixi

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya. Mohon maaf, komentar SPAM dan mengandung link hidup, akan segera dihapus ^_^